"Dion?!"sahut seseorang dari belakang membuat laki-laki yang menutup mata Naula tadi menoleh.
"Lo ngapain?"tanya Naysa heran.
"Berarti... yang ini "segera ia melepaskan tangan nya dari mata Naula.
"Haahahahahah.....jadi lo salah orang ya"celetuk Naysa diiringi tawanya.
Naula pun berdiri dan berbalik,Ia terkejut ternyata yang menutup matanya tadi seorang laki-laki yang bahkan tidak ia kenal.
"Eh,sorry ya gue kira lo Naysa "
ujar Dion sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal."Huh?oh iya "ujar Naula.
"Nah,Naula ini Dion dia itu sahabat gue dari orok. Dion,ini Naula dia ini sahabat gue dari pertama masuk SMA "ujar Naysa memperkenalkan kedua sahabatnya ini.
"Oh jadi lo udah punya sahabat baru ya di belakang gue pantes aja nggak pernah ngirim e-mail lagi sama gue terus nggak pernah hubungin gue "ujar Dion cemberut.
"Ih masa gue terus yang duluan hubungin lo,seharusnya lo sebagai cowok yang duluan hubungin gue "ujar Naysa tak kalah cemberut.
"Gue kan mau jual mahal sama lo, jadinya lo peka dong "ujar Dion.
"Idih najis gue "Naysa bergidik ngeri saat melihat Dion begiti.
"Gini-gini juga ngangenin kan?"goda Dion sambil memainkan alisnya.
"Ogah"ketus Naysa.
Naula yang bingung dengan perdebatan Naysa dan Dion ini hanya bisa memandangi mereka dan tertawa kecil saat melihat pertengkaran mereka yang menurut Naula lucu.
"Ehm..kering banget nih tenggorokan gue"ujar Dion sambil memegang lehernya.
"Terus?"ujar Naysa ketus.
"Peka dikit kek ambilin air minum "ujar Dion cemberut.
"Iye iye.. eh La lo mau minum apa?"tanya Naysa pada Naula.
"Emm..air es aja deh "ujar Naula.
Setelah itu Naysa pergi berlalu dari hadapan kedua sahabatnya itu.
Hening.hanya hening yang ada di halaman belakang rumah Naysa. Naula yang sibuk dengan ponselnya dan Dion yang sibuk dengan pikirannya.
Canggung mungkin itulah yang dirasakan keduanya.
"Ehmm..."deheman Dion yang membuat Naula menoleh.
"Gimana sahabatan sama tuh anak?"tanya Dion.
Naula mengerti yang dimaksud adalah Naysa pun menjawab.
"Rame kok"jawab Naula.
"Lo bener Naysa itu orangnya rame,baik ya walaupun kadang ngeselin"ujar Dion tersenyum.
"Lo udah berapa lama nggak ketemu sama Naysa?"tanya Naula.
"Hampir 6 tahun "ujar Dion berfikir.Naula pun hanya ber-oh ria.
"Oiya gue dengar lo mau sekolah di SMAN Nusa Bangsa ya?"ujar Naula melirik Dion.
"Iya nih, gue sih sebenernya nggak mau main asal pindah sekolah aja soalnya lo kan tahu sebentar lagi mau tryout... huft "
Ujar Dion sambil menatap langit malam yang penuh dengan bintang.
"Bener juga sih "balas Naula.
"Minuman ala chef Naysa udah datang "celetuk Naysa dari belakang sambil membawa nampan berisikan minuman.
"Bikin minum aja bangga lo "
ledek Dion sambil mengambil minumannya."Biarin aja"ujar Naysa tak mau tahu.
Setelah itu mereka terlibat dalam perbincangan yang cukup akrab.
_____________
Pukul 07.30 wita tandanya semua siswa-siswi memasuki kelas mereka masing-masing.
Langsung saja Naula dan Naysa duduk di kursi masing-masing. Tak berapa lama guru pengajar pun masuk dengan buku-buku yang ada di tangannya.
"Selamat pagi anak-anak "sapa Erikke pada anak muridnya.
"Selamat pagi Bu"sahut murid-murid yang berada di kelas XII IPA 2 tersebut.
"Baik hari ini Ibu akan mengenalkan kalian teman baru yang baru pindah dari London"Ujar Erikke pengenalan.
Terlihat semua siswa dan siswi berbisik-bisik.
"Dion ayo masuk"panggil Erikke dan langsung saja di ambang pintu sudah berdiri Dion di sana.
Tampak siswi-siswi banyak yang terlihat kagum menatap ketampanan Dion."Ayo Dion perkenalkan diri kamu"ujar Erikke mempersilahkan.
"Nama gue Ardiansyah Dion Fahlevi kalian bisa panggil gue Dion. Gue pindahan dari London karena harus ngikutin orang tua jadi gue menetap di Jakarta. Salam kenal"ujar Dion ramah sambil tersenyum. Yang membuat banyak sekali siswi yang terpesona dengan ketampananya.
"Baik..silahkan Dion kamu bisa duduk di kursi sebelah Naula"ujar Erikke menunjukan tempat kosong.
"Baik Bu"ujar Dion sopan lalu berjalan ke arah yang sudah ditunjukan.
"Hai"sapa Dion pada teman yang di sebelahnya siapa lagi jika bukan Naula.
Naula yang merasa disapa pun ia hanya tersenyum ramah pada Dion sambil menyiapkan buku yang akan ia pelajari."Baik anak-anak hari ini kita akan mempelajari tentang fisika kalian bisa buka buku halaman 288 "ujar Erikke mengarahkan muridnya.
____________
"Woy.. "sahut Naysa mendekati Naula dan Dion.
"Enak ya lo pada bisa satu kelas lah gue "celetuk Naysa merengut.
Ya memang benar jika kelas Naysa dan Naula berbeda."Gue mah bersyukur nggak sekelas ama lo"sahut Dion yang mendapat jitakan dari Naysa.
"Udah-udah mending kita ke kantin aja "lerai Naula.
"Gue setuju..laper nih"ujar Dion setuju.
Mereka pun jalan berdampingan bertiga menuju ke kantin banyak sepasang mata yang melihat apalagi siswi-siswi yang kagum dengan Dion.
Naula yang tidak biasa menjadi pusat perhatian pun hanya bisa menunduk. Sepertinya Dion tahu jika Naula tidak nyaman dengan keadaan ini, ia pun menggandeng tangan Naula sepanjang jalan ke kantin.
Naula yang kaget dengan perlakuan Dion pun berusaha melepaskannya namun Dion enggan untuk melepaskannya.
"Udah lo tenang aja"ujar Dion tersenyum.
Deg
Deg
Deg_____________
Tbc:*
Sorry banget kalau ceritanya absurd...
KAMU SEDANG MEMBACA
Late
RandomTerlambat?ya.. Aku memang terlambat untuk menyadari perasaan ini. Perasaan yang entah sejak kapan memenuhi hati dan pikiranku.. Aku telah membuat kesalahan besar lebih memilih cinta masa lalu ku dan melupakannya... __________ Cerita ini terinspira...