Part 3

77 1 0
                                    

2 bulan kemudian......

Aku tidak tau harus berbuat apa kepadanya , setelah kejadian tersebut aku dan Rendy tak saling sapa. Mungkin benar kata orang ketika dunia berputar like a wheels. Yang semula kami berdua seakrab perangko dikemudian hari kami berpisah sejauh bentangan langit dan bumi.
Pagi hari menjelang siang, sebatang coklat dan minuman buavita kotak berada diatas mejaku. dan secarik memo kecil berwarna kuning yang bertuliskan

" Back to My arms my angels

- Bad Boy "

masih ada juga yang berbuat seperti itu. Dengan kencang ku teriakkan tanpa sadar Rendy ada di belakangku.

"Aku bukan wanita yang mudah luluh hanya dengan sebatang coklat dan buavita, atau benda apapun . Hatiku sudah menjadi keras dan hampir tidak menerima kehadiran seorang pria di hatiku" .Rendy memandang ke arahku sambil tersenyum manis dan menuju arahku sambil menanyakan dari siapa aku mendapat coklat dan buavita tersebut. Ku jawab dengan senyuman sengit karena bukan urusan dia juga.

Bel pulang sekolah berbunyi
"Oliv" teriak Rendy , tarikan tanganya yang menarik ku terasa sakit sekali di pergelangan tangan kananku.

"Ikut aku plis, sekali ini saja, ada suatu hal penting yang harus aku bicarakan padamu"

tatapan tajam matanya yang mengerikan membuatku tertunduk dan menganggukan kepala.

" Selama ini kamu mengindar dari aku cuma karena Linda ? jujur liv aku gapernah ada hubungan dengan Linda, menyentuh badannya pun aku sama sekali tidak ingin. Kami hanya berteman tidak melebihi pertemanan kita Liv. Percaya aku Liv , kasih aku kesempatan satu kali ini saja. Aku Mohon..."

Rendy memohon mohon padaku agar aku mau kembali denganya lagi, tapi entahlah. Hati ini sudah buta mungkin dan tertutup untuknya. FREEZE....... saat itu juga tanganku menjadi dingin , ini nerves atau apalah aku tak tau. Dan mau tidak mau aku harus berkata iya. Langit senja, baju putih abu-abu dan tebing pinggiran puncak menjadi saksi kembalinya membaik pertemanan kami.

Matahari pelan- pelan mulai tenggelam, waktunya kami kembali ke alam kami masing-masing. Rendy mengantarku sampai depan rumah. Rendy bilang padaku dan berjanji akan selalu bersamaku, menjagaku sampai kapanpun .Sebelum aku turun dari mobil. Ketika aku akan membuka sabuk ku dia dulu mendekat padaku. Aku pikir dia akan melakukan sesuatu pada bibir mungilku namun, dia hanya menahan tanganku dan mebukakan seat belt ku dan mempersilahkanku untuk masuk kerumah bukan dengan kata-kata tapi dengan senyuman nafsunya.

Sampai masuk kamar notif line ku berbunyi dan kubaca pesan darinya

" Selamat beristirahat , jumpa esok Putriku "

tak bisa kugambarkan perasaanku hari ini. Antara meleleh, tegang, dan senang bercampur aduk menjadi satu seperti adonan cake. Setelah itu karena aku lelah, aku mandi dan segera menempati kasur empuk berwarna pink disamping meja riasku.


teeet...tettt.... klakson mobil yang tak asing kudengar posisinya tidak jauh dari depan gerbang rumahku. Rendy membuka jendela kaca dan mengajakku untuk berangkat bersama ke sekolah. Saat aku melangkah dia keluar dari mobil dan menyuruhku berhenti saat itu juga. Aku tercengah dan bertanya padanya. Dia mengambil tasku dan membukakan pintu sebelah kiri untukku seperti putri saja aku ini. Aku harus pintar dan sadar diri untuk tidak jatuh cinta kepada sahabatku ini. Tapi apa daya mulai detik ini perasaan ini berbeda untuknya.Hari demi hari kami lewati bersama. Pergi kesana kesini tanpanya seperti baju dipasang tanpa celana rasanya tidak pantas dilihat.

Suatu hari kami berdua pergi untuk membahas farewell tour angkatan kami yang kami rencanakan untuk berlibur ke pulau indah yang dekat dengan ibukota daripada harus ke Bali. Yakni dikepulauan seribu. Dan ada beberapa pulau disana yang akan kami jelajahi. Sebuah cafe di dekat bundaran memang salah satu tempat favourite kami untuk berbincang . Coffee - coffee yang disajikan memang bukan coffee biasa. Tepatnya Coffee shop. Table set coffee shop tersebut memberi kesan yang lebih romantis dan privasi. Sehingga kami berdua memilih untuk berbincang disitu.

"Mbak, Vanilla Latte and Avocado Vanilla satu ya ...... "

"iya mas atas nama siapa ?"

"Renol ya mas "

Aku bertanya pada Rendy, kenapa namanya Renol. Kata Rendy sih karena aku dan dia layaknya couple Rendy and Oliv. Aku tercengah dan berkata "oh gitu ya , keren banget hah " dengan wajah setengah sengit kulontarkan ke wajah Rendy. Aku fikir makin freak aja itu anak seperti tak ada aturan.

"Ayo Ren, gimana ini jadi bahas atau lo mau ngopi doang gue temenin sih. "

"Maafkan aku liv" kata Rendy memegang tangan kananku.

Kami membahas beberapa hal yang harus kami penuhi seperti anggaran angkatan , dana yang dibutuhkan alokasi alokasi lain dan hal- hal yang menyangkut tentang tour yang akan kami adakan ini.

Terlihat seorang wanita dewasa cantik menggunakan seragam SMA dan rajutan rompi berwarna abu-abu sambil jalan ke arahku dan mengangkat tangan kananya . Menyebut nama Rendy. Aku hanya melihatinya dari bawah sampai ujung kepala dengan hati yang bergejolak penuh api. Ini yang dinamakan cemburu.

" hey bro..... ini gini anggaran angkatan segini... dana yang dibutuhkan segini " sambil membuka buku besar si cewe itu.

" Lo sabar dong bro, salam duduk dulu baru ngomong "

"heh ya maaf ... nama gue Nandya , lo siapa nya Rendy "

" Ummmm... partner kerja aja " kataku sambil membenahi kacamata.

Sejak itulah rasanya ada lalat yang berkeliaran disekitarku dan Rendy.

Tak lama kemudian, kesimpulan hasil rapat kami sudah ada. Kita akan pergi ke Pulau Tidung dan Pulau Umang pada akhir agenda kami bersamaan dengan Prom Night nanti. Untuk dana kurasa tak ada masalah. Namun ada beberapa masalah, karena sekolah tidak akan menginzinkan kami berpergian tanpa didampingi guru. Apalagi untuk acara hiburan malam seperti itu. Akhirnya pada saat itu kami memutuskan untuk mengundang Pak Jason dan Bu Rei saja agar lebih nyaman anak-anak bertingkah. Lagian guru tersebut juga telah dinobatkan sebagai guru terfavorit  kami. Di kemudian hari aku dan Rendy berbagi tugas. Rendy melobby bu Rei dan aku merayu Pak Jason agar mereka mau menemani kami semalaman dan beberapa hari dalam rangka farewell tersebut. Finally, we git it !~ . Dan semua sudah siap tinggal menunggu hari- H nya nanti unutk bersenang- senang kurang lebih 10 hari lagi kami akan berstatus menjadi alumnus. 

Sekarang H- 2 Ujian Nasional sehingga kami harus pulang kerumah untuk beristirahat lebih awal agar tidak mengganggu kesehatan kami. Setelah sampai rumah, mamaku terlihat cantik berada diluar rumah sambil membawa tas branded kesayanganya. Aku diantar Rendy masuk ke halaman rumah.

" Ma... mau ke mall ? nitip J.C.O ya...."

" Eh ini ya yang namanya Rendy ? " mama tak menghiraukan suaraku.

"Oh.. iya tante. Kok tau ?"

"Ayo masuk kedalem dulu nak " Menarik tangan Rendy.

Aku masuk kamar dan ganti baju seragamku. Sementara mama masih berbincang dengan Rendy. Aku tak tahu apa yang mereka bicarakan, yang pasti mereka membicarakan tentang aku walaupun hanya secuil dari pembicaraan mereka. Tau tau mama memanggilku dan berpamitan untuk pergi ke mall dan menggandeng tangan Rendy.

" whaat.. ma , mama ngapain ke mall bareng Rendy ?"

" Biarin lah ma berondong manis .." Genit mamaku mulai muncul.

"Idiih ibuk sadar udah punya anak "

Rendy menyaut pembicaraanku. Dia bilang mamaku hanya ingin nebeng sampai depan mall aja mumpung rumahnya lewat mall. Syukur deh hatiku berbisik.

" Duluan ya ..."

"oh iya thanks coffee nya "

Rendy membukakan pintu untuk mamaku. Melambaikan tangan untuk ku. Pertemuan hari ini kuahkiri dengan senyuman manisku.


Long Distance RelationshipWhere stories live. Discover now