part 4

76 3 0
                                    


Seluruhnya istirahat ditempat grak !
H-1 Ujian Nasional tingkat SMA akan dilaksanakan. Saat itulah kami anak kelas XII SMA merasakan kesedihan karena kami harus menghadapi ujian yang lumayan dan berpisah dengan kawan kawan kami yang selama 3 tahun kami hidup bersama dalam satu wadah ini.
Tangisan para siswa bukan membuatku ikut menangis tetapi memotivasi aku untuk mengerjakan soal soal besok dengan penuh semangat agar tidak mengecewakan orang orang terdekat yang aku sayang. Aku telah berjanji pada diriku bahwa aku akan mendapat nilai tertinggi satu sekolah ini dan masuk ke PTN favorit di Indonesia dan 2 bulan sebelumnya aku sudah memiliki cadangan mendaftar King's Collages London dengan menyodorkan sertifikat ujian cambridge A Levels. Setelah upacara pembukaan dilanjutkan dengan doa bersama. Hal ini semakin membuatku merinding.
Setelah itu kami pulang sekolah. Sebelum pulang Rendy memintaku untuk menemaninya semalaman ini sebelum UN besok. Aku menerima tawaran Rendy tersebut. Ku telfon mamaku dan meminta izin belajar bersama di rumah Rendy dan pulang sekitar pukul 8 malam. Mamaku menyetujui begitu saja karena mungkin mamaku tahu siapa dan bagaimana sikap si Rendy terhadapku.
"Oliv.... Temenin belajar aku malam ini ya "
" um yaaa ... "
" aku punya sesuatu untukmu esok "
Aku bingung apa yang akan Rendy berikan padaku. Kata katanya semakin membuatku penasaran. Sambil kami belajar sambil kami bercanda di kamar Rendy.
" Eh ka Oliv ..... " saut adek laki laki Rendy.
" He ... Hay Aqsa apa kabar ? Lama ya kita ga ketemu "
Aqsa keluar kamar Rendy dan masuk lagi membawakan hpnya dan bertanya padaku apakah pacarnya cantik menurutku.
" Kamu ini Aqsa ada ada aja... Masih kelas 3 SD udah punya pacar aja"
Aku langsung berkaca diri bahwa dlu aku juga pacaran ketika masih kecil kanak kanak belum remaja.
Setelah dari kamar mandi Rendy mendekatiku tiba tiba memelukku dan mengusir Aqsa.
" Sana anak kecil pergi ini urusan orang dewasa"
Aqsa teriak menyebut mamanya. Rendy melepaskan pelukan dan meminta maaf sebelumnya padaku.
Karena pagi besok mapel yang diujikan bahasa indonesia maka kami belajar mapel tersebut hingga tuntas.
Aku sudah mulai mengantuk. Akhirnya aku meminta Rendy untuk memgantarku pulang. Sebelum sampai rumah Rendy berhenti di tengah jalan dan menawariku untuk membeli coffee langganan kami. Tapi aku menolaknya karena sudah lebih dari jam 8 tepatnya lewat 3 menit. Kami melanjutkan perjalanan kami. Di perjalanan aku tertidur . Aku terbangun ketik jarak 2 meter dari gerbang rumah mungkin itu sugesti dari alam bawah sadar. Tapi Rendy berhenti tiba tiba dan mencoba merayuku. Rendy mengambil bunga mawar yang ada di jok belakang tempat dudukku. Dia memegang halus tangan kananku. Dengan perasaan berapi api aku sudah mulai mengerti apa rasanya cinta sebenarnya. Rendy memegang bahuku. Dia menatap ke arah mataku hingga leher. Dia mulai maju maju maju mendekati bibirku. Gerimis hujan terdengar diatas mobil sangat keras pukulanya. Seperti apa yang aku rasakan. Tapi aku sadar besok kami menjalani ujian sebagai penentu kelulusan.
" Rendy... Stop ini udah malem "
Rendy mundur dan meminta maaf rasanya seperti canggung setelah berbuat seperti itu. Akhirnya perasaan kami berdua menggenang santai sampai depan rumah. Ku ucapkan terimakasih dan selamat istirahat padanya begitu juga dia.

Klakson mobil terdengar di depan gerbang rumah. Rasanya seperti ojek jika begini terus.
" Oliv ayooo cepetan"
Aku berlari dan salim kepada mama , karena terburu. Hari pertama UN rasanya seperti masuk kedalam lubang yang cahayanya setengah redup. Semoga hari kedua bertambah cahayanya. Aku dan Rendy menjadi beda kelas karena sesuai dengan nomor ujian nasional. Rendy terlihat santai menghadapi ujian tersebut. Tapi aku sedikit tidak yakin akan dirinya. Setelah ujian berkahir siswa siswi berhamburan dan saling mencocokkan jawaban. Itu bukan style ku. Karena belum tentu jawaban mereka benar. Rendy menghampiriku dan bertanya keadaku bagaimana kesan ujian hari pertama bagiku. Aku hanya tersenyum karena aku hanya yakin 85% belum 100% untuk mapel bahasa indonesia ini. Karena memang lumayan sulit menentukan majas majas dan yang lainya. Kulontarkan balik pertanyaan itu pada Rendy. Rendy menjawab baik baik saja. Syukurlah kami berdua bisa mengerjakan setelah semalaman kami belajar dan mereview materi.
Rendy mengantarku ke rumah dan dia berjanji bahwa sore nanti dia akan kerumahku gantian untuk belajar bersama lagi. Hari kedua mapel yang diujikan memang agak sulit yakni matematika disinilah aku akan benar benar diuji. Maka dari itu aku meminta Rendy untuk mengajariku.
" soreee tante .... " mengotong mengotong donat JCO kesukaanku kedalam rumah.
Mamaku menyambut kedatangan Rendy dengan baij dan mempersilahkan Rendy masuk ke kamarku. Sembari Rendy membuka JCo aku menyiapkan buku latihan UN matematika dan kertas buram.
" serius amat mbak... "
Rendy menyebalkan. Memang dia the King of Mathematics tapi jangan ngeremehin aku juga kali. Dia mengajariku dengan sabar dan teliti. Ketika jawabanku salah dia langsung membenarkan dan mengajariku dengAn rumus The Kong rumus buatanya yang cepat dan selalu jawabanya benar alias efisien. Sambil kami belajar aku mencoba untuk bertanya padanya mengenai bagaimana cara belajar matematika yang benar. Dia menerangkan kepadaku dari A- Z dengan lengkap tanpa ada satu point yang tertinggal. Rendy mengajakku untuk taruhan nilai matematika UN jika nilaiku lebih besar dia akan menuruti permintaanku dan ketika nilainya lebih besar, maka aku akan menuruti permintaanya kembali.
Jam dinding sudah menunjukkan pukul 9 malam. Rendy tertidur di bawah bed ku. Aku mencoba membangunkan tapi tak berhasil. Mamaku sudah tidur semua orang yang ada dirumahku terlelap. Semua lampu sudah mati. Rendy tetap saja tak bangun. Akhirnya aku berinisiatif untuk mengambil selimut dan menaruhnya diatas badan Rendy. Ketika kumulai menaruhkan tangan Rendy malah menarik belakang pundakku dan mencoba merangkul. Alhasil aku terjatuh di dadanya yang kekar. Pada saat itu aku mulai mantap dengan perasaanku terhadapnya. Ketika Rendy tidur aku menatapnya mulai dari rambut dengan kuhelai , turun kebawah hingga bibirnya yang merah. Saat dia bergerak melepaskan pelukanya aku sadar bahwa besok aku masih sebagai pelajar SMA. Aku tertidur disebelah Rendy. Pagi subuh saat aku bangun Rendy sudah tak ada dan meninggalkan note kecil yang bertuliskan
" maaf ya aku ngerepotin kamu
Jam 6 siap siap depan rumah "
Saat itu aku terbangun dan melihat jam pukul setengah 6. Aku bergegas mandi dan sarapan pukul 6 tepat aku sudah rapi dan menunggu Rendy.
Aku menunggu Rendy sekitar 20 menit belum sampai juga. Aku berusaha menelfon Rendy tapi tak ada jawaban sama sekali. Aku bergegas lari dan mencari taxi dan pergi ke rumah Rendy. Ternyata Rendy masih tertidur dengan memakai seragam di meja makan nya dengan tangan kanan memegang roti tawar berselai stroberi. Ku bangunkan Rendy dan kami langsung pergi ke sekolah naik taxi yang kunaiki tadi. Rendy meminta maaf padaku lagi karena di ketiduran dan tidak menjemputku.
" udah gapapa jangan dipikirin , pikir matematika dulu aja"
Setelah sampai sekolah kami duduk di bangku masing masing dan mulai mengerjakan. Soal matematika kali ini terlihat tidak serumit biasanya. thanks God dalam batinku. 60 menit kemudian ku matikan komputer dan kelur dari lab karena UN kami berbasis CBT. Hari kedua berjalan dengan lancar begitu juga hari ketiga dan seterusnya.
Hari terkahir kami semua berdoa dan berharap semoga kami lulus dengan nilai terbaik setelah kami berusaha semaksimal mungkin. Untuk merayakan telah selesainya UN Rendy mengajakku makan malam disebuah resto yang terlihat romantis tatanan ruang nya. Disitulah kami berbincang dan membicarakan masa depan kami masing - masing.

                                              " Tonight is the best night that i"ve ever found " -

                                                                                  .............................


Long Distance RelationshipWhere stories live. Discover now