Sarangheo Sungjae -8-

1.3K 118 5
                                    

Sudah setengah jam aku duduk di samping Sungjae. Setelah di kompres, ia sudah tidak lagi menggigil, bisa ku lihat wajahnya yang damai dari sini.

'Dasar bodoh! Kau mengorbankan dirimu untukku' lirihku dalam hati.

Aku menengok pada jam dinding di kamar ini.
Aku ingin mandi namun tidak ingin membangunkan Sungjae.
Ku lihat lagi wajahnya yang sangat tenang, kurasa tidurnya sangat nyenyak. Aku pun memutuskan untuk hendak mandi lalu membuat bubur untuknya.

Saat aku ingin berdiri, tiba-tiba tanganku di pegang oleh Sungjae, aku langsung terduduk kembali dan memandang wajahnya.

"Jangan pergi" lirihnya, matanya masih tertutup seakan tidak ingin bangun.

"Sungjae" panggilku.

"Bagaimana keadaanmu? Apa masih dingin? Kau mau makan? Akan ku buatkan bubur jika kau mau" aku mendekatkan badanku dan menempelkan punggung tanganku di keningnya, masih lumayan dingin, namun tidak sedingin tadi.

Ku lihat ia mulai membuka matanya dan memandangku.
"Aku mau kau disini. Temani aku, sebentar saja, jangan pergi" ucapnya lirih. Aku tersenyum kecil sama dan mengangguk.

"Baiklah" jawabku sekenanya.

"Boleh aku bertanya?" Ia memalingkan kepalanya padaku.

"Apa?"

"Kau kemana tadi malam?" Tanyanya. Aku takut jika harus mengatakan yang sejujurnya, namun aku tidak ingin berbohong.

"Kemarin? A-aku pergi ke rumah pamannya Ahn Jae Hyun. Kau pasti tau Ahn Jae Hyun kan?" Kataku, ku lihat matanya membesar.

"Ya. Sejak kapan kau mengenal Ahn Jae Hyun?" Tanyanya lagi, dengan nada yang tenang.

"Baru saja kemarin. Ta-tapi, apa kau marah?" Tanyaku hati-hati.

Kulihat ia tersenyum kecil samar.
"Untuk apa? Ini juga kesalahanku tidak bisa menemanimu" saat aku melihat matanya, aku tahu itu tidak betul. Mungkin ia cemburu? Oh, aku terlalu percaya diri.

"Hm" gumamku.

"Tidur lah, aku akan membuatkanmu bubur" lanjutku, kemudian ia mengangguk dan menutup matanya kembali.

Aku langsung bergegas pergi ke dapur. semula aku ingin mandi terlebih dahulu, namun ku urungkan niat itu dan memilih untuk membuatkan Sungjae bubur.

Sesampainya di dapur, aku langsung menyiapkan alat dan bahannya untuk membuat bubur, dan hanya dalam waktu lima belas menit bubur untuk Sungjae sudah jadi.
Aku menaruh bubur itu di mangkuk, lalu ku taruh di atas baki bersama segelas air putih, aku berjalan dengan hati-hati ke kamar yang di tempati Sungjae.

Sesampainya disana, aku menaruh baki di nakas sebelah kasurnya dan mencoba membangunkan lelaki itu.

"Sungjae" panggilku dengan halus, aku memegang tangannya. Tidak perlu waktu lama ia sudah membuka kedua matanya.

"Cepat sekali" katanya, lalu ia mencoba bangun namun meringis kecil karena mungkin masih pusing. Aku membantu menaruh bantal untuk menjadi sandaran duduknya. Setelah selesai, aku mengambil mangkuk bubur dan menyuapinya.

"Kau tidak boleh sakit!" Komentarku sambil menyuapinya.

"Jangan lakukan hal bodoh yang bisa menyakiti dirimu sendiri seperti ini!" Seruku lagi, aku menyodorkan gelas air minum padanya, ia pun meminumnya beberapa tegukan.

"Jadi kau khawatir?" Tanyanya sambil mengangkat satu alisnya.
Aku yang sedang mengaduk bubur pun terhenti dan menatapnya.

"Tentu saja" jawabku, ku lihat ia tersenyum kecil sambil menatapku.

****

Sehabis menyuapiku, Sohyun izin untuk mandi lalu kembali lagi ke sini untuk menemaniku.

Aku mengambil handphoneku yang berada di nakas sebelah kasur yang ku tempati.
Dahiku mengernyit melihat banyak sekali notifications dari aplikasi Line.

Para personil BTOB yang lain menanyai keberadaanku sekarang. Pasti mereka sedang panik disana, bodohnya aku lupa untuk mengabarinya.

Yook Sungjae: maaf, aku lupa memberi tahu kalian. Aku sudah di Korea

Balasku, setelah menekan tombol send, aku pun langsung mematikan notifications, karena mereka pasti akan spam di group Line. Personil BTOB tidak ada yang tidak heboh.

Aku membuka email dan membacanya satu per satu, sampai pada email yang dikirimkan managerku dua hari yang lalu sebelum ia cuti.

Aku membelakkan kedua mataku saat membaca isi email tersebut.

Sebuah kontrak?!

Aku terkejut. Bukan karena apa apa, tapi ini kontrak We Got Merried, sebuah acara TV swasta.
Segera aku yang tadinya pusing langsung duduk di atas kasur menatap handphoneku.

Bagaimana ini? Jika aku menolaknya, pasti akan tersebar gosip bahwa aku mempunyai seorang kekasih dan bisa bisa saja paparazi akan menguntitku dan bukankah itu juga bahaya bagi Sohyun jika aku bersamanya?

Dan jika aku menerima kontrak itu, bagaimana dengan Sohyun? Aku ingin menyatakan perasaanku padanya, tidak mungkin aku berpacaran tapi disisi lain aku mempunyai kekasih di dunia virtual.

Arggh!!

Aku menjambak rambutku geram karena tidak tahu apa yang harus aku lakukan.
Aku menghela nafas kesal.

"Ada apa denganmu, oppa?"

*****

Hai hai!! Maaf ya telat update ceritanya...
Aku sibuk dengan tugas sekolah dan kadang suka gak mood nulis karna beberapa hal hehe.

Semoga kalian suka!
Enjoy!!! Terima kasih buat 1k lebih readersss, sarangheooo!

Love,
Kim So Hyun

Sarangheo Sungjae (BTOB fanfict)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang