Yeayy, i'm comeback
sblmnya aku mau minta maaf karna terlalu lama next cerita ini.
dan klo cerita ini tdk menarik, i'm so sorry..happy reading guyss..
***
Cakka menggeleng, "Tidak. Aku sama denganmu"
Shilla menaikkan salah satu alisnya, "Apa maksudmu?"
"Aku juga di khianati oleh kekasihku"
Appaa?! Bagaimana mungkin lelaki yang sempurna seperti Cakka ini bisa dikhianati sama sepertiku. Huh, sungguh tidak tahu diri sekali wanita itu. Batin Shilla
"Dia mengkhianati ku hanya karena harta. Dia meninggalkan ku demi seorang laki-laki yang ternyata sama brengsek sepertinya" jelas Cakka
"Tapi kenapa kau menceritakan semua ini padaku?"
"Kau istriku. Sudah seharusnya kau mengetahui masa lalu ku. Dan aku juga sudah mengetahui seluruh masa lalumu yang kelam itu"
Kelam? Ya memang.
Dan kenapa Cakka senang sekali berkata tentang 'suami istri' pada Shilla. Membuat Shilla sedikit agak risih dengan perkataan itu.**
Sudah satu bulan Cakka dan Shilla hidup bersama, menjadi sepasang suami-istri, tinggal dalam satu atap dan tidur dalam satu ranjang. Satu bulan yang membosankan tentunya bagi Cakka. Dia masih belum berani untuk melakukan hal seperti suami-istri pada umumnya. Cakka takut jika ia melakukannya, Shilla akan menutup pintu hatinya rapat untuk Cakka. Dan Cakka tidak mau seperti itu
Hari sudah semakin malam, suara jangkrik terdengar jelas. Hempasan angin yang dingin mengguncang tubuh mungil Shilla. Memang sudah dari tadi ia mencoba untuk memeramkan matanya namun tidak berhasil. Ia memutuskan untuk duduk di balkon yang ada di luar kamarnya. Shilla memang sengaja meminta kepada Cakka untuk membuatkan pintu yang bisa menuju balkon. Biasanya, dirumah kedua orang tuanya -dulu- ia sering sekali duduk sambil melihat indahnya bulan.
Cakka mengubah posisi tidurnya. Tangan Cakka mencoba merabah-rabah tempat tidurnya namun tidak menemukan Shilla. Cakka mencoba mengerjap-ngerjapkan matanya dan menarik selimut yang sedari tadi menutup sebagian tubuhnya
"Hoaaamm" Cakka menggeliat
Di lihatnya posisi disebelahnya, tidak ada sosok istrinya
"Kemana Shilla?" Cakka mencoba mengedarkan padangannya. "Apa mungkin dia dikamar mandi?"
Tak sengaja matanya melihat kesebuah pintu yang terbuka -tidak terlalu besar- dan terlihat jelas seseorang yang sedang Cakka cari ada disana.
Cakka beranjak dari tempat tidurnya. Dan berjalan menghampiri Shilla
**
"Kamu tidak tidur?"
Suara berat Cakka cukup mengagetkan Shilla. Shilla menoleh kearah Cakka dan tersenyum padanya
Shilla menggeleng, tatapannya kembali beralih kepada bintang bintang yang bertebaran dengan indah di langit.
Cakka berjalan melewati Shilla dan duduk disebuah bangku yang ada disamping Shilla
"Aku tidak bisa tidur" tatapan Shilla masih sama, melihat bintang.
Cakka ikut menatap bintang,
"Ternyata kamu juga suka ya melihat bintang-bintang itu?"
"Ya. Dulu saat aku masih tinggal bersama mama dan papa, aku sangat sering menghabiskan malamku dengan melihat bintang jika aku sedang tidak bisa tidur seperti saat ini"