Anna keluar kelas yang bertuliskan ruang 10, ruang dimana ia selama seminggu duduk dengan lembar soal yang membuat kepala rasa nya ingin pecah, apalagi pelajaran yang berbau rumus apalagi kimia. Untung saja anna kebagian duduk paling belakang dekat dinding jadi dapat memudahkan anna untuk bersiul sana-sini.
Anna keluar dengan tas yang merah-hitam nya berada dipunggung anna, sambil mengeluarkan hape nya yang pop up nya sudah penuh dengan notifikasi hape nya.
Anna bersandar pada balkon depan ruang ujian nya yamg bercat abu-abu tua. Anna menengok ke kanan kiri baru sedikit orang yang keluar dari ruangan nya.
Anna membuka aplikasi line nya dan melihat banyak chatting grup yang sudah menumpuk. Pertama kali anna membuka yang ia rasa penting yaitu grup sekolah angkatan nya dan ada 3 chat disana.
Untuk siswa/siswi kelas sepuluh, sepulang ujian harap kumpul dilapangan. Akan diberi pengarahan untuk camping besok.
Kaos seragam untuk besok bisa diambil di ruang display room.
Tidak ada yang berkomentar disini. Terimakasih.
Tidak terlalu penting isi nya. Bahkan tadi sudah diberi tahu melalui radio sekolah untuk berkumpul dilapangan. Pikirnya
Anna melihat isi chat grup kelas nya yang meminta contekan lewat grup. Nyepam di line orang aja. Batin anna.
"Gila sastra inggris susah juga ya soal-soal nya" keluh diva saat keluar dari ruangan yang disusul dengan ara dan dita.
Anna mendongak mendapati sahabat nya sudah berada didepan anna, mereka mebicarakan soal-soal yang sudah berlalu tadi.
"Anna lu keluar cepet amat dah" kata ara
Anna nyengir mendengar pertanyaan ara lalu menjawab "gini deh buat apa gue duduk dibelakang terus atas kepala gue ada wifi nempel di dinding atas ditambah lagi ujian nya pake laptop, buat apa ara kalo ga digunain" sambil memainkan alis nya
Sahabat nya itu mendengus mendengar jawaban anna.
"apalah gue duduk didepan nya pengawas" kata dita pasrah
"Nasib kita bertiga tuh sama duduk didepan pengawas" kata dinda menunjuk ara dan dita.
Benar saja ketiga sahabat nya itu duduk sederet didepan pengawas, jangankan menyontek bahkan nengok saja mereka tidak berani. Tapi tidak untuk anna ia merasa bukan sedang ujian lebih tepat nya ia merasa sedang dapat tugas dan guru nya hanya asik duduk di meja nya yang membuat anna leluasa melakukan apapun.
"Kebawah yuk" kata wilda tiba-tiba datang dari arah ruangan nya
Fyi. Ruangan wilda itu beda dari sahabat nya yang lain, karena huruf abjad awal nya yang membuat apapun terpisah dengan wilda.
••
"Nanti setelah diskusi dengan kelompok sangga kalian, ketua sangga dan wakilnya nya berkumpul didepan ruang meeting room ya" kata pak zainal memerintahkan kami semua untuk berdiskusi dengan kelompok yang sudah dibagi.
Anna satu kelompok dengan tiga orang sahabat nya itu kecuali wilda. Lagi-lagi karena huruf abjad awal nya. Ia harus masuk ke kelompok sangga 3, sementara anna, dita, diva dan ara masuk ke kelompok sangga satu.
Anna dan kelompok nya memilih diskusi dibawah pohon. Mereka membagi barang bawaan yang sama rata untuk besok, sambil sesekali bercanda dalam diskusi an nya.
"Eh tunggu deh" celetuk dea ---salah satu anggota sangga 1--- dengan tiba-tiba.
Semua yang tadi nya bercanda jadi terdiam mendengar dea berbicara seakan itu penting dan semua nya menyimak dan menunggu kelanjutan omongan dea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annabella
Teen FictionSeberapa besar rasa suka terhadap gebetan yang kita suka, akan kalah ketika merasakan jatuh cinta tanpa alasan.. -tidak ada versi prolognya.. Maaf-