Final 04: Get The Lady Boss Back
-Gilbert's PoV-
Aku bergegas menghampiri mobilku yang masih terparkir di halaman rumah Guskin. Anak buahku membukakan pintu untukku dan aku segera masuk ke dalam. Aku mengeluarkan ponselku, lalu menekan tombol dial ke nomor An-Hee, berharap kalau ia akan segera menjawab dan memberiku penjelasan.
Namun sayang, aku tidak mendapatkan jawaban dari ponselnya. Dengan sedikit cemas aku meminta anak buahku menelpon ke rumah untuk disambungkan ke Riley sementara aku masih berusaha menelpon ke ponsel An-Hee beberapa kali lagi.
"Boss, saya sudah tersambung dengan Riley."
Aku mengambil ponsel anak buahku dan mendengar Riley bertanya, "ada masalah apa, Boss?" Aku menjelaskan pada Riley kalau An-Hee lagi-lagi hilang. "Riley, bisakah lacak dimana An-Hee berada saat ini? Aku sudah menanam alat pelacak di tuxedo yang ia kenakan." ujarku. Riley memintaku menunggu sebentar, sementara ia membuka laptop untuk melacak keberadaan An-Hee.
Aku sudah belajar dari pengalaman masa lalu bagaimana bocah itu selalu saja menghilang dan terjebak dalam masalah. Karena itu aku meminta penjahit langgananku untuk merancang tuxedo, bahkan semua pakaian yang akan dipakai An-Hee keluar dengan tambahan alat pelacak. Aku mungkin terlalu konyol, tapi apapun itu—ini lebih baik daripada aku harus kehilangan bocah itu kesekian kalinya lagi.
"Boss, kurasa An-Hee ada di sebuah bangunan tak berpenghuni di daerah Vaganskovsky."
"Vaganskovsky? Kau yakin?"
"Ya, Boss. Aku mendapat sinyalnya dari sana. Aku tahu ini aneh tapi kurasa ada seseorang yang membawa An-Hee ke sana." ujar Riley.
Tentu saja aku setuju dengan apa yang Riley bilang, seseorang pasti membawa An-Hee kesana. Vaganskovsky adalah daerah pemakaman, An-Hee tidak begitu tahu daerah-daerah di Moskow, tapi bukan berarti dia sengaja tersesat sampai ke Vaganskovsky.
"Riley, kirim bocah-bocah ke Vaganskovsky. Aku akan menyusul mereka." ujarku. Riley memberi respon siap dan mengakhiri telepon kami. Di saat yang sama, aku melihat Guskin keluar dari rumah pesta dan bergegas masuk ke dalam mobil pribadinya yang juga sudah terprkir di halaman depan.
"Boss, apa kita akan pergi ke Vaganskovsky?" tanya anak buahku. Aku memintanya diam dan kembali mengamati Guskin. Ia menghidupkan mobilnya lalu bergegas melaju keluar dari halaman rumah.
Aneh sekali, kenapa tuan rumah meninggalkan pestanya?
"Jalankan mobilnya, kita akan menjemput bocah jalangku." ujarku memerintah dan mobilkupun melaju pergi meninggalkan halaman rumah Guskin. "Boss, apa anda ingin mengikuti tuan Guskin?" tanya anak buahku lagi yang paham kalau aku sedang mengamati gerak-gerik Guskin sebelumnya. "Tidak, tidak perlu. Kita lihat saja nanti setelah tiba di Vaganskovsky." jawabku. Mobilpun melaju dengan cepat menuju daerah pemakaman.
*.*.*.*
-AUTHOR'S POV-
Riley memutar kursinya dan melemparkan tatapan ke arah Ian. "Ada perintah dari Boss," ujar Riley. Ian menghentikan tangannya yang tengah membersihkan senapan, lalu menatap Riley. "Apa perintah Boss?". "Suruh Neo dan Kakak beradik itu pergi ke Vaganskovsky." ujar Riley. "Untuk apa?" tanya Ian yang merasa aneh meminta dua bocah gila ke daerah pemakaman.
"An-Hee terjebak masalah lagi."
"Oh, shit..!"
"Bergegaslah Ian, atau Boss akan menembakmu kalau kita terlambat."
"Yeah, I got it!" Ian berbangun dari duduk nyamannya lalu berlari keluar dari ruangan, namun ia kembali ke dalam ruangan, membuat Riley sedikit geram dan kesal. "Ada apa?!" tanya Riley, "Aku akan bilang ke Boss supaya bocah itu diajari caranya melindungi diri!" ujar Ian dan berlari keluar ruangan lagi. Riley memutar bola matanya tak percaya lalu kembali sibuk di depan layar komputer, mengamati titik merah yang masih berada di daerah Vaganskovsky.
KAMU SEDANG MEMBACA
SINFUL -Judgement- [ 2 ]
ActionSequel : SINFUL Roda kehidupan semua makhluk hidup terus berputar, tidak terkecuali Gilbert dan An-Hee. Meski roda kehidupan berputar, dosa mereka tidak akan pernah pudar. Song An-Hee yang mulai menjalani kembali hidupnya bersama Gilbert Rossivekaya...