6

1K 20 0
                                    

"Gua cape ay,kita duduk dulu di sini yah?" Pinta aira padaku saat aku dan aira sedang berolahraga lari pagi di sebuah taman yg tak jauh dari rumah ku.ketika di rumah aku dan aira sedang asyik menikmati keindahan yg ada di atas balkon kamarku.aku dan aira pun memutuskan untuk pergi berolahraga di taman.
"Tunggu ya ra,gua mau beli minum dulu bentar" sambil berlari kecil meninggalkan aira sendiri di kursi taman.
Dan aira pun hanya mengangguk dengan wajah yg kelelahan.
Aku pun pergi mencari orang yg berjualan air minum untuk aira.ketika aku sedang berlari,entah kenapa kakiku tiba_tiba terhenti dan kedua mataku tertuju pada seorang lelaki separuh baya yg sedang  mondar mandir menghampiri orang untuk menawari minum.sepertinya dia seorang pedagang asongan.entah apa yg aku rasakan saat itu,tapi hati ini sangat tersentuh melihat seorang bapak tua yg seharusnya diam di rumah istirahat tapi ini malah berjualan membiarkan badan nya kelelahan.
aku pun menghampiri bapak itu untuk membeli minum.
"Pak,saya beli minum nya ya dua" pintaku pada bapak tua itu.
"Iah neng ini" dia mengasihkan ku air minum yg aku inginkan tadi.
"Bapak terlihat kelelahan,ayo duduk dulu pak?" Ajak ku pada bapak itu ke sebuah kursi panjanh di taman itu.
Dan dia pun mengikuti ajakan ku tadi dan dia duduk bersama ku seperti satu orang pasang kekasih.
"Boleh saya bertanya pada bapak?" Aku mulai mengajak bapak itu berbincang.tapi kali ini aku sedikit serius mengobrol dengan nya.dan tanpa menjawab bapak itu hanya menganggukan kepalanya sedikit sambil melihat ke arahku.
"apa setiap pagi bapak seperti ini,berjualan asongan di taman ini?" Tanyaku dengan sedikit rasa penasaran.
"Iah nak,setiap pagi bapak selalu berjualan di sini.bahkan bisa sampai sore juga" jawab bapak itu menjelaskan pertanyaan ku tadi padanya.
"Memangnya,anak bapak tidak bekerja?kenapa harus bapak?" Pertanyaan ku semakin tertuju pada privasi nya.
"Saya mempunyai 1 anak perempuan,dan dia ada di rumah.saya tidak tega melihat dia bekerja,dia hanya cukup sekolah.karena selagi saya masih bisa bekerja saya akan lakukan itu demi anak saya bisa makan" jawab bapak tua itu dengan wajah yg murung.
Melihat perkataan bapak tua tadi,entah kenapa air mata ku tiba_tiba menetes jatuh ke telapak tangan ku.aku teringat kepada ayah kandung ku,entah dimana saat ini dia berada.tapi aku sangat merindukan dia,selalu merindukan dia.mungkin karna bapak itu bingung melihat aku tiba_tiba mengeluarkan air mata bapk itu mengagetkan ku yg sedang melamun memikirkan ayah ku dengan berkali_kali memanggilku.dan akhirnya aku pun mendengar panggilan nya itu dengan sedikit terkejut.
"Mmm...eeemmmm ini pak uang nya.saya pergi dulu.terimakasih" aku berlari dengan cepat meninggalkan bapak tua itu.
"Nak ini kembaliannya" teriak bapak itu memanggilku berkali_kali tapi aku tetap saja berlari tidak menjawab panggilan dia itu.

****

Setelah cukup jauh aku berlari,aku tiba di sebuah tempat yg di situ aira sedang menunggu ku yg tadi meninggalkan dia sendiri dengan alasan membeli air minum untuk nya.
Sambil duduk,aku mengulurkan sebelah tangan kanan ku yg terdapat air minum yg aku belikan untuknya.air mataku terus mengalir sedari tadi aku berlari dari tempat bapak tua itu hingga tempat ini,dan aku hanya bisa terdiam dengan mata yg terlamun.dan di pikiran ku saat ini hanya ada nama dan bayangan ayah ku saja tidak yg lain.
"Makaaaaa" ucapan aira langsung berhenti dan menurunkan tangan nya yg sedang memegang botol air minum yg dia teguk tadi.dia melihat ke arah ku dengan sedikit kebingungan,mungkin karna dia melihat aku menangis.karna selama dia bersahabat denganku dia tidak pernah melihat aku meneteskan air mata karna mungkin aku perempuan yg tomboy dimatanya.bukan kah perempuan tomboy bisa menangis juga?karna aku juga punya hati yg bisa luluh dengan sesuatu hal yg bisa membuat aku tak bisa menahan air mataku seperti saat ini.
"Lu kenapa ay?ko lu tiba_tiba nangis setelah membeli air minum buat gua?lu keberatan beliin minum buat gua?" Tanya aira padaku yg sedikit bengong melihatku menangis saat ini.aku hanya terdiam dan malah makin banyak air mata yg aku keluarkan saat ini.dan aira pun semakin kebingungan karna aku tidak mengatakan apa yg terjadi padaku sampai_sampai aku menangis seperti ini.
"Ayolah ay,cerita ke gua.nanti sangka orang_orang gua lagi yg buat lu nangis,trus gua di gebugin lagi di sini.lu mau liat gua di gebugin?" Dengan rasa kebingungan dan saat ini dia ketakutan.dan dia terus membujuk ku untuk bercerita tentang apa yg sebenarnya terjadi padaku.dan akhirnya aku.pun menceritakan semua yg terjadi yg membuat aku menangis seperti ini pada aira.
"Waktu gua cari orang yg jualan air minum.ada seorang bapak tua yg sedang berjualan asongan.dia terlihat kelelahan ketika itu,gua ajak ngobrol dia dan elu tau ra apa yg buat gua nangia kaya gini?dia rela bekerja banting tulang kaya tadi cuma buat anak perempuan satu_satunya bisa makan.dia tidak ingin anaknya bekerja,dia hanya ingin anaknya sekolah.gua terharu banget ra denger tadi semua.ternyata masih ada seorang ayah yg seperti itu" jawabku sambil dengan mata yg melamun lurus ke depan tanpa melihat ke arah aira sambil mengingat kejadian tadi saat aku sedang dengan bapak tua tadi.
"Ohh jadi itu yg buat seorang AYUNDA DIVIA HIDAYAT yg katanya tomboy tapi saat ini dia menangis di hadapanku" aira sedikit lega setelah mengetahui alasan aku menangis.dan aku pun hanya diam dan terus melamun.
"Come on ay.katanya lu cewe tomboy,masa nangis.lu gak malu sam gua?gua aja cewe yg feminim tapi gak cengeng kaya lu" candaan aira pada ku sambil bergaya sexi ala artis bollywood tepat di depan mataku.aku yg sedang melamun sedikit terganggu oleh tingkahnya yg sangat konyol itu.
"Emang menutut lu gua apa?gua sama kali.kaya lu,walau gua tomboy tapi gua punya hati kali yg setiap saat bisa menangis dengan hal yg membuat gua bisa menangia seperti tadi" jawab ku marah sambil mengusap air mata ku di pipiku.
"Astagah,akhirnya ayunda yg gua kenal kembali.ayolah ay jangan cengeng,ayo kita lari lagi" ajak aira sambil mengacak_ngacak rambutku hingga berantakan lalu lari.
"Astagah aira...awas lu ya" dengan wajah kesal aku beranjak mengejar dia sambil membereskan rambutku yg sedikit berantakan oleh kelakuan aira tadi.
Hati aku lega,karna aira tidak bertanya_tanya kenpa aku sampai menangis seperti itu hanya karna melihat bapak tua asongan itu yg bukan siapa_siapa bagiku.karna jika dia menanyakan nya,dia akan tau semua tentang ayah kandungku.

Puisi Terakhirku Untuk AyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang