Karena udah lama Aru ngga update,jadi biar ngga absurd ceritanya,harap baca ulang chapter selanjutnya~ Selamat membaca^^
---------------------
Setelah pertemuannya dengan pria berkacamata bernama Juan itu,entah mengapa Luci kini merindukannya. Menginginkan pria itu untuk tetap berada disampingnya. Luci-pun mulai memikirkan hal-hal indah yang akan dilakukan mereka jika nanti bisa bersama. Namun hal itu seketika berubah saat bayangan Mia ikut muncul dalam khayalannya.
Amarah Luci semakin meningkat saat ia mendengar suara suster membuka pintu ruangannya. Dengan senyum palsunya,Luci meminta suster itu untuk masuk ke dalam ruangan. Setelah suster itu duduk dikursi,dengan cepat Luci berlari untuk mengunci pintu. Suster itu kini merasa takut dengan ekspresi Luci yang begitu menyeramkan,berbarengan dengan seringai yang tergambar jelas dalam raut wajahn Luci.
Dengan sekali dorongan,suster itu berhasil Luci jatuhkan ke lantai. Ia-pun segera duduk diperut suster itu,dan menodongkan pisau hijau kecil miliknya ke leher suster malang itu.
"A.. a.. apa y.. yang k.. kau inginkan?" ucap suster itu mencoba bersuara disela-sela degup jantungnya yang kian berdetak kencang
"Yang aku inginkan? Yaaa mungkin ada satu yang aku inginkan.."
"A.. apa?"
"Aku ingin kau membawa Maria kekamarku. Tepat pada tengah malam. Hari ini juga."
"Jika aku tidak melakukannya...."
"Jika kau tidak melakukannya,akan kupastikan kau tidak akan pernah melihat matahari terbit lagi" dengan perlahan,Luci menggoreskan pisau itu ke leher suster berkulit mulus itu"B.. baik"
"Satu lagi.. jangan pernah kau beritahu siapapun kalau aku yang memintamu melakukannya.. faham?" kini pisau itu sudah berada tepat didepan bola mata suster itu. Dengan wajah pucat dan detak jantung yang mulai mereda,suster itu mengangguk. Karena percaya,Luci-pun meminta suster itu pergi dari kamarnya untuk membawa Maria.Keheningan begitu terasa didalam ruangan Luci. Dentuman detik terdengar menggema ditelinganya. Namun Luci hanya menyeringai sebari mengayun-ayunkan kakinya. Kini ia duduk dipinggiran bangsal,menunggu suster itu untuk membawa Maria. Kini jam sudah menunjukkan pukul 12 kurang 5 tengah malam. Dan tepat setelah kedua jarum itu berada diangka 12,terdengar pintu ruangan Luci yang dibuka. Perlahan,tampak suster tadi dengan Maria yang dituntunnya. Wajah gadis itu nampak ketakutan. Namun Luci hanya berpura-pura tersenyum dengan tulus.
Setelah membawa Maria ke kamar Luci,ia segera memerintahkan suster itu untuk keluar dari sana,dan segera membuka pintu gerbang masuk Rumah Sakit Jiwa. Karena takut kejadian yang sama,suster itu mengangguk lalu berlari menuju kearah gerbang utama,meninggalkan ia dan Maria yang masih berdiri didekat pintu.
"Hai Mia" ucap Luci ramah
"Ada apa kau memanggilku?"
"Hei tenanglah.. aku hanya ingin bertanya sesuatu padamu"
"Bertanya? Tentang apa?"
"Eumm.. tapi aku ingin kita mengobrol disuatu tempat,kau mau kan?" Maria tampak ragu,ia berusaha melihat hal yang aneh pada Luci. Tapi Luci berhasil mengelabuhi gadis itu. Maria-pun mengangguk,menunggu Luci untuk membawanya. Entah kemana.✂✂✂✂✂✂✂✂✂✂✂✂✂✂✂✂✂✂
Berjalan-jalan dalam hutan pada malam hari,itu benar-benar aneh. Tapi Maria semakin merasa aneh,merasa ada perasaan menggebu dari dalam diri Luci.
Kapan ia menyiapkannya? Tak ada yang tahu. Yang pasti kini terlihat sebuah kursi taman ditengah hutan. Bulan yang berwarna kemerahan seakan ingin tau apa yang akan mereka lakukan disini,bahkan bintang ikut menyelinap dibalik pepohonan rindang.
Tak ada satupun yang berbicara diantara mereka,hingga beberapa saat kemudian Luci mencoba berbicara lebih dulu.
"Kamu sepupunya Juan kan?"
"I.. iya"
"Juan itu orangnya seperti apa?" ucap Luci sebari menoleh dan menunjukkan senyum termanisnya
"Dia itu pria yang baik,pintar dan juga tampan"
"Apa kau menyukainya?"
"Apa? T.. tidak mana mungkin aku suka pada sepupuku sendiri"
"Ahaha tenangah tidak usah gugup begitu,aku hanya bercanda. Oh tunggu sebentar,aku ada telpon" ia-pun pergi kebelakang Mia dan langsung menerima telpon
KAMU SEDANG MEMBACA
414 Days
Mystery / Thriller"Kau sudah merebutnya dariku,jadi apa salahnya aku merebut apapun yg kau punya?" "Dan untukmu pangeranku, kau sudah mengkhianatiku.. maka dari itu,aku akan membuatmu menjadi selamanya untukku"