7 - Accepted!

91 5 0
                                        

Oh Tuhan..
Tolong aku sampaikan
Pesan ini padanya..
Agar dia tahu bahwa kini...
Aku jatuh cinta..

Pesan Cinta - Afgan

****

Hari ini mereka tidak pulang bersama. Andrea harus pulang duluan karena Iqbaal harus bertemu dengan ketua osis yang baru, lagipula Andrea tidak nafsu pulang bersama Iqbaal. ia masih belum menemukan cara untuk minta maaf kepada Abangnya. Sedih sebenarnya, tapi mau bagaimana lagi? Ia hanya bisa menunggu Iqbaal sampai dirumah, berharap ketika Abangnya sampai, ia sudah memaafkan Andrea. 

Pukul 5 sore, suara mobil itu terdengar. Andrea telah siap menyambut Abangnya di ruang tengah, dan juga sudah membuat susu coklat kesukaan Iqbaal. 

'dimaafin nggak ya..'

'duh gila kalo nggak dimaafin mati gue, besok alamat berangkat sekolah naik angkot deh ini'

'ya masa segitunya sih marah sama gue...'

'yaudahlah pasrah aja...'

Andrea memikirkan banyak hal ketika mobil Iqbaal mulai memasuki pekarangan, seperti maling yang sedang diintrograsi warga. Ia hanya berfikir mengenai hubungan baiknya dan Iqbaal setelah kejadian ini. Masalahnya ini pertama kalinya Iqbaal semarah ini!!

Samar-samar terdengar suara pintu terbuka, Andrea yang tadinya gugup, kini semakin gugup. Tangannya sudah mulai dingin walaupun ia sedang memegang susu hangat untuk Abangnya, dan ia mulai menggigit bibir bawahnya, "Bang Ale.." ia memberanikan diri untuk menyapa, sekedar ingin tahu bahwa Abangnya pulang dalam keadaan baik-baik saja. 

"Abang capek, tadi habis adu argumen sama osis yang sekarang. Abang mau ke kamar. kalo mau pesen makan pesen aja, Abang udah makan tadi, nanti Abang kasih uangnya." Jawab Iqbaal ketus, tanpa menatap adiknya, sambil berjalan acuh, langsung menaiki tangga dan memasuki kamarnya. 

Andrea menatap Iqbaal sedih, ia hanya bisa menunduk, perlahan, air matanya menetes. Ia hanya takut kehilangan Abangnya, lelakinya nomor satu. Ia hanya takut jika Abangnya marah, tidak akan ada lagi orang yang bisa menyayanginya setulus ini. 

Sementara dikamar, Iqbaal merebahkan tubuhnya. membodohi dirinya sendiri, membodohi apa yang telah ia lakukan tadi kepada Andrea. Ia terlalu jahat, terlalu munafik, terlalu pengecut untuk menjadi lelaki. "Dey.. Maaf.. Abang emang ngga seharusnya kaya gitu ke kamu." Gumamnya perlahan. 

Malam terasa panjang, tidak ada percakapan antar dua kakak beradik itu. Mereka hanya diam dikamar masing-masing, berbicara dengan pikiran mereka. Mereka saling rindu, tapi kali ini ego mengalahkan rindu tersebut. 

Iqbaal haus, ia berencana untuk membuat susu coklat sebelum tidur, setidaknya susu coklat dapat membuat ia merasa tenang. Ketika membuka pintu kamar, tepat dibawah pintu ada segelas susu coklat beserta sticky notes berwarna kuning yang ia yakini dari Andrea. Iqbaal hanya bisa tersenyum pahit. Adiknya masih sayang kepadanya, tidak seharusnya Ia bersikap seperti tadi. Ia membaca notes yang ditulis Andrea. 

Dear Bang Ale, 

Maaf kalo Deya dari kemaren bikin Abang kesel terus. 

Sebelum Abang pulang, aku udah bikinin abang susu coklat, tapi Abang langsung masuk kamar. 

Daripada nggak ada yang minum, aku taro aja didepan kamar Abang. 

Diminum ya Bang :) 

ps: walaupun aku bikin abang sebel terus, seenggaknya susu coklat ini bisa bikin abang seneng terus :) 

Senyum Iqbaal mengembang, Ah, Andrea, bagaimana bisa abangmu ini menyayangi wanita lain jika perlakuanmu semanis ini?

SEBUAH ANALOGIWhere stories live. Discover now