I love you but it's not so easy..
To make you here with me..
I wanna touch and hold you forever..
But You're still in my dreams...When You Love Someone - Endah N' Rhesa
****
Ulangan Ekonomi hari ini membuat Bastian gila! Bayangkan saja, ulangan mendadak lagi! Gimana bisa Bastian yang setiap hari kerjaannya hanya nongkrong di warung sambil minum kopi hitam panas, sekarang disuruh mengerjakan ulangan mendadak seperti ini? Rasanya ia ingin menumpahkan kopi hitam saja dikertas ulangannya.
Bastian melirik Bu Tyo, melihat gurunya itu sedang bermain handphone, ia gunakan kesempatan emas itu untuk mencari jawaban lewat teman-temannya, "Ssst... Fli, no. 5 rumusnya yang mana?" Tanya Bastian kepada Rafli, salah satu sahabatnya. Ketika menoleh, Rafli tersenyum jahil, "Lo salah kali nanya sama gue, gue aja baru no. 3, itu juga asal masukin rumus." Bastian memicingkan matanya. Teman sih teman, tapi kalau tidak bisa membantu ngapain amat!
Waktu terus berjalan hingga tersisa 10 menit lagi sebelum dikumpulkan, namun Bastian baru mengerjakan 5 nomor dari 15 nomor. Bahkan setengahnya saja tidak bisa ia kerjakan. Yang begini berharap untuk memacari Andrea sang juara kelas? Mungkin Bastian harus berfikir dan menyiapkan nyali berjuta kali lebih banyak.
Bel berbunyi, menandakan bahwa ulangan-mendadak-yang-membuat-satu-kelas-otaknya-mendidih selesai. Semua anak bernafas lega sekaligus panik. Lega karna akhirnya bel kemenangan itu bunyi, dan panik dengan hasil yang akan mereka dapatkan. Tapi tidak dengan Bastian, lelaki itu tidak peduli dengan nilainya sama sekali seperti teman-temannya. Ia hanya berjalan malas saat mengumpulkan jawaban, dan langsung menenggelamkan wajahnya di meja. Sungguh kasihan anak ini.
Setelah satu setengah jam suntuk mengerjakan soal, saat keluar kelas Bastian disuguhkan oleh pemandangan yang luar biasa. Andrea dengan temannya sedang berjalan melewati kelasnya, sambil memainkan rambut dan tertawa. Manis. Hanya itu yang Bastian pikirkan sambil melongo.
****
Kania dan Andrea sedang membereskan tas mereka, rencananya mereka hari ini akan pulang bersama, sekaligus pamer karena Kania sudah diperbolehkan membawa mobil sendiri.
"Emang iya, Dre?" Tanya Kania kepada Andrea, mereka sedang berjalan di koridor sambil bercerita tentang anak aneh yang mengoleksi sendok milik pedagang kantin.
"Serius! Kemaren gue liat Ibu ayam penyet nanya ke dia, kenapa yang dibalikin piringnya aja, sendoknya nggak ada. Terus dia langsung kabur. Eh, waktu kabur diteriakin kan, udah deh satu kantin tau, terus pedagang kantin jadi pada cerita gitu, emang katanya anaknya aneh." Andrea menjelaskan dengan sungguh-sungguh, namun Kania tidak mampu menahan tawanya hingga pecah di koridor.
"Sumpah sumpah, gue nggak pernah denger ada yang suka koleksi sendok, Dre! Sekalinya koleksi ya apa kek yang bagus, astaga ini sendok!! Sendok lu bayangin deh! Gue rasa dia mau buka usaha bakso apa hobi cuci piring deh!"
Mendengar jawaban Kania, Andrea langsung tertawa sambil melepas ikat rambut dan membenahinya sedikit, saat Andrea tertawa, ia tak sadar ada sepasang bola mata yang mengamati pergerakannya tanpa berkedip sedikitpun.
****
Bastian menyeruput kopi hitamnya lalu membuka sebungkus rokok yang selama pelajaran berlangsung ia sembunyikan disela-sela pohon dekat kantin, lalu menghidupkan sebatang dan menghirupnya dalam-dalam.
"Andrea tadi cantik banget, jing. Ketawa gitu sambil benerin rambut. Aaaah gila gue lama-lama nih." Ucap Bastian tiba-tiba. Teman-temannya menoleh heran. "Cakep banget apa Bas?" Tanya Irvan, salah satu teman sepermainannya.