"You.."
"Huh?"
"You're my rival!" Leon mendengus sambil menunjuk Orion dengan jari telunjuknya
"Hey, hey, hey.. aku gak ngerti maksudmu. Masa belum akrab juga udah bilang aku rival mu?" kata Orion dengan menaruh tangannya di depan dada
"Hmph" kata Leon dengan senyum miring nya
"Aku tak akan membiarkanmu memiliki Jericka" lanjut Leon
"Ohh.. well.. sekarang aku mengerti maksudmu" kata Orion dengan memiringkan alisnya
"Aku juga tidak akan membiarkanmu memiliki hatinya" lanjut Orion
"Ok.. let's start from now" kata Leon dengan matanya yang tajam
"Yeah" jawab Orion & membalas dengan mata tajamnya
Mereka berdua tersenyum miring
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆"Bre-an-naaa~ main ke tempat biasa yuk" ajak Jericka menghampiri Breanna. Mereka baru saja pulang sekolah. Di Kota Pixylon terdapat 1 sekolah yang bernama Pixylon School
"Okee" sahut Breanna.
Mereka bergegas ke tempat biasa, dimana mereka bermain sambil melihat pemandangan
"Eh, itu bukannya.." kata Jericka sambil menunjuk ke atas
"2 hawk yang terbang itu? Kamu kenal mereka?" tanya Breanna
"Hmm.. aku kenal mereka.. tapi kalau aku tidak salah lihat.."
Lalu Jericka memberi kode ajakan untuk ke permukaan laut. Breanna membalas dengan anggukan
Di permukaan terlihat segerombol lumba-lumba yang meloncat-loncat
"Dugaanku benar. Aku kenal hawk itu" kata Jericka. "Lalu, siapa nama mereka?" tanya Breanna. "Itu yang kiri Leon, yang kanan Orion". Breanna mengangguk-angguk tanda mengerti
Sadar ada Jericka di permukaan, Leon & Orion mendarat di bebatuan yang tidak terlalu jauh dari Jericka
"Hai Leon, hai Orion" sapa Jericka sambil menghampiri ke dekat bebatuan itu. Sementara Breanna mengikutinya
Leon menghadap ke arah Orion & menaikkan alisnya, memberi tanda "kau dengar? Dia memanggilku duluan"
Orion mendesis, "cih!"
"Hei hei.. kalian ini sudah disapa malah diam saja" kata Breanna dengan ketus
"Hai juga Jericka.." balas Orion & Leon
"Siapa kau?" tanya Leon dengan menunjuk Breanna. "Aku? Aku hanya seorang siren yang masih hidup" jawab Breanna
"Kalo itu sih kami udah tau!" kata Orion
"Ini Breanna.. sahabatku" ucap Jericka
Tiba-tiba datang 1 lagi personel.. "What's up bro!" sapanya dengan santai sambil mendarat di batuan dimana si Leon & Orion berdiri
"Hey Rey.." balas Leon & Orion
"Eh.. siapa 2 siren itu?" tanya Rey saat baru sadar ada Jericka & Breanna di sana
Astaga.. jadi dia baru sadar ada kami di sini?!, batin Breanna
Saat Rey melihat Breanna.. Deg! Jantung Breanna terasa tidak normal
"Kenapa tidak tanya sendiri aja?" saran Orion pada Rey
"Jadi.. siapa nama kalian?" tanya Rey menghadap ke Breanna & Jericka
"Aku Jericka. Salam kenal"
Sementara Breanna menjawab dengan sedikit gugup. "Ak.. aku Breanna.. sa.. salam kenal"
Ehem! Leon berdeham sambil melirik Rey dengan tersenyum
Rey menghadap ke Leon dengan wajah tanda tanya
Leon berisyarat "nanti saja"
"Oh salam kenal Breanna, Jericka. Aku Rey" kata Rey melanjutkan perkenalan tadi
".. Rey" ucap Breanna keceplosan
"Ya?" tanya Rey
"Ah.. bukan apa apa" kata Breanna dengan agak salah tingkah
Jericka tersenyum melihat sahabat karibnya ini
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆"Jadi.. apa yang ingin kau katakan tadi?" tanya Leon pada makhluk di sebelahnya Orion
Kini Leon, Orion, Rey sedang terbang kembali ke negeri hawk setelah beberapa menit mereka berbincang-bincang bersama Jericka & Breanna
"Hmm.. sepertinya Breanna menyukaimu, Rey" ucap Leon
"Aku sependapat dengan Leon" sahut Orion
"Darimana kau tau?" tanya Rey. Memang tentang percintaan Rey bukan ahlinya
"Memang ada makhluk perempuan yang tidak menyukai seorang Rey yang tampan dan gagah ini?" kata Leon dengan terkikik
"... apa maksudmu.. jadi semua perempuan menyukaiku?!" kata Rey dengan sedikit terkejut
"Hadeh.. bercanda lah hahahah.. sudah terlihat dari raut mukanya kok kalo Breanna menyukaimu" jelas Leon
"Hmm begitu.. kalau kuperhatikan wajahnya cantik juga heheh.." kata Rey dengan malu-malu.
"Dasar.."
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
To be continue..A/N : maaf kalo pendek, lagi dikit idenya ;-; . & maaf agak GaJe. stay tune~
KAMU SEDANG MEMBACA
Bright Majesty
FantasySaat itu aku tak tahu apa yang terjadi padaku.. yang terakhir kulihat adalah seseorang yang mengarahkan anak panah nya ke aku.. setelah itu gelap gulita.. aku hanya merasa tubuhku terhempas di tanah