Jung Yunho adalah pria paling egois yang pernah ada. Latar belakang keluarganya yang buruk membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang selalu berbuat sesukanya. Sikapnya yang dingin membuat banyak orang lebih memilih untuk menghindar apabila bertatapan dengannya.
Satu lagi—pria tampan itu sungguh keras kepala. Apa yang telah menjadi miliknya maka akan selalu menjadi miliknya.
"Ini surat perjanjian dari perusahaan Choi Siwon, Sajangnim"
Pria tampan itu tidak menoleh. Masih terbius oleh pemandangan manis yang ada di depannya. Mata musangnya mengerjap memperhatikan sepasang kekasih yang sedang bermain bersama putra mereka di taman seberang kantornya itu.
"Sajangnim?"
Yunho mengerjap. Ia berbalik dan menatap Yorin—sekretaris keduanya—yang berdiri kaku di samping meja. Pria tampan itu menjauhi jendela kacanya dan segera duduk di kursinya. Ia menerima kertas yang disodorkan oleh wanita cantik itu.
"Apakah anda baik-baik saja?"
Yunho mendongak. Menatap Yorin Kim yang tampak gugup setelah bertanya kepadanya.
"Anda terlihat kesepian"
"Kau dipecat"
Mwo?
Wanita cantik itu terkejut mendengar ucapan singkat Yunho.
"Keluar dari ruanganku segera" Ujar Yunho lagi.
Wanita cantik itu tidak menyahut. Ia masih kaget dengan apa yang baru saja terjadi. Yorin Kim mengangguk patuh dan menunduk sopan, kemudian ia berjalan keluar ruangan dengan air mata yang sudah membasahi pipi tirusnya.
Gong Minzy dan Jessica Jung hanya melirik wanita cantik itu ketika Yorin menutup pintu ruangan Yunho dengan tangisan yang pecah. Mereka mendesah pendek. Dasar wanita bodoh, pikir keduanya kompak. Ia pasti melakukan sesuatu yang membuat Yunho marah.
Well, bekerja pada pria arogan yang dingin itu tidak semudah yang orang lihat. Jung Yunho itu benar-benar pribadi yang sulit ditebak.
TOK TOK TOK.
Yunho mengangkat wajahnya, mengalihkan atensinya pada pintu ruangannya yang baru saja diketuk dari luar.
"Masuk" Ujarnya datar.
CKLEK.
"Selamat siang, Sajangnim"
Oh—itu Jaejoong. Model cantik yang masih seorang trainee dari perusahaannya. Pria manis berusia 17 tahun yang berhasil membuat Yunho menaruh minat kepadanya.
"Kau sudah siap?" Tanya Yunho tiba-tiba.
"E-eh? Siap untuk apa, Sajangnim?" Balas Jaejoong balik bertanya.
Mata bulatnya membesar kaget ketika Yunho berdiri dari duduknya dan berjalan menghampirinya.
"Tentu saja makan siang bersamaku" Ucap Yunho mengintimidasi.
Jaejoong mengepalkan jemarinya, menelan salivanya gugup.
"Eh—Um—tapi aku membawa bekal" Gumamnya pelan.
Berdoa di dalam hati agar Yunho tidak mendepaknya dari agensi seperti kasus yang sudah-sudah. Bagaimanapun caranya, pria tampan itu tidak boleh tersulut emosi.
"Bawa saja bekalmu" Sahut Yunho masih menatap remaja cantik itu.
Jaejoong mendongak.
"Boleh?" Tanyanya kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
APOLOGY
FanfictionSemuanya berawal dari keegoisan Yunho dan kebodohan Jaejoong. Sekarang semuanya kacau. Dan keduanya tersakiti. . . . Ambisi Yunho hanya satu, mematahkan kedua sayap Jaejoong agar namja cantik itu hanya menjadi miliknya. Persetan dengan mimpi konyol...