Yoochun menggeram kesal. Waktunya hanya tinggal dua hari di sini sebelum ia kembali ke Seoul dan melakukan pekerjaannya. Tapi Jung Yunho sialan itu melarangnya masuk ke dalam kamar rawat Jaejoong. Pria brengsek itu bilang kalau ia dan Jaejoong tidak boleh lebih dekat lagi dari ini.
Closer his ass!
Ia sudah punya Junsu asal kau tahu saja!
"Aku akan membantumu menemui Jaejoong besok pagi, kudengar Yunho harus kembali ke agensi agar ia bisa mengalihkan pekerjaannya kepada Vivianne" Ujar Sora Nuna seraya menepuk bahu Yoochun.
Namja chubby itu mendengus kesal.
"Aku menyesal sudah memberitahunya" Keluh Yoochun mengerutkan dahinya.
"Well, itu pilihanmu" Gumam Sora Nuna mengindikkan bahunya.
Mereka berdua sedang duduk di kursi yang terletak di depan kamar rawat Jaejoong saat ini. Kemudian perhatian mereka teralihkan ketika pintu terbuka dan Junsu keluar dari sana. Yoochun sontak berdiri dari duduknya. Ia menghampiri namja imut itu dan menggenggam tangannya.
"Bagaimana?" Tanyanya penasaran.
"Sajangnim bilang kalau ia akan mengurus Jaejoong mulai saat ini. Kau dan Sora Nuna dilarang menemui Jaejoong tanpa izin darinya sementara aku boleh mendatanginya kapan saja" Sahut Junsu menghampiri Sora Nuna dan duduk di sana.
"Apa? Kenapa hanya kau? Ini tidak adil!" Pekik Yoochun mengerutkan dahinya.
Junsu mendelik.
"Aku kan sepupunya!" Ucap namja imut itu sengit.
Yoochun balas melotot.
"Aku calon iparnya!" Seru Yoochun tak tahu malu.
Wajah Junsu memerah tomat. Penyanyi solo itu memukul kepala Yoochun hingga namja chubby itu mengaduh kesakitan. Sementara Sora Nuna hanya menghela nafas panjang melihat kelakuan kedua kekasih ini. Kekanak-kanakan, pikirnya dalam hati.
"Yasudah, nanti minta izin saja pada Sajangnim, katakan padanya kalau kalian berdua hanya dua hari lagi di sini, kajja, aku sudah sangat lapar" Ujar Sora Nuna—kentara sekali ia lelah.
"Mwo? Tapi Jaejoong—"
"Jaejoong sudah punya Sajangnim, Yoochun. Sudahlah, berikan pria itu kesempatan"
Yoochun baru saja akan memprotes lagi, namun Junsu sudah lebih dulu menarik tangannya.
-------
Yunho terbangun dari tidurnya dan mengusap wajah tampannya segera. Ia meregangkan tubuh kakunya dan menoleh menyamping. Memperhatikan wajah cantik yang masih terlelap di sampingnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Pria arogan itu menghela nafas pendek.
Kemudian ia mengulurkan tangannya mengusap-usap rambut namja cantik itu.
"Uhmm.." Jaejoong menggumam tidak jelas.
Namja cantik itu menguap lucu dan membuka kedua mata bulatnya yang besar. Kemudian ia segera tersnyum mendapatkan wajah tampan yang selama ini menemaninya setiap saat berada di hadapan wajahnya.
"Selamat pagi, Yunnie sayang" Bisik Jaejoong melebarkan senyumnya.
DEG.
Yunho tertegun. Mata musangnya berkilat kaget.
Oh—apakah Jaejoong baru saja memanggilnya dengan sebutan sayang?
"Apasih Yun? Kau tidak mau menjawabku? Padahal biasanya kau duluan yang mencuri-curi ciumanku, uh, apa ini karena dokter-dokter itu membawamu dariku kemarin?" Keluh Jaejoong mencebilkan bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
APOLOGY
FanfictionSemuanya berawal dari keegoisan Yunho dan kebodohan Jaejoong. Sekarang semuanya kacau. Dan keduanya tersakiti. . . . Ambisi Yunho hanya satu, mematahkan kedua sayap Jaejoong agar namja cantik itu hanya menjadi miliknya. Persetan dengan mimpi konyol...