*Rea pov
Aku mencorat-coret sketch book-ku selagi guru baru itu berceloteh panjang-lebar-tinggi soal microbakteria dan kawan-kawannya.
Aku tidak suka biologi karena hafal-menghafal bukan bidangku. Bukan aku benci, hanya saja setiap kali huruf latin dan nama-nama asing itu masuk kepalaku, entah berapa menit kemudian rangkaian huruf aneh itu lenyap dari kepalaku.
"Aku tidak suka biologi" desisku pelan
"Aku dengar itu Reanna Loka"
Aku mendongak kaget saat baru menyadari guru baru itu berdiri tepat di sampingku dan tangannya cepat sekali merebut buku sketsaku dari tanganku.
"Hei !" protesku sebal tapi buru-buru kututup rapat mulutku mengingat statusku sebagai murid, dan dia guru. Diskriminasi status !
"Hum, apa kau berniat jadi mangaka ? Animator ?" tanya guru sial itu
"Saya belum menentukan" jawabku. Aku bisa merasakan pipiku memanas karena marah dan malu. Bisa kupastikan wajahku merah padam mengingat aku dijadikan pusat perhatian anak-anak sekelas.
"Hmm, pulang sekolah ambil buku ini di ruang guru" ucap guru sial itu. Singkat padat jelas. Aarrg ! Sial banget sih !
Aku tidak mengucapkan apa-apa dan guru itu beranjak meninggalkanku menuju papan tulis dan melanjutkan dongeng panjang-lebar-tinggi-nya itu.
Aku mendengus sambil menumpu daguku dengan tangan kiriku dan tatapanku sengaja kualihkan ke luar jendela.
Baru kali ini aku ditegur guru karena tidak memperhatikan pelajaran. Selama ini tidak ada yang pernah menyadari apa pun tingkah laku-ku. Karena aku adalah sosok yang rendah hawa keberadaan.
Aku bisa membaur dimana pun aku berada tanpa seorang pun pernah menaruh perhatian khusus padaku. Aku terbiasa hidup tenang, damai, tanpa banyak menarik perhatian.
Aku tidak punya teman khusus karena itu merepotkan. Aku tidak pernah bicara macam-macam kalau tidak dibutuhkan. Aku juga tidak termasuk golongan geek meski taraf bicaraku lebih rendah dari anak geek.
Intinya aku tidak pernah menarik perhatian. Tapi bagaimana bisa guru baru sialan itu menyadariku ?!
KAMU SEDANG MEMBACA
Alfarea
Romance"Sejak kecil aku terbiasa melihat benang merah. Benang merah itu mengikat jari kelingking seseorang dengan jari kelingking orang lain. Benang merah itu panjang dan sukar putus. Benang merah itu hanya aku yang bisa melihat" *** Alfano Rafael bisa m...