Vale berjalan santai di atas trotoar. Ketika matanya menangkap sesosok anak kecil kira-kira berumur 4 tahun menyeberang jalanan yang cukup lengang. Namun sebuah mobil box melaju kencang dari arah utara. Seorang perempuan meneriaki nama anak tersebut . Mata Vale melotot.
Anak itu dalam bahaya.
Pada detik berikutnya Vale sudah mendapati dirinya mendekap anak kecil itu di pinggir jalan. Lalu seorang wanita tergopoh-gopoh menghampirinya. Memeluk anak kecil itu.
"Sayang, kamu enggak apa-apa?" katanya sembari memeriksa tubuh si anak. Lalu beralih kepada Vale "Terima kasih ya nak. Kalau tidak ada kamu saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada anak saya," katanya.
Vale yang sedang bengong pun tersadar.
"Eh? I-iya Bu sama-sama. Lain kali hati-hati ya, Bu."
"Iya nak. Sekali lagi terima kasih."
Sepanjang perjalanan ke sekolah, Vale masih terus memikirkan apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya. Mengapa akhir-akhir ini tubuhnya bereaksi sendiri.
Setiba di kelas, Vale langsung disambut Reene.
"Valeee... Mengapa kemarin kau tak masuk? Sakit apa?"
"Berisik."
"Yah kok gitu sih. Teman perhatian kau abaikan. Hargai dikit kek,"
Gadis bernama Vale itu tak menanggapi. Suasana hatinya memang sedang unmood. Peristiwa kemarin lusa sudah tak terlalu mengganggu pikirannya. Ia sudah bertekad akan menyimpannya sendiri. Seandainya ia ceritakan pada teman-temannya belum tentu juga mereka percaya. Yang ada Vale dianggap sudah gila karena terlalu terobsesi pada komik sci-finya.
"Ah iya! Kau harus tahu Vale. Kudengar kelas kita akan diajar guru sejarah baru karena Pak Surya kelebihan jam mengajar jadi beliau hanya mengajar kelas XII," ujar Reene.
"Hm.." jawab Vale tanpa minat.
"Dan katanya masih muda lho. Ganteng lagi!" cerocosnya lagi.
Namun Vale masih tak menanggapi, sibuk dengan komiknya.
"Ih Vale! Nyebelin banget sih!" Reene mendengus kesal.
Tiba-tiba Kepala Sekolah masuk ke kelas mereka. Membuat kericuhan bagaikan pasar mendadak hening.
"Selamat pagi! Sekarang jadwalnya sejarah betul?"
"Iya Pak."
"Baiklah, sebelumnya bapak ingin memberi sedikit informasi penting bagi kalian. Karena setelah pensiunnya Pak Cahyo guru sejarah kelas XII, maka Pak Surya harus menggantikan beliau mengajar di kelas XII. Jadi, kalian tidak lagi diajar Pak Surya. Sebagai gantinya ada guru baru yang akan mengajar kalian. Beliau Bapak Yusa. Silakan masuk, Pak,"
Seorang pria muda, tinggi, tampan memasuki ruangan. Sontak membuat para kaum hawa menjerit histeris. Kecuali Vale. Ia masih sibuk dengan komiknya.
"Val.. Vale, lihat deh ganteng banget ya ampun, hidungnya mancung banget!" ujarnya sambil mengguncang-guncangkan bahu Vale.
"Ish.. Apa sih? Mengganggu saja!" Rupanya Vale masih tak menghiraukan. Hingga tiba-tiba suara seseorang yang tak asing baginya masuk ke telinganya. Tetapi pikiran itu langsung ditepisnya.
"Baiklah. Nama saya Yusa Adelard. Kalian boleh memanggil saya Pak Yusa. Baik kita langsung saja mulai pelajaran hari ini. Tapi sebelumnya... "
Pak Yusa menghampiri gadis yang sedari tadi asik dengan dunianya sendiri. Bahkan gadis itu belum sadar ketika seseorang sudah berdiri di sampingnya.
"Ehem.."
Suara dehaman terdengar persis di telinga kanan Vale membuatnya terlonjak kaget. Mau tak mau Vale mengalihkan pandangannya. Betapa terkejutnya ia melihat seseorang dengan wajah yang tak asing itu berdiri di sampinya, menatapnya tajam.
"Kamu..."
Belum sempat Vale mengatasi keterkejutannya, tiba-tiba komiknya sudah berpindah ke tangan Pak Yusa.
"Ini saya sita! Kamu bisa mengambilnya nanti sepulang sekolah di ruangan saya!" katanya.
"Ta-"
"Tidak ada tapi-tapian!"
____________________________________"Misi? Maksud kamu apa?" Vale menautkan alisnya, menatap seseorang di depannya dengan bingung.
"Kamu harus ikut aku. Menyelamatkan Fraxtrome. Menyelamatkan dunia,"
"Hah? Aku enggak mengerti. Fraxtrome? Apa itu? Dan... Menyelamatkan dunia? Tapi kenapa?"
"Fraxtrome adalah laboratorium raksasa yang berdiri tahun 2200. Di sana terdapat berbagai macam teknologi dan alat-alat supercanggih. Baik dari zaman dulu maupun yang baru diciptakan. Fraxtrome merupakan pusat dari laboratorium di seluruh dunia. Namun sekarang eh maksudku tahun 2205 Fraxrome dalam bahaya. Banyak pihak yang mengincar Fraxtrome karena kabarnya selain menyimpan berbagai teknologi, di sana juga terdapat rahasia dunia yang harus dijaga dan tak pernah diketahui oleh siapapun kecuali ayahku dan rekannya yang mendirikan Fraxtrome. Dan mereka kini telah hilang entah ke mana. Mungkin diculik oleh para pihak itu,"
"Dan kini hanya aku harapan bagi mereka. Jika Fraxtrome sampai ke tangan pihak-pihak itu, maka..."
"Maka apa?" tanya Vale penasaran.
"Maka dunia mungkin akan hancur,"
"A-apa? Hancur?" Vale melongo.
"Iya hancur. Karena mereka orang yang tidak memiliki hati nurani. Mereka akan menggunakan teknologi tersebut hanya untuk memerangi satu sama lain. Mereka hidup dalam dendam. Karena di sana tidak ada lagi pendidikan moral. Yang ada hanya ilmiah, mesin, dan mesin. Dan rahasia dunia itu. Pasti rahasia itu sangat penting. Dan jika sampai ke pihak-pihak itu maka bisa saja dunia akan terancam," jelasnya.
Entah Vale harus percaya atau tidak. Niat awalnya ke sini adalah untuk mengambil komiknya, tetapi ia malah dipusingkan dengan misi apalah itu.
"Tapi, mengapa harus aku?"
"Kamu istimewa Vale,"
"Hah? Istimewa apanya? Aku hanya murid SMA biasa. Enggak ada istimewanya sama sekali," ujar Vale.
"Enggak Vale. Kamu beda. Kamu orang terpilih. Kamu istimewa. Karena kamu adalah... "
to be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME TRAVELER : "Change the World"
Science Fiction(Future) Tahun 2205. Di mana dunia diselimuti teknologi yang super canggih. Namun kecanggihan teknologi tersebut tidak hanya berdampak positif. Hal itu bisa dilihat banyaknya peperangan yang terjadi hampir di setiap daerah. Tujuannya hanya satu : Fr...