Meet

109 33 10
                                    

* taylor's pov*
Aku menguap berkali-kali saat ada seseorang yang membuka tirai kamarku. Sepertinya matahari hari ini bersinar terik.
"Oh my god, Liz. Tolong tutup tirainya. Its hot, oh my gosh"
Aku menutup mukaku yang terkena sinar dengan guling yang tadinya di dekapanku.
"Oh ayolah,Tay. Sebentar lagi kedua sahabatmu itu akan menjemput. Apa kau tidak kasian kepadanya setiap hari harus menunggumu karena kau selalu lama? Huh?"

"Oh ayolah, Liz. Ini bukan salahku jika mereka menungguku. Mereka senang melakukan ini. Mereka bisa sarapan disini."
Apa aku salah? Hell no. Mereka sendiri yang bilang jika mereka lebih suka jika mereka sarapan dirumahku.

"Baiklah baiklah. Aku menurut padamu. Sekarang mandi dan bersiap lah. Aku akan sarapan dulu. Kutunggu dibawah"
Aku sedikit mengintipnya, dia sudah memakai baju kerjanya. Dia sangat rajin. Bagaimana bisa dia bangun pagi setiap harinya. Oh my god. Sangat berbeda denganku.

Aku duduk bersandar pada dipan tempat tidurku saat Eliza menutup pintu kamarku.
Aku menoleh ke kanan, ke arah jam dinding yang mengarah padaku.
Kulihat jarum jam paling panjang mengarah pada angka 7 dan yang lebih pendek pada angka 3.
Memalingkan mukaku, aku beranjak menuju meja rias dan kaca di depanku sekarang telah menampilkan wajahku yang sepertinya sangat tidak enak dipandang. Wajah bangun tidur. Dengan tidak merapikan rambutku yang sangatlah berantakan, aku mengambil handuk yang tergantung tepat di sebelah lemari pakaianku.

Ceklek

Terbukalah pintu kamar mandiku, aku segera masuk dan menutup pintunya, tak lupa menguncinya juga. Segera mungkin aku menyalakan shower setelah aku meletakkan handuk dan melepas pakaianku.

Brrr..

Airnya menyentuh permukaan kulitku saat air mulai keluar dari lubang lubang shower. Dingin. Itulah yang kurasakan sekarang. Namun aku harus segera menyelesaikan kegiatan ku saat ini. Karena ku yakin, sahabatku sudah datang sejak aku masuk ke kamar mandi. Aku mendengar mereka berteriak memanggil namaku berulang, ya suara mereka sangatlah bising, mungkin mereka sudah terbiasa melakukan itu.
Aku memakai handuk ku setelah aku telah selesai bermain-main dengan air dingin itu.

Aku keluar dari kamar mandi dan melihat sesuatu tergeletak di tempat tidur yang sudah sangat rapi itu.
Biasanya Maidy merapikan tempat tidurku setelah aku berangkat kuliah, tapi hari ini? Mengapa ia membersihkan lebih awal?

Aku berjalan perlahan sambil mengeratkan handuk yang kulilitkan di tubuh mungilku. Mendekati tempat tidurku.

"Siapa yang sudah menyiapkan pakaian untukku?" Aku menoleh ke kanan dan ke kiri untuk memastikan apa ada seseorang yang masuk ke kamar ku saat aku sedang mandi. Nothing. Nobody's here.

'Mungkin Maidy yang melakukannya' gumamku sambil mengambil setelan pakaian itu.
Aku terdiam saat aku melihat rok pendek berwarna pink di bawah croptee putih yang sedang ku pegang.

Apa maksudnya memberiku rok? Orang rumah ini tau bahwa sekarang aku tidak suka rok. Bahkan semua pakaian ku berbasis rok, aku buang semuanya.
Lalu, apa maksud Maidy menyiapkanku sebuah rok? Apa dia gila?

Tapi tunggu, jika aku tidak mempunyai rok, lalu ini rok siapa? Dan croptee ini? Aku tidak merasa memilikinya. Apa Maidy membelikannya untukku? Itu sangat tidak mungkin.

Aku melempar croptee itu ke tempat tidurku meski aku tau aku ingin memakainya sekarang. hell no, aku akan menanyakan Maidy dulu tentang ini. Toh aku juga mempunyai croptee banyak di lemari ku.

Aku berjalan menuju lemari ku dan membukanya. Terlihat begitu banyak tumpukan celana dan gantungan baju ku. Memilih kaos lengan pendek dan sebuah overall selutut tidak masalah kan?
Aku memakai nya cepat. Mengambil tas dan keluar dari kamar.

SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang