2

1.4K 73 1
                                    

"Nah, Sasuke. Tidak terasa ya, sebentar lagi kita akan segera angkat kaki dari sekolah." Ujar sang gadis yang diketahui bernama Sakura, Haruno Sakura.

Ekspresinya tak terbaca, antara senang sedih berpadu dalam mimik yang tersirat di wajah putih porselennya.

"Hn." Tanggapan sosok yang dipanggil Sasuke tadi.
Singkat, benar-benar singkat, membuat siapapun yang mengajaknya bicara pasti sudah bosan setengah mati disini.

Tapi, Sasuke tak sepenuhnya salah 'kan? ia hanya menjawab sekenanya, sesuai logika. Toh pertanyaan yang diajukan pun jika ditelaah hanya memerlukan dua jawaban. Ya dan tidak. Bukankah begitu?

"Uh, kau tidak asik sama sekali. Setidaknya utarakan tanggapanmu, kek." Sakura menjawab sengit, sembari memasang ekspresi kesal yang tampak dibuat-buat.
Tidak benar-benar kesal, ia sudah tau persis watak sang lawan main disini. Mungkin ia hanya salah mengajukan pertanyaan, harusnya dibubuhi beberapa kata lagi hingga membuat sahabat Uchihanya itu
berpendapat, walau hanya beberapa kata pun bukan masalah. Jadi ia harus pintar mengolah kata disini.

Sasuke hanya mendengus melihat ekspresi yang ditampilkan satu-satunya sahabat perempuan yang ia miliki itu.
"Jangan memasang wajah seperti itu. Kau semakin jelek tau." Ia menimpali ucapan sang gadis seraya menyentil pelan dahi sang gadis yang berjarak tak jauh darinya.

Sakura meringis sembari mengerucutkan bibirnya hendak memprotes ulah sahabat laki-lakinya yang dengan seenak jidatnya menyentilnya. Uh tidak sopan eh.
"Cih, menyeba-" protesannya terpotong akibat sang pemuda yang kembali berulah. Kali ini jarinya yang membekaskan warna merah di dahinya kini berpindah ke bibirnya, mengunci rapat bibir sang gadis.
Mengisyaratkannya untuk diam.

"Jangan diteruskan, kau
membutuhkan tanggapan yang seperti apa, Sakura?" Kini sang pemuda menatapnya lekat. Onyx kelam miliknya bersirobok dengan emerald jernih yang bercahaya milik Sakuranya. Tatapannya yang biasanya dingin dan tajam itu seketika melembut tatkala bertemu dengan netra milik sahabat yang amat ia sayangi.

Sakura menyukai ini, saat dimana Sasuke memandangnya seperti tadi. Ia benar-benar merasa menjadi gadis paling beruntung bisa menjadi sahabat Sasuke. Dimana pandangan lembut tadi hanya ditujukan
kepadanya. Karena tak pernah Sasuke memandang orang lain selembut tadi selain kepadanya, ya hanya kepadanya. Betapa bahagianya Sakura mengetahui fakta itu.

Ah, ia hampir lupa topik utamanya.
Sang gadis gulali tersebut tampak berpikir sejenak,
"Um.. apapun Sasuke. Katakan bagaimana perasaanmu sekarang?" Tanya Sakura menuntut jawaban
sahabatnya yang dingin tapi hangat itu.

"Perasaanku?" Si emo menjawab dengan kalimat tanya.

"Perasaanku terhadapmu eh?" Kembali bariton itu terdengar sedikit menggoda di telinga si gadis.

Sasuke sedikit menyeringai saat mengatakannya.

"Kalau aku mengatakan aku mencintaimu, bagaimana?" Tanya Sasuke seraya mengunci nerta emerald itu kedalam onyx kelam miliknya.

____

EgoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang