4

915 62 0
                                    

____

"Hei." Ujar Sakura seraya melambaikan tangannya di depan Sasuke. Ya Sasuke melamun.

Sasuke sedikit tersentak. Well, ini kali kedua dalam sehari ini seorang Sasuke Uchiha tersentak. Dan semua berkat si gadis manis di depannya itu, Sakura Haruno.

"Lagi pula aku sudah bosan menjomblo sejak putus dari Sai setahun yang lalu. Jadi, kalu misalnya Gaara menyatakan cinta padaku bagaimana Sasuke?" Tanya Sakura seraya menerawang jauh ke cakrawala.

"Hn." Hanya gumaman ambigu yang keluar dari mulut si bungsu Uchiha ini. Ohmagosh. Sakura harus bersabar mempunyai sahabat semacam ini.

"Kau selalu begitu." Ungkap Sakura tampak murung.

"Terserah." Ya akhirnya satu kata yang sangat-sangat tak diharapkan muncul kembali dari Sasuke.

"Kau tidak memberi semangat atau dukungan padaku begitu Sasuke-kun?"
"Jahatnya." Lanjut Sakura seraya menopang wajahnya di dagu.

"Hn. Apa kau mencintainya?" Akhirnya empat kata terlontar juga dari si kaku Uchiha.

Sakura menolehkan wajahnya tepat di depan Sasuke.
"Aku tidak tau. Tapi yang pasti aku selalu berdebar kalau berdekatan dengannya." Ujarnya dengar wajah yang sedikit merona. Tak lupa senyum manis terpatri di wajah ayunya.

"Dia itu mirip sepertimu, asal kau tau. Sama-sama dingin tapi perhatian. Aku sangat menyukainya, Sasuke. Aku berharap akan satu kampus dengannya nanti." Tuturnya tampak berbunga-bunga.

Ya, dimana-mana semua orang pun tau sikap Sakura yang seperti ini benar-benar seperti orang yang jatuh cinta. Sasuke tidak bodoh. Ia tak bisa pura-pura menutup mata akan hal itu, ia paham betul kedaan ini.

"Jangan samakan aku dengannya." Tukas Sasuke tak suka. Ya ia benci di sama-samakan. Terlebih dengan rivalnya.

Gelak tawa kembali terdengar, tentu itu Sakura.
"Ya, ya.. jelas kalian memang berbeda. Kau sahabatku. Dia gebetanku." Balas Sakura seraya menjulurkan lidahnya.

'Dan aku tak pernah kau pandang Sakura. Cobalah sekali saja kau melihatku.' Imbuh Sasuke dalam hati.

"Lalu bagaimana denganmu?" Tanya Sakura setelah menghentikan tawanya.

Mengerti tak mendapat respon, Sakura kembali mengulang pertanyaannya.

"Bagaimana kehidupan cintamu Sasuke-kun? Rasanya sejak tiga tahun kita bersama aku tak pernah melihatmu menggandeng cewek sekalipun. Kecuali aku tentunya." Ujar Sakura kembali sedikit tertawa.

"Hei, jangankan melihat. Mendengar kau menceritakan seorang perempuan pun tak pernah ya? Kecuali ibumu dan sensei galak yang sering memarahimu ketika tidur di kelas." Lanjut Sakura cekikikan.

Ya bagaimana mau bercerita kalau orang yang ia sayangi sudah ada tepat di depannya. Itu masalahnya.

Sasuke diam. Ia malas membahas topik yang seperti ini.

"Apa kau tidak menyukai seseorang? Ayolah Sasuke. Walaupun banyak air mata, tapi cinta itu akan menjadi warna dalam hidup loh. Coba deh buka hatimu," Sakura sok menasihati sahabatnya.

Ya dan kau sudah cukup mewarnai hidupku, Sakura.

"Lagian apa kau tak sadar banyak gadis yang mengantrimu. Kau tau, bahkan tiap kita jalan bersama banyak tatapan tajam mengintimidasiku. Lebih baik kau segera cari pacat deh. Emang ngga bosen jomblo terus?" Ungkap Sakura lagi.

Sakura pada dasarnya memang banyak bicara sih.

"Punya wajah tampan itu jangan disia-siakan Sasuke." Ujar Sakura seraya membenarkan tatanan rambutnya.

"Sudah menjelang malam, aku pulang ya." Ujar Sakura sembari berdiri dan merapikan bajunya.

"Ya." Balas Sasuke singkat.

"Jangan lupa cari pacar, Tuan Es." Ledek Sakura seraya berlari meninggalkan Sasuke sendiri disana.

Jarak rumah mereka memang dekat. Bersebelahan malah.
Jadi tak heran jika Sakura bisa keluar masuk sesukanya ke rumah Sasuke. Toh mereka memang sudah dekat sejak lama.
Dan kedua orangtuanya pun paham.

____

EgoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang