Chapter 7

332 11 2
                                    

Lama banget ya author ga update nih cerita semoga kalian sabar n tetep mo baca cerita aku BTW happy reading....:)

Gadis itu nampak menikmati keindahan taman kecil di kampus ini, semilir angin menerbangkan sebagian rambut hitam panjangnya. Sesekali dia memejamkan mata, seakan menikmati hembusan angin yang segar atau mungkin dia sedang berusaha menahan rasa kantuknya, lucu sekali.

Aku tak pernah melihat dia sebelumnya di kampus ini, apa mungkin dia anak baru? Tiba-tiba timbul keinginanku untuk sekedar menggodanya. Sengaja aku berusaha menarik perhatiannya dengan menyapanya tanpa menunjukkan siapa aku. Tentu saja aku bersembunyi dibalik pohon besar ini.

“Sendirian?” sapaku yang berhasil langsung menarik perhatiannya. Nampaknya dia sangat penasaran. Dia berusaha mencari asal suara yang menyapanya. Dia menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, rupanya aku benar-benar mengejutkannya.

Dari tempat persembunyianku aku menikmati wajah penasarannya sekaligus kecemasannya. Dia lucu sekali aku tak akan berhenti menggodanya, aku akan mencoba berbicara sekali lagi padanya.

“Kau mencariku?”

Aku hampir saja tak dapat menyembunyikan tawaku melihat raut mukanya, lucu sekali. Dia mencebikkan bibirnya, bangkit dari bangku taman yang sedari tadi didudukinya. Berjalan pelan ke arahku, rupanya dia mencari sumber suara yang membuatnya penasaran. Sebelum aku memutuskan untuk menunjukkan diriku ternyata dia sudah keburu mengambil langkah seribu meninggalkan taman ini. Yahhhh…..

Tasya POV

Huft…huft…

Aku berlari sekuat tenaga menjauh dari taman kampus itu, sungguh aku tak menyangka, horor banget. Aku masih gak yakin dengan pendengaranku tapi sepertinya tak ada yang salah dengan pendengaranku, aku jelas-jelas mendengar sebuah suara yang menyapaku. Ih…. ngeri

Akhirnya kuputuskan menunggu Gita di kantin saja, sepertinya aku memerlukan segelas orange juice dingin yang segar. Setelah memesannya ditambah beberapa makanan ringan aku menuju salah satu bangku di kantin kampus.

Kesegaran orange juice ini sedikit membantuku untuk meredakan degub jantungku yang tadi sempat berlompatan karena kejadian mengerikan di taman kampus. Aku mengedarkan pandangan di sekitar kantin ini, hem…tak ada yang kukenal diantara beberapa orang yang sedang makan siang ini.

Ddrrttt…ddrrttt

Aku mengambil ponselku dari dalam tas, mengeceknya ternyata sebuah panggilan dari Liam. Ah…ada apa ya, mengapa hatiku kembali berdegub kencang, jantungku rupanya secara langsung melakukan push up, Liam meneloponku?

“Hallo”

“Hallo Tasya, kau sedang apa?”

“Aku sedang di kampus”

“Kau sudah mulai kuliah? Bukannya kau belum waktunya kuliah?” tanya Liam defensif, kenapa ya?

“Aku dikampus bersama teman seapartementku, bukan untuk kuliah hanya sekedar datang untuk lebih mengenal kampusku”

“Oh begitu…”

“Kau ada apa meneleponku?”

“Oh aku? Ehmm…ada yang ingin kubicarakan denganmu”

“Oh bicaralah”

“Tapi tidak lewat telepon. Ada dimana kampusmu?”

“Kampusku?”

“Iya ada di mana, aku akan menjemputmu”

“Menjemputku?” aku membeo menirukan kata-kata Liam, wah bahaya kalau sampai ada orang yang tahu Liam menjemputku.

Spring in the winter heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang