Jakarta, 8 November 2016

1.1K 200 60
                                    

"Janeeeeee." Aku menoleh kearah pemanggil namaku. Dia lagi, dia lagi. Batinku

"Kenapa Jo?" Tanyaku.

"Ini nih bos ngasi ini ke kamu." Joana memberikanku kertas persegi panjang. "Hadiah pekerja terbaik."

Aku melihat isi kertas itu. Dan tentu saja, tertera namaku disana.

Destination : Bali, Indonesia.

"Kamu dapet hadiah liburan ke Bali." Bukannya senang, tiket itu malah membuatku air mataku turun.

Bali.

Satu tempat yang paling kuhindari.

"Selamat ya Jane." Joana memelukku erat, kupeluk balik Joana.

"Thanks Jo." Joana memang teman satu kantorku yang mengetahui tentang kejadian satu tahun silam. Kejadian yang tidak mau kuingat.

Kuberjalan menuju parkiran mobil. Dan kupasang seatbelt. Tiket itu tidak membuatku takut naik pesawat, namun tiket itu membuatku takut akan mengingat.

Mengingat yang tidak seharusnya kuingat. "Michael."

Derai air mataku telah membanjiri pelupuk mataku, tidak segan kubiarkan air mata itu melewat pipi dan daguku.

Kecelakaan pesawat destinasi Bali-Jakarta mengalami kecelakaan di lautan pulau Bali, seluruh tim dikerahkan untuk pencarian korban. Beberapa nelayan melihat korban yang masih hidup. Mereka berenang dan bertahan menggunakan puing-puing pesawat.

Kini salah satu korban selamat dan langsung dibawa ke rumah sakit terdekat. Diduga korban mengalami luka serius di kepala dan shock berat.

"Andai gue ga bisa diselametin. Gue ga bakal kaya gini." Aku membanting setir dan memutuskan untuk menepikannya. Jika sudah mengingat kejadian satu tahun silam, aku akan tidak terkontrol.

Black box telah ditemukan, diduga kecelakaannya karena kesalahan teknis. Terlebih hilangnya sinyal dan angin yang cukup kencang.

Ada 20 penumpang dan awak pesawat. Pilotnya belum ditemukan sedangkan pramugari dan pramugara telah ditemukan tewas kehabisan nafas.

Dari 20 penumpang, yang selamat hanyalah 5 orang. Pertama, Mr. Adam kebangsaan Australia. Kedua, Nataya kebangsaan Indonesia. Ketiga, Mrs. Nana kebangsaan Hongkong. Keempat, Ahmad Adnan kebangsaan Indonesia. Dan kelima, Jane Elizabeth Bishop kebangsaan Indonesia.

"Yang gue sesalin itu kenapa gue harus kenal lo? Kenapa? Kenapa kita harus kenal kalo kita ditemuin untuk dipisahkan?" Aku menyeka kasar air mataku membuat eyelinerku berantakan.

"MICHAEL GUE CINTA SAMA LO MESKIPUN LO GA BISA DENGER UCAPAN GUE."

-.-

Bali, 10 November 2016

"Hai jane." Dia Calum. Selama aku dibali, aku tidak kemana-mana. Hanya tidur di hotel dan membeli makanan diluar. Memang seharusnya aku menolak untuk liburan kesini.

Karena Bali yang dulu dan sekarang sangatlah berbeda.

"Gue turut berduka cita ya, gue gatau kalo itu terakhir kalinya gue ngeliat Michael." Calum mengusap punggung tanganku disaat aku sudah mulai menitikan air mata.

"Thanks."

"Lo beruntung masih selamat, Jane." Katanya parau. "Tuhan masih sayang berarti sama elo."

Aku menggelengkan kepala, "Kadang gue mikir kalo keselamatan gue ga berarti."

"Lo kalo mau cerita silahkan aja."

"Waktu itu gue dipesawat sama dia," aku mulai membiarkan air mataku turun lagi, "dia bilang kalo dia sayang sama gue, dan dia berharap gue punya perasaan yang sama kayak dia."

Aku menangis sesenggukan saat mengingat kejadian itu, "Dan waktu dia mau ngelanjutin omongannya, pesawat itu berguncang. Dan yang terakhir kali gue inget, dia nyium gue dan meluk gue erat banget."

"Sekarang gue harus ngapain Cal? Saat gue belum tau dia bakal ngomong apa sama gue dia udah ga ada, udah ninggalin gue. Semua kenangannya udah ga ada, bahkan satu foto pun gue gapunya Cal."

"16 hari gue kenal dia, 14 hari gue bareng sama dia mulu. Bikin kenang-kenangan, main bareng, makan bareng, dan sekarang gue sama sekali ga punya satu pun kenang-kenangan sama dia, semua hanyut dibawa ombak."

"Termasuk jenazahnya Michael. Hanyut. Dan ga bakal ditemuin lagi."

"Udah Jane, itu udah setahun yang lalu, lu pasti kuat kok buat lupain semuanya." Kata Calum.

Gue berdiri, "Semua orang udah ditemuin Cal, meskipun jenazahnya. Dan kenapa Michael engga? Kenapa dia ga ditemukan? Mereka beruntung Cal yang keluarganya masih bisa dateng ke batu nisannya. Gue apa? Gue gatau harus kemana?".

"Jane dengerin gue dengerin." Kata Calum, "Lo harus bersyukur masih bisa hidup, jangan karena Michael doang lo ga ngerasa syukur karena dia ga ditemuin."

"Bahkan korban-korban lainnya pasti bakal iri sama elo yang masih bisa selamat, dan lo harus bersyukur." Kata Calum.

"14 hari yang paling kelam dalam hidup gue, hape, fotonya, baju kembaran gue sama Mike bahkan ga tersisa." Aku menyeka air mataku, "Satu pun kenangan ga boleh gue milikin tentang Michael."

"Itu tandanya Michael mau lo cuma nginget dia dan akhirnya melupakan. Daripada membawa kenangan yang akan diingat terus dan membawa kesedihan."

-.-

"Michael." Panggilku. Kini aku sedang berada di salah satu pantai yang pernah di jadikan tempat Michael meramal waktu itu.

"Gue ga ngerti apa yang lo mau, lo datang kemudian pergi untuk selamanya."

"Bahkan lo ga ngasi gue nginget elo sama sekali."

"Foto kita, yang udah dicetak ataupun di hp, udah ga ada. Udah semua elo yang bawa, lo kemana sih?"

"Bahkan buat nginget elo, rasa sakit gue semakin terasa. Kalo kaya gini, mending seharusnya kita ga usah ketemu."

"Lo adalah orang yang paling sakit untuk diingat."

"Sekarang lo dimana Mike? Kenapa jenazah lo belum ditemuin? Kenapa lo bener-bener ga mau ketemu gue? Gue balik ke tempat dimana lo ngeramal kalo kita ga bakal ketemu lagi. Dan ternyata bener, kita ga bakal ketemu lagi."

"Ternyata pelukan lo bikin gue selamat dari maut ya, hebat banget."

"Sekarang gue gatau benda apa yang bisa ngingetin gue tentang kenangan kita disini, gue pikunan Mike. Bali? Gue lama-kelamaan bakal lupa apa yang pernah terjadi di Bali. Mobil jeep? Ga bakal selamanya gue inget pernah naik mobil jeep bareng elu. Lalu apa yang bisa bikin gue inget terus sama elu kalo lu dan kenangannya dibawa ombak?"

"Gue takut mike, takut banget...--"

"Takut mengingat apa yang seharusnya tetap diingat."

Dan takut mengingat apa yang harusnya tidak diingat.

The end!

Wiii selesai juga nih ff wkwkwkwk
Sedih banget ah anjir

Makasi ya buat kelen yang udah baca cerita abal ini. Semoga kelen semua senang dan feelnya dapet. Dan semoga amanat yang pengen gue sampein dicerita ini tuh nyampe//padahal ga ada amanatnya//

Jadi katakan perasaanmu sebelum semuanya terlambat

Azek dah.

See ya di next ff♥♥♥♥♥♥♥

Holiday : Michael CliffordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang