Razefa's POV
Nama lengkapku Razefa Bagaskara. Aku merupakan anak ke satu dari dua bersaudara. Sekarang aku sudah menginjak usia 16 tahun, siswa kelas X McKenzi High School. Dan aku termasuk siswa yang sangat jago dalam bidang PMR.
Aku berasal dari keluarga yang cukup kaya. Mom dan Dad bilang, aku blasteran Amerika - Indonesia. Dad lah yang berasal dari Amerika dan Mom sendiri berasal dari Indonesia.
Dad mewarisi sifatnya kepadaku. Ya kalian tau lah, aku ini memang cowok yang paling ganteng di sekolah, sampai fans ku banyak sekali. Bisa dibilang aku Most Wanted nya sekolah.
Hari ini aku akan pergi ke rumah sakit untuk menjenguk sahabatku. Dia mengalami kecelakaan akibat balapan liar. Ya memang dia sering banget melakukan hal-hal yang bisa membahayakan dirinya sendiri, bahkan aku sampai tak habis pikir dengannya.
Aku memutuskan untuk memakai kaos polos putih dipadukan dengan jaket yang bagian tangannya sedikit di keatas kan serta dengan celana jeans hitam. Aku segera keluar dari kamar dan menuruni tangga dengan berhati-hati.
"Mau kemana, Raz?" terdengar suara perempuan di ruang tamu yang hendak bertanya kepadaku, Mom. Anggun Grazecia. Menurutku Mom memang seorang ibu yang sangat baik. Mom selalu mengerti keadaanku, selalu mengkhawatirkan keadaanku dan selalu ada disampingku. Bagiku Mom memang pantas mendapatkan penghargaan 'Ibu Terbaik'.
"Hai, Mom. Aku mau jenguk sahabat ku di rumah sakit, Mom" ucapku menjawab pertanyaan Mom tadi.
"Memangnya dia kenapa?" Tanya Mom ku disertai wajah panik.
"Biasalah, Mom. Dia kecelakaan waktu balapan liar." jawabku
"Dia ga pernah berubah. Ya udah kalau gitu titip salam dari Mom buat dia ya. Semoga cepat sembuh."
"Iya mom nanti Raz sampein salam dan doanya. Raz pergi dulu ya Mom."
"Hati - hati dijalan, janga..."
"Jangan ngebut - ngebut, jangan pulang terlalu malem, harus tau waktu." Aku memotong ucapan mom ku yang sudah seperti biasa selalu dikatakan mom kepadaku kemanapun aku pergi.
"Itu dialog Mom, Raz. Kamu selalu memotongnya." Ujar Mom dengan wajah cemberut.
"Haha jangan cemberut dong, Mom. Raz sudah sangat hapal dengan dialog Mom itu. Yaudah Raz pergi dulu ya, assalamu'alaikum Mom cantik" pamitku serta mencium tangan dan pipi Mom.
"Walaikumsalam sayang." Ujar Mom ku seraya mengelus rambutku dengan lembut.
Aku segera bergegas keluar rumah. Aku menggunakan motor ninja ku hadiah pemberian Dad waktu aku ulang tahun bulan Juni lalu. Dengan berhati - hati aku mengendarai ninjaku kearah rumah sakit dimana sahabatku dirawat. Namun sebelumnya, aku menyempatkan ke supermarket membeli buah-buahan sebagai bingkisan untuk sahabatku.
Aku sudah sampai di salah satu rumah sakit yang ada di Bandung, rumah sakit Immanuel. Segeralah aku masuk dan menuju receptionist untuk menanyakan ruang rawat sahabatku. Setelah itu aku langsung menelusuri setiap lorong rumah sakit ini.
Tapi saat aku sedang menelusuri rumah sakit ini, aku melihat seorang gadis yang sangat cantik. Dia tampak sedang menelusuri lorong rumah sakit untuk menuju tujuan nya. Matanya yang hitam, hidungnya yang mancung, bibir yang sangat merah dan mungil, kulit bersih, serta rambut yang indah dan penampilannya yang menarik. Dia begitu nyaris sempurna. Entah mengapa jantungku berdegup kencang saat melihat dia. Aku sadar, detik itu juga aku jatuh cinta pada gadis itu, Love at first sight.
Aku berniat untuk mengejar gadis itu. Namun saat aku mengejarnya, ada seseorang yang menabrakku. Dan hampir saja buah - buahan yang aku pegang jatuh ke lantai.
"Maaf de, ibu buru - buru. Kamu tidak apa-apa kan?" Tanya seorang ibu yang sempat menabrakku tadi.
"Eh iya bu, saya tidak apa-apa kok." Jawabku disertai senyuman khasku.
"Syukurlah, sekali lagi maaf ya. Ibu harus pergi."
"Iya bu silahkan." jawabku dengan sopan.
Tapi sial, karena insiden tadi aku ga bisa ngejar gadis itu. Oh rupanya hari ini tidak berpihak kepadaku. Semoga saja Tuhan mempertemukan aku kembali dengan gadis itu.
Akhirnya aku memutuskan menuju ruang rawat sahabatku. Aku memasuki ruangan tempat dimana sahabatku di rawat.
"Heh bro. Gimana keadaan nya? Udah mendingan?" tanyaku kepada sahabatku itu.
"Eh lo, Raz. Alhamdulillah gue udah mendingan." Jawab sahabatku, Deon.
Sekilas tentang Deon, dia merupakan anak tunggal. Namun orang tua nya tidak bisa memberikan dia perhatian sedikit pun. Bisa di bilang dia Broken Home. Karena itu lah dia sering mengikuti balapan liar, pergi ke club, namun dia tidak pernah memainkan wanita. Dia tidak seburuk yang kalian pikirkan, dia juga mempunyai sisi baiknya, yaitu selalu menolong orang disekitarnya yang kesusahan.
"Bagus deh kalau lo udah mendingan. Makanya lain kali jangan balapan liar lagi, kaya yang ga sayang sama nyawa sendiri. Nih gue ga bisa bawa apa-apa, sorry ye" Ucapku seraya menduduki kursi yang berada di samping Deon dan memberikan buah-buahan kepada Deon.
"Haha lo tuh suka repot-repot, btw thanks bro.Yamau gimana lagi, itu udah jadi kebiasaan gue Raz. Lo taukan daripada gue diem di rumah sendirian, terus nyokap bokap gue ngurusin kerja mulu, bahkan ga pernah peduliin gue, ya mendingan gue balapan liar aja sekalian ngilangin kehampaan gue." Jawab Deon dengan nada ketus tapi bisa dilihat dengan jelas dia sangat sedih.
"Lo jangan beranggapan gitu, yon. Mereka kerja juga kan buat lo sendiri. Contohnya kaya sekarang, nyokap bokap lo masukin lo ke rumah sakit karena mereka gamau terjadi sesuatu apa - apa sama lo. Dan mereka juga nempatin lo di ruangan VIP." Jelasku dengan bijak untuk menghibur nya.
"Emang sih mereka udah bawa gue kesini, ditempatin di ruang VIP juga. Tapi gue ga butuh itu semua, Raz. Gue cumin pengen mereka ada buat gue. Gue iri kalo liat keluarga lo. Keluarga lo harmonis banget, bahkan gue aja nyaman tiap main kesana." Deon membalas penjelasanku dengan wajah yang sangat prihatin.
Memang sih orang tua nya bekerja buat dia. Tapi Deon bener, seorang anak sangat ingin diperhatikan oleh kedua orang tua nya. Bukan oleh pembantunya, bahkan dari Deon kecil dia di rawat oleh pembantunya dibandingkan oleh kedua orangtua nya. Orang tua nya memang mementingkan perusahaan nya yang sangat terkenal itu, daripada anak nya sendiri.
"Suatu saat nanti orang tua lo pasti bakalan merhatiin lo kok. Lo cukup nunggu waktu. Atau kalau emang lo nyaman sama keluarga gue, lo bisa main tiap hari kesana. Lo bisa anggap orang tua gue sebagai orang tua lo juga. Kita kan udah sahabatan sejak kelas 7 smp. Gue, Mom, dan Dad udah nganggep lo keluarga sendiri"
"Makasih, Raz. Lo emang sahabat gue yang paling baik." Ujar Deon dengan memaksakan untuk tersenyum.
"Nyantai aja kali. Itu kan guna nya sahabat. Selalu ada kapan pun, saat duka maupun senang. Eh bro, gue cabut dulu ya, mau ke suatu tempat dulu." Balasku
"Okey, bro. Jangan lupa jengukin gue lagi."
"Pasti lah. Cepet sembuh, yon." Ucapku sambil menuju keluar ruang rawat Deon.
Aku pun keluar meninggalkan rumah sakit ini. Dan menuju ke tempat yang akan aku kunjungi.Tempat favorit ku.
------------------------------------
Maaf kalau emang ceritanya ga jelas wkwk. Lagi proses belajar kok yang di mulmed foto Dimas anggara as Razefa Bagaskara.
Jangan lupa tinggalkan vote dan comment. Makasih:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kau dan Aku
RomanceKalau boleh aku meminta, aku hanya ingin bisa hidup lebih lama lagi bersama orang yang aku sayangi. Dan aku selalu menunggu keajaiban itu. -RennaAyra Takdir yang membawaku kesana, tidak sengaja melihatmu dan jatuh cinta pada detik itu juga. Aku menc...