Tiga

96 8 0
                                    

5 tahun yang lalu...

"Permisi, Bibi Alisa. Ini Albi. Ada titipan dari Bunda."

Anak laki-laki itu mengetuk pintu rumah, setelah menerobos masuk ketika dilihatnya pagar tidak dikunci. Tak lama kemudian, pintu dibuka. Bukan Bibi Alisa, bukan juga Melly, anak tunggal di rumah itu. Tapi gadis lain, yang tampak lebih muda darinya. Albi sedikit terkejut, ia mundur satu langkah. Ditatapnya wajah gadis berkepang dua itu.

"Kakak cari Bibi Alisa? Bibi belum pulang." Ucap gadis itu lembut.

"Oh?" Albi masih dikuasai keterkejutannya.

"Kenapa? Ada yang bisa Nara bantu, kak?"

"Eh, iya. Ini, ada titipan dari bundaku." Albi menyerahkan sekotak brownies.

"Nanti Nara bilangin. Makasih, ya, Kak."

Gadis bernama Nara itu menerima kotak pemberiannya dengan senang. Matanya membulat lucu saat mengintip isi kotak. Albi tidak berkedip menatapnya.

***

Keesokan harinya, Albi mengayuh sepedanya dengan kencang. Tiba-tiba, seorang gadis berlari menyeberang jalan. Karena panik, Albi menarik rem hingga dirinya jatuh terpental. Melihat ada yang jatuh, gadis itu menghampirinya. Albi bangkit dan menepuk-nepuk celananya yang kotor. Baru saja dia akan memaki ketika merasa gadis itu mendekat, namun urung ia lakukan saat suara lembut itu kembali memenuhi telinganya.

"Kakak nggak papa?"

Albi menatap gadis itu lagi. Juga terdiam lagi, malu mengajaknya bicara.

Bunga TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang