"Apa yang terjadi?" Minrin berjalan cepat menghampiri Ryeowook yang baru saja kembali. "Yenmei... wanita itu baik-baik saja? Seharusnya kau bilang kalau tadi ada detektif yang mengawasi."
Rentetan pertanyaan yang dilontarkan Minrin itu sama sekali tidak menarik perhatian Ryeowook sedikit pun. Ya, benar terjadi sesuatu tadi. Ya, benar ia berbohong pada Minrin dengan tidak mengatakan tentang dua detektif yang mengintai mereka. Tapi itu semua bahkan bukan lagi masalah terbesar sekarang. Ada masalah yang lebih besar yang harus dipikirkan baik-baik jika mereka berempat ingin selamat.
"Dimana Kyuhyun?" tanya Ryeowook yang begitu saja melewati Minrin yang baru saja berdiri di depannya. Sikap yang tidak biasa yang membuat Minrin terheran dan nyaris meluapkan amarahnya.
"Yaa, aku bertanya padamu. Setidaknya jawab pertanyaanku," sergahnya kesal tapi tidak berusaha menghentikkan Ryeowook dan memilih berdiri diam sambil menatapnya dengan kepala menggeleng-geleng heran.
Ryeowook menemukan Kyuhyun sedang duduk di sofa menikmati semangkuk jajjangmyun pesanannya. Tanpa berbosa-basi dan masih dengan berbagai pikiran yang menyelimuti kepalanya, Ryeowook pun menghampirinya.
"Kau sudah kembali? Wah, kukira kau terjebak di sana tapi kelihatanya kau baik-baik saja." Kyuhyun mengangkat kepalanya, memperhatikan Ryeowook lalu tersenyum padanya seakan-akan Ryeowook sedang bercanda padanya.
"Kau tahu jika itu tadi jebakan?"
"Apa maksudmu?"
Ryeowook menoleh sekilas ke arah Kyuhyun, menatapnya curiga. "Orang yang menyuruh kita membawa Yenmei ke Hanjae adalah perusahaan G.I.O, iya kan?" tanyanya tanpa berbosa-basi. "Dan alasan mereka melakukan itu untuk membunuhnya. Sama seperti para pesuruh yang di bandara. Mereka juga suruhan G.I.O."
Kyuhyun menoleh ke arahnya agak terkejut sebenarnya karena Ryeowook bisa tahu. Minrin yang baru saja bergabung hanya berdiri kebingungan.
"Darimana kau tahu?" tanya Kyuhyun kemudian. Laki-laki itu menegakkan posisi duduknya seketika. "Tidak peduli siapa mereka, kita hanya menjalankan tugas dan terima bayarannya. Kenapa mereka melakukannya, bukanlah urusan kita. Bukankah begitu?"
"Dan apa kau tahu jika mereka membunuh Yenmei?" tanya Ryeowook lagi kali ini dengan nada rendah yang penuh emosi.
"Apa maksudnya ini? Wanita itu dibunuh?" seru Minrin tidak mengerti.
"Mereka yang membunuh Yenmei bukan kita. Itu sudah diluar pekerjaan kita, untuk apa dipikirkan?" bela Kyuhyun lalu meremas mangkuk bekas jjangmyun miliknya dan membuangnya ke tempat sampah.
"Brengsek kau!" Dengan kasar Ryeowook menendang meja di depannya. "Apa kau tidak tahu itu sama saja kita membunuh orang?"
Emosi Kyuhyun terpancing setelah itu. "Jadi, apa yang kau ingin aku lakukan ha?"
"Jika sampai terjadi sesuatu dengan kelompok ini. Semua salahmu!" desisnya kesal.
Kyuhyun tidak menjawab. Ryeowook tidak mempedulikannya dan langsung berjalan keluar dari ruangan itu. Minrin hanya memperhatikan sebentar pada Kyuhyun, tapi laki-laki itu menghiraukan tatapan penuh tanda tanya dari Minrin lalu mengabaikannya. Dan disitulah, Minrin memilih pergi mengikuti Ryeowook.
***
Satu gelas vodka kembali habis diteguk Hyukjae begitu gadis di sampingnya menuangkannya untuknya. Haejin atau Sooyi, entahlah... Hyukjae tak ingat namanya. Kepalanya sudah mulai pening pertanda bahwa sudah terlalu banyak alkohol yang diminumnya. Satu gelas lagi mungkin akan berakibat ia berjalan sempoyongan sampai rumah atau mungkin jatuh tertidur begitu saja di club ini.
YOU ARE READING
The Horde
FanfictionMereka berempat bersahabat, membentuk kelompok dan bekerja secara ilegal. Apapun akan dilakukan demi uang kecuali membunuh, termasuk melanggar berbagai macam hukum yang berlaku sekalipun. Hingga suatu pekerjaan berhasil menjebak salah satu diantara...