7

598 25 2
                                    

Setelah mendengar bel pulang sekolah, Sofi pun langsung membereskan bukunya kedalam tas. Dan hari ini adalah hari kamis dimana dia ikut ekskul basket. Takbisa dipungkiri kalo seorang Sofi benarbenar lihai dalam bermain basket.

Saat main basket, sisi seorang sofi benar benar muncul, dia menguncir rambutnya dengan kunciran kuda, mengenakan celana basket diatas lutut, namun atasannya adalah kaos agar nanti ia bisa langsung pulang tanpa ganti baju lagi dan memakai sepatu nike nya berwarna abu abu birumuda.

Dia sangat lincah dalam bermain basket. Apalagi sekarang adalah waktunya latihan gabungan dengan beberapa sekolah lain di SMA Wiyata Mandala.

Salsa, teman pulang 42 nya sudah pulang sejak bel dibunyikan. Dan juga apabila pulang karena ekskul basket itu sudah sangat sore dan tidak memungkinkan 42 untuk melintas disekitar rumah Sofi.

Otomatis dia harus naik taksi atau ojek. Tak masalah untuknya jika pulang harus sendiri. Karena dia sudah terbiasa sendiri.

Saat sedang bermain basket, sofi tidak sadar bahwa ada sepasang mata yang sedang mengamatinya. Siapa lagi kalau bukan...

Beberapa kali sofi mencetak gol dengan poin yang cukup memuaskan untuknya. Dari smp sofi memang sudah handal dalam bermain basket.

Pwitttpittttt...

Suara pluit Pak Arif mulai terdengar, tandanya bahwa permainan telah selesai.

Semua anak basket segera ke pinggir lapangan untuk mengistirahatkan badannya, minum karna haus, dan mengelap badan mereka dengan handuk kecil.

Tak terkecuali oleh Sofi.

Dia segera meselonjorkan kakinya dan mengelap bagian dahinya dengan handuk kecil.

Saat dia ingin minum, alangkah sialnya pada saat itu dia lupa membeli minuman sebelum memulai latihan, padahal dahaganya sudah mencengkram tenggorokannya yang haus akan air.

"Nihhhh, gue tau lu haus dan lu lupa bawa air minum" kata seorang cowo yang berada didepannya sambil menyodorkan air dingin.

Ya, siapalagi kalau bukan Aldy.

Tapi sofi hanya diam dia tampak berfikir 'ambil gak ya? itu air menggiurkan bgt lagi kalo ditolak sayang tapi yang ngasih si aldy sialan itu' ego dan gengsinya balapan.

"Kok lo diem? Ambil aja, anggep inu hadiah dr gue karna lo td mainnya bagus banget" kata Aldy

"Ini minuman gak lu kasih obat bius atau apapun kan?" sofi meminta penjelasan

"HAHAHAHAHAHHA" Aldy malah tertawa

"Heh, kok lu ketawa? gue serius nihh"

"Ya lagi, emang muka gue kaya muka penjahat banget ya? Sampe lo bisa bilang kaya gitu?" muka aldy kembali datar dan dia mengambil posisi duduk disamping sofi

"Ya emang" sofi lantas ambil air itu dan segera meminumnya tanpa basa basi lagi

Aldy pun hanya tertawa dan memperhatikan setiap inci dari wajah sofi saat sedang minum air. Bahkan saat keringetan pun, sofi tidak keling malah ia tampak lebih menggemaskan

"Lo kalo lagi keringetan tambah cantik deh" aldy angkat bicara namun matanya masih stuck pd wajah sofi

Sofi langsung menoyor pala Aldy "Apansi dy gombalan lo klasik tau gaa? udah berapa cewek sih yang pernah lo gombalin alay kaya gini?"

"Kalo gombal mah gue sering, tapi gue sekarang ngomong jujur dan gue jujur jarang loh wkwkw"

"Basi lo" itulah yang sofi keluarkan dari mulutnya.

Namun didalam hatinya dia berusaha untuk gak baper sama 'cowo'

Ya memang sofi susah untuk baper dengan seseorang

Sofi pun langsung memakai tas dan pergi meninggalkan aldy yang masih memperhatikannya

"Heh sof mau kemana lo? Kok gue ditinggal sih?" aldy mengejar sofi

"Mau pulang lah udah sore, daaa"

Aldy pun bergegas menuju parkiran, hari ini dia sedang membawa motor, tidak seperti biasanya. Aldy langsung menstarter motornya dan keluar gerbang

Untungnya sofi masih ada di halte depan sekolahnya

"Sof pulang sama gue aja ya?" pinta aldy

"Apa pentingnya kalo gue pulang sama lo?" tanya sofi

"Pentingnya? 1. jam segini angkot arah rumah lo pasti udah gak ada, 2. taksi ama ojek kan mahal mending lo pulang sama gue " rayu Aldy

"Bener juga sih yang dibilang Aldy, yaudahlah sof kali ini aja gapap kali ya" batin sofi

"Yaudadeh gua pulang sama lo" jawab sofi dengan pasrah

"Yesssss, silahkan naik tuan putri" heleh rayuan aldy memang cukup eneg untuk sofi dengarkan

Aldy pun memacu kendaraannya membelah kota Jakarta. Kebetulan ini adalah jam pulang kerja jadi mereka terjebak macet.

"Hm sof, bunga yang gue kasih gimana? udah lo terima?" ungkap aldy untuk memecahkan keheningan diantara mereka

"Udah" jawab sofi irit

"Baguslah klo gitu, gue seneng dengernya"

"Lagi lo kesambet apaan sih ko tibatiba ngasih gue bunga?"

"Emang masih kurang jelas?"

"Hah?" sofi tidak mudeng

"Kan dikertasnya gue udah kasih tau, anggep aja ini salam perkenalan dari gue"

"Kan lo udah kenal gue"

"Maksudnya gue mau lbh deket kenal lo"

"Emg kenapa sama gue?"

"Lo tuh beda sof dari cewe lain, dan itu yang buat gue penasaran sama lo"

"Penasaran karna apan?"

"Ehiya abis ini kemana lagi?" tanya Aldy mengalihkan pembicaraan

"Lurus aja nanti belok kanan, nah disitu ada komplek perumahan namanya mampang asri nah nomor rumahnya 24" sofi menjelaskan

"Oke" jawab aldy

Tak menghabiskan waktu lama, mereka kini sudah ada didepan rumah sofi, rumah dengan cat putih berpagar hitam dan ada taman kecil didepannya beserta kolam ikan

"Dah sampeeee, mau mampir dulu ga dy?" tanya sofi

"Lain kali aja sof ini juga udah mau maghrib" jawab aldy

"Oke" sofi pun berjalan menuju pagar rumahnya

"Eh tunggu sof" aldy mencoba memberhentikan langkah sofi

"Apalagi?"

"Nanti gue line dibales ya jangan diread aja?"

"Kalo gue gamau gimana?"

"Ya gapapa deh yang penting sekarang gue udah ketemu sama lo wkwkwk" ucap Aldy sambil tertawa

"Yoda gue masuk ya, makasih dy"

"Iya samasama princess" jawab aldy bercampur gombalannya

"Sialan, eneg gue, dah sono dah lu pergi" usir sofi

Aldy pun hanya menyengir tapi sedikit ngeledek.

Sofi memang sofi yang sama. Walaupun sudah berapa kali aldy merayunya, sikapnya masih kekeh akan motto dalam dirinya. Tapi Aldy yakin bahwa suatu saat nanti dia bakal dapetin hati sofi dan memenangkan taruhannya.

Karna sekeras apapun karang, ia akan lunak apabila terus menerus terkena ombak.
Sekeras apapun batu, ia akan lapuk apabila terus menerus terkena air hujan.
Tapi apakah hati sofi sama seperti karang dan batu? dan rayuan aldy adalah air ombak dan hujan? Siapa yang tahu isi hati seseorang?

-vote&comment-

All I AskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang