Empat : Dating?

69.7K 4.9K 159
                                    

Alleira's POV

"Daddy, Ini apa?"

Aku melihat botol sprey kecil yang baru saja Daddy letakkan di depan meja belajarku, ada juga alat-alat ajaib yang baru pertama kali kulihat.

"Alat untuk berjaga diri." Jawab Daddy, Daddy menarik Kursi kecil dan duduk di sebelahku.

"Untuk?" Tanyaku bingung.

"Alleira sayang, Dengarin Daddy ya." Daddy berdeham dan memutar kursiku. Hingga sekarang kami sudah berhadapan. "Diluar sana, Kaum laki-laki adalah pemangsa berbahaya bagi kamu, Sayang. Kenneth itu bukan kecuali. Dan Daddy nyaris kena serangan jantung kemarin mengira kalau Daddy akan segera jadi Kakek dalam usia Daddy yang baru 39 tahun ini."

Aku terkikik mengingat eskpresi kaget Daddy kemarin saat menuduh Kak Kenneth menghamiliku.

"Dad... ini semua gak perlu." Ujarku. Meskipun sudah berumur 39, Daddy masih tetap tampan seperti saat pertama kali aku melihat Daddy di depan sekolah saat aku umur 5 tahun dulu.

"Perlu, Alleira sayang. Kamu itu perempuan, dan ini semua bisa melindungi kamu. Ini..." Daddy mengambil botol sprey kecil, "Ini air cabai. Semprotkan ini ke mata laki-laki celamitan yang mendekati kamu." Daddy kemudian mengambil sebuah alat yang berbentuk kotak seperti powerbank. "Lalu ini, Alat ini dapat mengalirkan listrik dengan tegangan tinggi yang mampu melumpuhkan Lawan. Kalau lawanmu seperti Kenneth yang jago bela diri dan jago dalam tekhnik mengunci, kamu harus menggunakan alat ini."

Aku tertawa lagi, "Daddddd!"

"Alleira, Daddy serius! Kamu itu permata berharga Daddy, Daddy gak mau keindahhan kamu ternoda." Daddy meletakkan alat itu dan menggenggam tanganku.

"Dad... Kak Kenneth gak berbahaya. Kak Kenneth malah yang melindungi dan membela aku. Harusnya Daddy berterima kasih sama Kak Kenneth, bukan mencurigai Kak Kenneth." Aku tersenyum pada Daddy. Aku tahu kalau Daddy itu khawatir sekali padaku.

"Daddy Laki-laki, Alleira. Dan Daddy bisa mengenal laki-laki dengan jenis yang sama seperti Daddy, atau Om Peter."

"Maksud Daddy?" Aku mengernyit. Laki-laki tampan seperti Daddy dan Om peter? Oh tentu saja Kak Kenneth harusndi hitung!

"Pokoknya, kamu itu harus hati-hati sama cowok! Dan alat ini, bisa cukup melindungi kamu." Daddy menghela nafas dan menunduk. "Hahhhhh... Alle... kenapa kamu harus tumbuh besar sih?" Gumam Daddy yang membuatku tertawa.

"Dad! Gak boleh lebay!" Larangku sambil cengengesan.

"Daddy gak lebay, sayang. Daddy lakuin ini semua karena--"

"Karena Daddy sayang sama Alle, dan Alle adalah putri kesayangan Daddy. Alle tahu, Dad. Tapi ini semua terlalu berlebihan, Daddy. Memangnya Daddy mau nyetrum Kak kenneth?" Tanyaku sambil tersenyum.

"Alle..."

"Iya, dad. Ok, Alle nurut. Alle akan Ambil Sprey Air Cabai ini, tapi Alle gak mau ambil alat setrum-setruman ini, ya?" Tawarku. Daddy akhirnya hanya menghela nafas dan mengangguk.

Aku tersenyum dan mencium pipi Daddy, "Goodnight, Daddy."

Daddy menyunggingkan senyumnya dan mencium keningku, "Goodnight, Princess."

Daddy berdiri dari kursinya lalu berbalik menatapku di ambang pintu, "Jangan lupa pakai selimut, jangan biarin serangga ngegigit kamu, ya!"

"Daddyyyy!" Aku tertawa, tersenyum geli melihat Ke Protektifan Daddy padaku.

Le... Please lah. Sekali ini aja, jangan terlalu jadi anak penurut. Lo mau kapan nikah kalau begini terus? Breathe some fresh air, Le!

Is It LOVE? [#DMS 3.1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang