Freya Pov
Gue berjalan cepat meninggalkan tempat ternyaman gue. Ah sial, padahal niat awalnya gue pengen habisin waktu sebelum kelas dimulai, eh cowok buaya itu malah rusak moment indah gue.
Huaaa, padahal tadi gue dapat inspirasi buat lanjutin cerpen gue yang udah gue tidurin seminggu. Gue berjalan ngelewati koridor yang gak begitu ramai, gue bakal langsung masuk kelas. Mumet ahh.Brukk....
"Ughh...." Pekik gue kesakitan, kayaknya engsel lengan gue bergeser deh. Gimana enggak bergeser gue abis ditabrak sama 20 kamus yang tebalnya minta ampun. Jangan ngebayangin kamusnya jalan sendiri deh. Itu impossible!
"So..sorry.. Gue gak sengaja" Kata lelaki itu terbata. Ia mengumpulkan kamus yang berserakan tanpa nolongin gue.
Wah kelewatan nih bocah.Gue berdiri dengan sekuat gajah (baca: sekuat tenaga) dan natap dia dengan tatapan laser gue (baca: tatapan sinis)
"Lo bilang sorry tapi lo bahkan gak niat bantuin gue berdiri" Bentak gue.Dia bales natap gue, tapi gak pake tatapan laser "Itu lo bisa berdirikan" Katanya datar
Gue melotot gak percaya dengan jawabannya "Ih, berani ya lo. Dasar Nerd" Bentak gue lagi. Sepertinya suara gue naik satu oktaf.
Gue berjalan beberapa langkah ninggalin si nerd, tiba-tiba ide gila gue muncul, gue berbalik dan mendekati si nerd lagi. Mulut dia terbuka sedikit tapi dengan cepat gue jatuhin kamus yang sudah dia susun dengan susah payah.
Si nerd natap gue kesal. Hah gue berhasil, gue kasih senyum sinis si nerd dan meletin lidah "Rasain lo" Kata gue lalu berlari secepat mungkin.Ernest Pov
"Lo bilang sorry tapi lo bahkan gak niat bantuin gue berdiri" Bentak gadis yang kini mencoba berdiri karna abis ditabrak sama kamus tebal yang gue bawa. No, sama gue dan tumpukan kamus tebal ini.
Gue natap dia "Itu lo bisa berdirikan" Jawab gue datar. Gue bingung mau ngomong apa.
Kok gue bisa lupa nolongin dia berdiri yah? Honestly, gue takut kamus ini lecet huftt.Gadis di depan gue melotot.
Apa gue salah ngomong ya? Batin gue.
"Ih, berani ya lo. Dasar Nerd" Bentak dia lagi. Suaranya semakin mengema.
'Nama gue Ernest bukan Nerd' batin gue.
Lalu gadis itu melangkah pergi. Gue cuma bisa menghela napas.
Tapi ternyata dia datang lagi, gue membuka mulut pengen minta maaf. Tapi sialnya dia jatuhin kamus yang sudah gue susun dengan susah payah.
Gue natap dia kesal. Untung gue belum minta maaf. Gue cuma berdiri mematung.
"Rasain lo" Kata gadis itu lalu berlari secepat mungkin. Well, dia juga meletin lidahnya.Gue cuma pasrah, gue kumpulin lagi kamus yang jatuh berserak karna ulah gadis aneh itu.
*Winda Gavrila ☺
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Is Nerd
Teen FictionSemua berawal dari ketidak sengajaan. Hari yang Ia kutuki kini menjadi hari yang ingin selalu Ia lalui dan kini menjadi hari yang sangat Ia rindukan. Ia rindu pada lelaki yang sengaja menutup matanya dengan lensa itu. Ia rindu Ernest. Si Nerd.