My Love Is Nerd (3)

42 1 0
                                    

Author Pov

Freya melangkahkan kakinya ke dalam kelas disambut oleh Leya sahabatnya dengan tatapan tanda tanya.

Ya, gimana gak tanda tanya wajah Freya kayak kain gak distrika. Kusut.

Freya mengambil tempat duduk tepat disamping Leya.
Leya menatap Freya sahabatnya ini lekat.

"Ehemm" Leya berdehem. Namun Freya tak menggubris.
Ia menopang dagunya dengan tangan kanannya. Matanya memancarkan amarah.

"Ehemm" Leya berdehem untuk kedua kalinya.
"Ehemmmm" ketiga kalinya, dan lebih keras.

Freya menoleh ke arah Leya dengan kening berkerut
"Sampai kapan lo mau berdehem?"

Leya tersenyum "Sampai lo mau cerita ke gue"

Kerutan di kening Freya semakin bertambah seakan berfikir "Gue harus cerita apa ke lo?"

"Ceritain kenapa muka lo ini kayak kain gak di strika?" Tanya Leya seraya mencubit pipi Freya.

"Gue gak kenapa-kenapa kok" Jawab Freya berbohong.

Leya menggeleng "Lo mau nipu gue Frey? Kita ini kembaran beda rahim. Jadi lo gak bisa nipu gue"

Freya tertawa ada saja cara Leya untuk membuatnya tertawa. 'Kembar beda rahim'
Namun disela tawanya tiba-tiba Freya berhenti tertawa.
"Gue kesel Ley" Kata Freya terdengar serius "Ih dasar ya nerd gak tau sopan santun" Teriak Freya, gadis itu berdiri dari duduknya sambil memukul mejanya keras.

Leya memperhatikan sekelilingnya, teman-teman dikelas mereka tengah memperhatikan kearah mereka dengan tatapan tanda tanya.
Dengan cepat Leya menarik tangan kanan Freya agar gadis itu duduk kembali.

"Frey, mereka perhatiin lo" Bisik Leya pelan.

Mata Freya membulat, gadis itu berdehem lalu memperbaiki rambutnya. Ia menatap orang-orang yang ada diruangan "Eh, gue gak pa-pa kok. Sorry" Kata Freya salah tingkah. Lalu Ia duduk kembali. Ia sangat malu.

Leya tertawa pelan belum pernah Ia melihat Freya seperti ini.
Freya menggaruk rambutnya yang tidak terasa gatal "Gue malu-maluin ya Ley" Bisik Freya

Leya hanya mengangguk dengan tawa yang tidak terdengar.

Freya menghela nafas. Ia benar-benar malu.

---

Ernest memperenggang tubuhnya, Ia merasa lelah membawa tumpukan kamus tebal ini. Ia menyenderkan punggungnya ke dinding dan mulai memejamkan matanya.

"Lo bilang sorry tapi lo bahkan gak niat bantuin gue berdiri"
Ernest mengingat kejadian tadi, Ia benar-benar lupa menolong gadis itu. Ernest mengaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal.

"Hey Nest" Sapa seorang gadis bersuara lembut. Namun Ernest tak mendengarnya. Mata Ernest masih tertutup.

"Nestt.." Kata gadis itu lagi seraya memukul pundak pelan.
Ernest pun terbangun, Ia membuka matanya dan melihat seorang gadis berambut hitam sepundak sedang tersenyum kearahnya.

"Eh kamu Dry" Ernest mengucek matanya. Ia baru menutup mata sebentar namun Ia sudah merasa kantuk menyerangnya.

Gadis itu tersenyum sipu "Kamu tidur larut ya semalam?"

Ernest mengangguk "Iya, aku ada tugas. Hari ini ada deadline"

Gadis itu hanya mengangguk mencoba mengerti situasi Ernest "Maaf aku ganggu tidur kamu"

Ernest tersenyum "Kamu gak ganggu aku kok, kamu malah nyelamatin aku"

"Nyelametin?" Gadis itu tak mengerti

Ernest mengangguk "Ini jam deadline aku Dry" Kata Ernest seraya melirik jam yang memeluk pergelangan tangannya "Aku harus pergi sekarang. Makasih kamu udah bangunin aku" Kata Ernest, Ia memukul pundak gadis itu pelan dan pergi menginggalkan perpustakaan

---

My Love Is NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang