Freya Pov
Gue dengan berat hati nungguin Leya yang sekarang lagi kumpul sama Komunitas Jendela Dunia. Yap! Komunitas yang menampung anak-anak doyan baca. Gue gak gabung, karna gue lebih suka menulis ketimbang baca. Padahal gue tau kalau itu harusnya sejalan.
Tapi ya tetap aja, gue belum tertarik buat gabung jadi anggota tetap walau kata Leya seru. Ya, seru sih, gue pernah di ajak Leya beberapa kali buat ikut kumpul. Anak-anaknya cukup menyenangkan.Gue melirik jam berwarna hitam yang melingkar dipergelangan tangan gue 15:25 Wib.
Hampir 1 jam gue nungguin Leya padahal tadi dia bilang cuma sebentar.
"Lo tungguin gue ya Frey, bentar kok cuma 15 menitan doang"Gue cuma ngangguk. Percaya gitu aja. 'Ah Leya, where are you?' Batin gue.
Gue celingu kiri-kanan. Hanya beberapa mahasiswa/i yang sibuk dengan kegiatan masing-masing dan sebagian lagi berniat masuk ruangan.
Gue berdiri dari tempat ternyaman gue, gue genggam buku-buku yang ada dipangkuan gue, gue pengen nyari Leya kegedung sebelah. Bodoamat deh kalau keliatan kayak emak-emak.
Brukkkkk...
Awww gue jatuh tanpa ada angin badai, ya iyalah gak ada angin badai, karna gue baru aja ditabrak sama orang. Gue terpelanting begitu aja.
Uhhh pantat gue. Nyeri banget, kayaknya gue harus minta tolong mbok Iyem buat urut gue deh. Well, mbok Iyem itu orang yang suka bantu-bantu dirumah gue. Eh kok malah bahas mbok Iyem.Gue bersusah payah buat berdiri tapi gagal. Orang yang buat gue jatuh bukannya nolongin malah mungutin buku.
"Sini gue bantu" Katanya, setelah selesai mengutip buku, suaranya agak berat. Ia mengulurkan tangan kanannya kearah gue "Cepat sebelum gue berubah fikiran"
Gue nerima uluran tangan itu dan berhasil berdiri. Gue gak lihat ke arah orang yang berdiri didepan gue ini. Gue lebih milih bersihin baju bagian belakang yang mungkin saja sebagian debu menempel.
Sambil mijit-mijit pantat gue yang masih berasa nyeri tentunya."Ini buku lo" Katanya sambil menyerahkan buku milik gue. Ini anak gak bisa lihat kondisi apa ya? Gak sabaran banget.
Gue pun menoleh kearahnya dan whatttt the ...
Nerd si nerd sialan ini lagi. Omaigott. Mata gue melotot, untung gak keluar.
Gue menghirup nafas lalu keluar. Huffftt.
"Lo lagi? Gak bosan ya nabrak-nabrak gue mulu?" Gue rasa kepala gue bakal mengeluarkan magma karna kemarahan gue. Arghhh..
Gue menghardik buku gue yang masih ada digenggaman si nerd dengan kasar lalu berjalan pergi tanpa ucapan terimakasih.
Ih ngapain juga bilang terimakasih? Diakan buat gue jatuh sampe pantat gue nyeri. Ah sebellll...
---Ernest Pov
"Sini gue bantu" Kata gue sambil ulurin tangan kanan gue kearah dia "Cepat sebelum gue berubah fikiran"
Dia terima uluran tangan gue tapi sama sekali gak lirik kearah gue, dia malah bersihin baju bagian belakang. Ya gue maklum dia ini cewek, takut kotor."Ini buku lo" Gue sodorin buku milik dia yang beserak karna ulah gue.
Dia menoleh kearah gue, matanya melotot kaget. Ia mengatur nafasnya berat
"Lo lagi? Gak bosan ya nabrak-nabrak gue mulu?" Kata gadis itu, kayaknya dia marah. Bukan bukan, dia emang beneran marah.
Dia menghardik buku yang ada di genggaman gue dan melesat pergi.
Gue bahkan belum minta maaf karna gak sengaja nabrak dia.
Gue cuma bisa geleng kepala.
Gue melirik buku yang ada di tangan kanan gue. Lho kok beda ya..
Hufff, dasar cewek aneh. Bodo ah, paling dia juga yang nyari gue.
---Author Pov
Gadis itu mengelap rambutnya yang basah dengan handuk lalu melempar handuk itu sembarang setelah selesai menggunakannya. Ia menjatuhkan diri diatas kasur bergambarkan tokoh kartun. Winnie the pooh. Dia sangat menyukai itu.
Tubuhnya sangat lelah, Ia ingin segera tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Is Nerd
Teen FictionSemua berawal dari ketidak sengajaan. Hari yang Ia kutuki kini menjadi hari yang ingin selalu Ia lalui dan kini menjadi hari yang sangat Ia rindukan. Ia rindu pada lelaki yang sengaja menutup matanya dengan lensa itu. Ia rindu Ernest. Si Nerd.