"Saya gak nyangka, ternyata anak didik saya ada yang seperti kamu. Dasar murahan!!!" aku bangun dari tidur ku dengan terburu-buru. Sial!!! Kenapa lagi-lagi terbangun dengan kata - kata sialan itu?? Memangnya siapa dia sih sampe ngomong gitu sama aku?? Ok, dia dosen di kampus ku, tapi apapun yang ku lakukan di luar kampus bukan seharusnya menjadi urusan dia. Lagian apa yang ku lakukan sampai aku di katakana murahan??
Aku mendesah merasakan kepala ku berdenyut karena masih memikirkan ucapan dosen gila itu, padahal itu sudah 1 minggu berlalu. Entah bagaimana ceritanya, 1 minggu yang lalu saat aku di basemant apartement ku, dia sudah ada di belakang ku dan mengatakan kalimat yang setiap kata-katanya selalu menempel di otak ku. Dosen muda yang baru saja menjadi dosen pengganti untuk mata pelajaran utama jurusan ku, karena dosen lama kami sudah tua dan memasuki masa pensiunnya.
Jam sudah menunjukan pukul 6.25 pagi yang berarti aku harus bergegas karena aku ada kuliah pagi dan kelas pertama adalah dosen muda itu.
Baju . . . . cek. . . .
Laptop . . . . cek . . .
Tugas. . . . cek. . . .
Sepatu, kunci motor. .. cek. . .
Ok. . . dengan terburu-buru aku berlari kearah lift yang sialnya setelah 5 menit di depan lift aku baru tau kalo liftnya rusak, ahhhh. .. . gempor-gempor dec nic kaki turun tangga, bukan masalah karena aku gak mau olahraga, masalahnya adalah apartement ku ini ada di lantai 10 yang artinya aku harus berlari turun tangga sebanyak 10 lantai juga untuk sampai basement. Aku membayangkannya saja sudah gak sanggup, tapi kalo hanya membayangkan dan gak dijalani sama saja bohong. Dengan kecepatan yang bisa ku capai, aku berlari menuruni tangga yang di siapkan tepat di samping lift dengan harapan kalo aku tidak terlambat masuk kelas.
Tapi harapan tinggal harapan, entah apa yang harus aku persalahkan, lift rusak?? Atau letak apartement ku yang di lantai 10?? Atau jalanan yang sempat macet selama 15 menit yang menambah lama perjalanan ku.
Dengan langkah cepat aku menyusuri koridor kampus yang agak ramai, entah apa yang mereka lakukan itu bukan focus ku sekarang, focus ku sekarang adalah aku berdoa semoga saja dosen itu belum masuk kelas ku Karena sakit perut atau terjebak dalam toilet.
Ahhh. . . aku belum perkenalan bukan??? Namaku lumayan panjang dan sempat membuat ku kesal saat mengisi LJK sewaktu UN, bagaimana tidak, aku harus menghabiskan waktu 15 menit hanya untuk membundari dan menghitamkan satu persatu alpabeth nama ku.
Ok . . . ok. .. sebelum kalian menghajar ku karena telalu nama menyebutkan namaku, kalian akan ku beritahu. Nama ku adalah. . . . . .
"REINA LUVIA ABRAHAM!!!" yac. . . itu adalah nama ku. Bagus bukan??? Dan panjang tentu saja, kalian bisa bayangkan bukan bagaimana sus -. . ..
"REINA LUVIA ABRAHAM!!!" ck. . .aku tau itu nama ku, kalian tidak udah menyebutkannya lagi dan menjadi sok kenal dan sok dekat dengan ku.
TOOKK. . . aku meringis kesakitan dan memegang kepala ku yang ku piker pasti benjol saat ini.
"Sudah melamunnya??" suara bass yang tegas dan mengancam memenuhi gendang telinga ku. Aku mendongakkan kepala ku, dan kalian tau apa yang terjadi??? Gila!!! Ini gilaaa!!! Bagaimana aku bisa masuk kedalam kelas dengan mudahnya tanpa memperdulikan ada atau tidaknya dosen gila ini?? Apa aku melamun sepanjang perjalanan ku tadi?? Oh. . . tidak. . . oh. . tidak. . . ini namanya menyerahkan diri tanpa perlawanan.
"Pak, ini sakit. . ." kata ku masih dengan meringis memgang kepala ku yang tadi di getoknya menggunakan vas bunga ukuran kecil yang ada di meja, tapi karena yang memukulnya menggunakan kekuatan ekstra pasti benjol.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY EX DOSEN
Short StoryDia menutup matanya mencari ketenangan, kalo tidak sudah bisa di pastikan kalo dia akan berteriak padaku. "We need to talk, please!!" nada suaranya pelan tapi juga menunjukan penegasan bahwa dia tidak mau di tolak. "No, there's nothing we need to t...