#2

37 5 0
                                    

"Wah.. rumahmu besar juga ya." ucap Asher kagum. Emersyn hanya tersenyum malu.

"Kamu tidak kesepian tinggal sendiri di sini?" tanya Maggie.

"Umm.. sepi sih. Tapi tidak apa-apa. Lagipula aku sudah terbiasa hidup seperti ini." jawab Emersyn manis sambil tersenyum.

"Wah kalau begitu kita harus sering-sering ke sini menemani Emersyn." usul Franco tersenyum jahil.

"Ah! Ada maksud tertentu kan lu, Co?" sindir Scott.

"Tapi kalau kamu merasa kesepian, kamu bisa menghubungi kami kok. Kami akan langsung ke sini untuk menemanimu." ucap Maggie perhatian.

"Iyaa, betul. Aku setuju. Lagipula aku bosan juga di rumah sendiri. Mama papaku selalu sibuk bekerja. Yang kulakukan di rumah hanyalah belajar belajar dan belajar." sambung Brenda, si juara kelas.

"Makasih ya semua. Aku sangat beruntung bisa memiliki teman baru seperti kalian." Emersyn tersenyum lebar.

"Ngomong-ngomong, aku kebelet pipis nih. Toiletnya dimana ya, Syn?" tanya Brenda dengan wajahnya yang sudah tidak tahan lagi untuk buang air kecil.

"Oh, di situ. Toilet terdekat ada di dalam ruang bawah tanah." jawab Emersyn sambil menunjuk sebuah pintu kayu yang mengarah kepada sebuah ruang di bawah permukaan tanah.

"Maggie, temenin aku yuk." ajak Brenda. Dia adalah gadis yang penakut.

"Oke!" jawab Maggie layaknya sang superhero.

Tinggallah Emersyn di ruang tamu bersama ketiga cowok itu. Asher dan Franco saling melirik jahil.

"Emersyn." Franco mendekati Emersyn dan memegang lengan kanannya. Emersyn terkejut dan refleks langsung berdiri.

"Umm.. aku ke dapur sebentar. Aku ingin memotong buah untuk kalian." ucap Emersyn sambil berlalu meninggalkan mereka.

Franco menghela nafas dan membiarkan Emersyn pergi. Dia kembali duduk di kursinya, lalu bercakap dengan Asher dan Scott mengenai sesuatu yang hanya dimengerti oleh anak lelaki.

"TOLONGGG!!!!"

Teriakan itu seketika mengubah keseruan percakapan mereka menjadi keheranan.

"Suara siapa itu?!" teriak Franco. Dia memang playboy, tapi penakut.

"Sepertinya suara itu bersumber dari ruang bawah tanah. Mari kita ke sana dan lihat apa yang terjadi!" ajak Scott sambil berlalu meninggalkan ruang tamu kuno itu, diikuti oleh Asher, dan Franco di barisan paling belakang tentunya.

Dor dor dor.

Suara gedoran pintu itu semakin keras terdengar saat mereka memasuki ruang bawah tanah.

"Ada apa?!" tanya Scott heran kepada seorang perempuan yang sedang menggedor-gedor pintu kamar mandi sambil menangis.

"Heyy! Maggie! Ada apa?" tanya Asher mendekati gadis itu.

"Umm.. br..bren..brenda tidak keluar daritadi. Tadi aku meninggalkan dia sebentar untuk mengambil minum. Saat aku balik, setelah aku menunggu sekitar 30 menit, dia tidak keluar juga. Aku pun memanggil dia dan menggedor pintunya.. t..tapi, ti..tidak ada jawaban." jelas Maggie sambil mengeluarkan air matanya.

"Mungkin dia sedang buar air besar." celetuk Franco yang saat ini kakinya sedang gemetaran.

"Ti..tidak mungkin! Tidak mungkin dia berada di dalam kamar mandi selama itu! Ini sudah hampir 45 menit. Dan.. dan.. dia berkata bahwa dia hanya ingin buang air kecil." ucap Maggie terisak.

Asher pun memberi tatapan mata kepada Scott dan Franco sebagai isyarat untuk mendobrak pintu itu.

Gubrakk.

Emersyn [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang