4

3K 136 0
                                    

Seorang pria tengah berdiri tegap dengan membawa 2 koper besar ditangannya.
'Jakarta i'm come back'gumamnya begitu pelan.
Dia berjalan perlahan menuju pintu keluar bandara. Dia baru saja mendarat dikota jakarta ini dengan perjalanan dari Paris. Pria itu tersenyum amat senang, karena akan bertemu sahabat lamanya itu. Dia keluar pintu bandara dengan mata yang sedang mencari-cari sesuatu. Mobil jazz hitam berhenti didepannya. Ternyata itu supir yang disuruh untuk menjemputnya.

"Den, mau pulang sekarang atau mau kemana dulu?"tanya supirnya sopan sambil memasukkan koper kebagasi.

"Langsung pulang aja pak,udah kangen sama orang rumah hehe.."dia tertawa renyah dan langsung memasuki mobil.

Tak lama kemudian, mobil hitam itu sudah memasuki perkarangan rumah yang amat segar. Nuansa hijau yang menghiasi rumah itu. Asri. Rumah itu banyak ditumbuhi segala macam tanaman di tamannya.

Pria itu turun dan langsung mengetuk pintu utama. Tak lama, wanita paruh baya membukakannya. Wanita itu terseyum.
"Den Leo"sapanya kepada pemuda yang dipanggil leo itu.

"Iya bi,apa kabar?"tanyanya ramah pada pembantu rumahnya itu.

"Eh iya den alhamdulillah baik. Ayo den masuk, sampe lupa bibi suruh den masuk hehe.."ujar bi Inah tertawa. Dan dijawab oleh leo dengan tawaan juga.

Leo duduk diruang keluarga, rumah nampak sepi seperti tidak berpenghuni.

"Bi, mama sama papa kemana? Trus si Rio kemana?"tanyanya bertubi-tubi.

"Tuan masih kerja den, kalo nyonya lagi pergi kerumah temannya. Dan den Rio biasa den lagi keluar sama pacarnya."jelas bi Inah. Leo hanya mengangguk mengerti.

"Yaudah den bibi permisi kebelakang dulu."ucap bi Inah berlalu kedapur.

Leo langsung naik ke lantai 2. Tempat kamarnya berada. CEKLEK.
pintu kamar itu berdecit, Leo membuka kamar yang bernuansa barca itu.
'Kangen juga gue sama kamar ini'gumamnya langsung tiduran di kasur king sizenya yang sudah lama tidak dia pakai. Tak lama dia pun terlelap ke alam mimpi.
***
Vio tengah bersantai di halaman belakang sambil membaca novel kesayangannya. Tak lama handphonenya berdering bertanda ada pesan yang masuk.

*Tringtring.

08789697xxxx

Vio bisa ketemu hari ini gak?

Vio menyeritkan keningnya bingung. Dan segera membalas pesan tersebut.

Ini siapa ya?

Tak lama pesan tersebut dibalas.

Gue Leo, bisa ketemu gak? gue kangen lo soalnya hehehe..

Vio membulatkan matanya. Sahabatnya itu udah pulang dari Paris. Tangannya pun menari-nari diatas keyboard hp-nya.

Iya bisa kok,mau dimana? Xixi gue juga kangen sama lo.

Vio melebarkan senyum bahagianya. Sahabat yang dinantinya kini telah kembali.
***
Di kedai kopi yang cocok untuk tempat nongkrong itu vio duduk ditempat paling nyaman. Sudut pojok ruangan kedai. Dia menunggui seorang yang paling di nantinya itu. Vio menyesap kopi caramelnya perlahan. Merasakan aromanya dalam-dalam. Waktu istirahat yang jarang dia dapat karena waktu yang dipenuhi oleh tugas-tugasnya. "Hai.."ucap seseorang memecah keheningan Vio. Dia mendongkakan kepalanya melihat siapa pemilik suara berat tersebut. Matanya langsung berbinar bahagia, menahan rasa kangen yang sangat dalam.

"Leoo?.."ujarnya tak percaya. Dia langsung memeluk tubuh orang tersebut dengan sangat erat dan dibalas dengan senang sambil memeluk erat pula.

"Do,ih gue kangen tauu."ucapnya manja masih betah dipelukan pria yang disapa khusus oleh Vio itu.

"Gue juga Na,kangen sama lo.hehe"ucapnya tertawa renyah sambil menyudahi acara temu kangennya. Dia duduk dibangku depan Vio.

"Mau pesan apa Do?"tanya Vio tersenyum lebar. Leonardo Zefandra. Sering disapa Do sama Vio begitu juga sebaliknya.

"Seperti biasanya."jawab Leo tersenyum begitu hangat. Sama seperti dulu.

"Kopi susu."sasaran yang tepat. Leonardo langsung mengangguk semangat,matanya berbinar bertanda dia tidak sabar untuk mencicipi kopi khas indonesia ini.
Tak lama pesanan pun datang. Leo atau disapa Do itu mengecap kopi susunya secara perlahan. Menyesap aroma yang selama ini sudah lama tidak dirasakan.

"Pelan-pelan Do. Kangen banget emang udah lama ga minum kopi?"Vio tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya lucu.

"Iya gue kangen banget Na, disana gue jarang banget minum beginian. Paling gue biasa minum Dry cappuccino. Kopi pakai krim tapi tanpa susu."jelasnya sambil tetap melakukan acara menyesap kopi nya itu. Vio hanya mengangguk lucu, dia juga menikmati kopi caramelnya. Kedua insan itu menikmati kopi masing-masing dalam diam. Merasakan aroma tersendiri yang ada didalam kopi tersebut.

Hidup itu bagaikan kopi, yang kadang manis tapi juga ada pahit-nya.

#############

 The Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang