Part 1

6.4K 133 12
                                    

Kinara's POV
Matahari pagi mengelinap masuk dari tirai hijau tosca ku. Alarm pagi yang sudah ku set pukul 5 tidak mampu membangunkanku dari hibernasi. Aku bangun terduduk ketika menyadari aku terlambat bangun untuk kesejuta kalinya. Aku bangkit dari kasurku, melewati cermin dan sekilas melihat bayangan nenek lampir disana. Mataku yang belum terbuka sempurna membuat ujung jari kelingking kakiku menabrak lemari.
"Aaauch.. dasar lemari sialan." rintihku. Sial, pagi-pagi begini aku sudah menambah dosa.

Well...Hello. Aku Kinara Panji Santoso. Anak kedua dari 2 bersaudara. Tinggal bersama abangku, Herjuno Luthfi Santoso yang biasa ku sapa Bang Jun, di pertengahan kota Bandung. Ayah dan Bundaku tinggal di Jakarta, dan sesekali mengunjungiku, sembari membawa persediaan makanan untukku dan Abang.

"Dek itu kopi yang di......." Abangku tanpa mengetuk pintu masuk ke kamarku tiba-tiba dan tanpa ba-bi-bu, aku langsung meneriakinya dengan sumpah serapah yang tak layak didengar oleh mahluk manapun. Bagaimana tidak? Aku baru saja melepas baju mandiku dan dengan bodohnya tidak mengunci kamarku.

Selepas menggunakan baju aku turun ke lantai bawah untuk sarapan pagi. Begitu melihat wajah abangku, langsung kupalingkan wajahku ke lain arah.

"Maaf dek, lagian gue gatau kalo lo lagi nak..." ucapan abangku terhenti ketika melihat aku mengacungkan pisau ke arahnya.
"ABANG KALAU MAU MASUK KAMAR KINAR KETOK DULU NGAPA, KAN JADI KOCOLONGAN LIAT BODY SEXY GUE" ucapku sembari mengikat tali sepatu.

"Cih.. siapa pula yang minat melihat tripleks rata seperti itu." Aku hendak melemparkan piring ke arahnya, lalu segera menyadari bahwa manusia paling menyebalkan itu sudah melenggang dengan santainya menuju mobil kesayangannya.
"heh tripleks, cepet! Gue mau cari jodoh gue di semester baru ini." Teriak abangku dari dalam mobil. Aku hanya bisa mendengus kesal lalu segera masuk kedalam mobil.

============

Ini hari pertamaku masuk SMA, dan jujur saja.. jantungku.. rasanya ingin turun ke lutut, perutku mulas, rasanya banyak kupu-kupu beterbangan disana. Mengingat beberapa hari lalu aku telah melewati masa orientasi yang lebih pantas disebut... romusha ketimbang disebut sebagai masa perkenalan. Sekadar informasi, aku bersekolah di SMA DIRGANTARA.
Sekolah yang membuat ayahku bertemu dengan bunda, sekolah yang membuat Bang Jun bertemu dengan cinta pertama sekaligus patah hati pertamanya yang sempat membuat dirinya kehilangan berat badan sebanyak 7 kilogram. Angka yang fantastis, batinku. Jujur saja, dalam hati kecilku aku ingin merasakan apa yang dirasakan abangku, mempunyai seseorang yang special, berbagi cerita, makan malam romantis, pergi ke pantai bersama...

BRAKK!!

yak. Sudah kuduga. Kebiasaan menyetir Bang Jun yang suka asal-asalan kembali menambah rekornya dalam merusak mobil. Bang Jun sudah mengalami berbagai jenis tabrakan. Dia pantas disebut tidak Berperikemobilan (?) *memang ada ya* *plakk*
Bemper mobil Bang Jun menabrak sebuah mobil keluaran terbaru yang harganya dapat menyamai harga sebuah rumah.

"Abang...gimana ini bang?" Tanyaku gugup. "Tenang..."ujarnya. Ia langsung keluar dari mobil lalu menemui orang yang mempunyai mobil mahal tersebut.
Aku melihat abangku mencoba berbicara padanya, aku tak bisa mendengar jelas apa yang abangku bicarakan orang itu. Aku terlalu takut untuk turun dan melihat seperti apa paras orang yang mobilnya telah abangku nodai(?). Abangku terlihat tenang, meski kulihat rahangnya sedikit menegang. Mungkin orang-orang berpikir dia marah, tapi 15tahun aku mengenalnya, aku tahu dia sedang panik.
Cukup lama abangku bernego dengan manusia itu. Siapasih tu orang sombong amat dah gamau keluar dari mobil. Mentang-mentang kaya, batinku.

Baru saja aku hendak keluar dari mobil, seketika orang itupun keluar dari mobil mahalnya. Terlihat sesosok lelaki, setinggi 175cm dengan kulit yang menurutku cukup bersih untuk ukuran lelaki sepertinya. Dia menggunaka seragam yang entah apa identitasnya. Bajunya yang dikeluarkan dan bagian lengan seragamnya yang digulung cukup membuatku dapat membuat kesimpulan bahwa dia adalah seorang anak orang kaya yang berandalan.

Rasa ingin tahuku lebih kuat daripada rasa maluku. Ku buka pintu mobil lalu aku keluar dan berniat membantu abangku. Tak kusangka cowok itu berpaling.
Mata kami bertemu.
Aku melewatkan satu degupan jantungku.
Tuhan...dia tampan sekali.

HEYYOOO WASSUPP AUTHOR NEWBIE HERE. WKWKWK NYOBA NYOBA NULIS DI WATTPAD DARIPADA NGANGGUR DAN BIKIN DOSA. Maap perkenalan segini dulu, biarkan aku mencari ilham di tempat tersakral sedunia bernama 'toilet'. Dont forget to vote, comment, like, and share maybe. Hehehhe. Glad to know you, fellas!

Aku, Kamu Dan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang