Part 6

1.5K 56 1
                                    

Aray's POV

Namaku Bento
Rumah real estate
Mobil ku banyak
Harta berlimpah
Orang memanggilku
Bos eksekutif
Tokoh papan atas
Atas segalanya
Asik.

Jariku tetap menari diatas gitar. Memainkan lagu yang kelompokku nyanyikan. Hingga akhirnya lagu berakhir, kelompokku dipersilahkan untuk kembali duduk ke kursi masing-masing.

Aku memijit-mijit ujung jari-jari tangan kiriku yang warnanya sudah menjadi merah kebiru-biruan. Hasil tadi bermain gitar. Sepertinya, sudah lama tak bermain selama itu. Kurasa aku butuh jaming, jari-jariku sudah terasa kaku untuk memainkan lagu.

Kuhentikkan aktivitas memijit-mijit jariku karena kelompok lain hendak maju. Kembali ku fokuskan perhatianku kepada kelompok yang akan tampil.

Sebenarnya, aku tak benar-benar memperhatikan mereka. Ragaku memang disini, tetapi jiwaku? Tidak.

Semua ini tentu saja gara-gara Michi.

Yap. Michi Naomi Dean.

Dia baru saja mengunggah foto terbarunya di Social Media yang dikhususkan untuk mengupload foto.

Sialan. Senyum itu. Aku pernah menikmatinya selama berjam-jam. Berhari-hari, berbulan-bulan!

Aku pernah memilikinya! Demi tuhan, aku selalu menikmati setiap saat aku melihat senyum itu.

Kubuka aplikasi chat pada ponselku. Kuketikkan namanya disana.

Jantungku berdegup dua kali lebih kencang dari biasanya seiring dengan munculnya foto yang ia gunakan sebagai Avatar.

Hati sudah mengalakan logika. Ku klik namanya.

Munculah pesan-pesan tak berbalasku disana. Ku scroll layar ponselku keatas. Kubiarkan diriku hanyut akan suasana. Aku berani bersumpah. Aku merindukannya lebih dari apapun.

Arayandi : Hai michii^^
Arayandi : Michi?
Arayandi : Chi , lo sibuk gak? Gue mau ngomong.
Arayandi : *sticker*
Arayandi : Chi, liburan lo gimana?

Begitulah beberapa bunyi chat yang kukirimkan padanya. Lebih tepatnya, pesan tak berbalas.

Arayandi: Chi, lo sekolah dimana sekarang?

tanpa sadar. Jariku sudah menari diatas keyboard. Menuliskan kalimat itu. Dengan sekuat hati ku kumpulkan tenaga. Lalu ku tekan satu tombol sakral itu.

Sent.

Aku sempat merutuki diriku sendiri.

lo ngapain sih Ray.....
Bego tau gak..

Ku matikan ponselku, lalu kumasukkan kedalam tas. Berharap semua akan baik-baik saja.

======================

Akhirnya waktu itupun datang. Yap. Bel pulang sekolah.

By the way, akan ku ceritakan sedikit tentang sekolah baruku ini. Sekolah ini terkenal dengan tingkat kedisiplinan yang amat tinggi. Sebelum masuk seragam kami diperiksa kelengkapannya. Jika tidak? Kita harus siap menerima sanksi.

Aku, Kamu Dan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang