A/N: Namjoon in suit is sexy ;D
AWAS! Typos bertaburan di sana dan di sini :p
<>-<>-<>-<>-<>
"HOLLY RICH!" teriak Yoongi begitu turun dari taksi yang mengantarnya ke sebuah alamat kantor yang ditulis oleh Tuan Kim. Sontak tindakannya itu mendapat glare dari orang-orang yang mungkin memiliki keperluan di kantor itu—namun Yoongi tak peduli, ia terus mencoba menghitung berapa kira-kira lantai yang membuat bangunan itu menjadi dua kali lipat tinggi Menara Eiffel.
Yoongi mulai sadar, Kim Enterprise, perusahaan itu merupakan pengaruh terbesar terhadap perkembangan perekonomian negaranya. Ironisnya, Yoongi tahu kakeknya tidak punya pikiran memberikan warisan meski hanya sebagian kecil untuknya terlebih pada ibunya. Ugh, Yoongi kini ikut marah dengan tindakan yang diambil ibunya—melupakan bahwa tanpa tindakkan nakal ibunya itu ia tak akan pernah lahir ke dunia.
Tapi coba bayangkan, Yoongi tak akan pernah kesulitan membayar biaya sewa apartemennya, ia akan tinggal di penthousenya sendiri. Yoongi tak akan lagi kelelahan mencapai sekolahnya dengan jalan kaki sejauh 1 km jika ia punya mobilnya sendiri. Yoongi tak akan lagi mengeluhkan perutnya jika ia bisa makan sebanyak yang ia mau-daging sebanyak yang ia mau. Yoongi tidak perlu—
"Hey ada serangga yang akan masuk kedalam mulutmu."
Yoongi menoleh ke sumber suara, seorang anak laki-laki yang sepertinya dikenalnya telah menawarkan senyum padanya.
"Ma-maaf," jawab Yoongi dengan wajah memerah membayangkan ekspresinya ketika menatap gedung mewah di depannya.
"Ada keperluan apa disini? Kau tidak seperti orang yang akan membicarakan bisnis di tempat ini."
Yoongi menatap pemuda di depannya dari ujung rambut hingga ujung kakinya.
"Kau juga tidak terlihat seperti orang semacam itu."
Pemuda itu tersenyum lebih lebar hingga Yoongi takut matanya akan dibuat buta.
"Percaya atau tidak aku bekerja di sini, ah sebenarnya aku sudah terlambat, jika mau masuk, ayo masuk bersama."
Yoongi tak sering menerima tawaran seperti itu, ketika ia sebenarnya adalah orang yang sangat buruk bersosialisasi, namun ia tetap mengangguk.
"Jika kau punya keperluan, bertanyalah pada noona di konter itu, aku harus pergi," kata pemuda itu.
"Ehm, kau belum menyebut namamu."
"Namaku Kim Taehyung, kali ini jangan lupakan itu, Yoongi, sampai jumpa."
Kim Taehyung, jangan bilang, teman Jackson? Pantas saja Yoongi serasa mengenalnya. Kembali pada tujuan awalnya, setelah Taehyung pergi ia berjalan menuju konter yang ditunjuk Taehyung.
"Selamat datang, apakah anda punya keperluan di sini?"
"Saya ingin bertemu dengan Tuan Kim."
"Sudah ada janji sebelumnya?"
Yoongi mengangguk.
"Nama anda?"
Yoongi terkejut dengan pertanyaan yang ditujukkan padanya segera setelah ia berhenti di depan konter. Ia menjawabnya ragu.
"Min Yoongi."
Wanita itu menatap Yoongi tak percaya, lalu kembali memasang ekspresi datarnya. Ia seperti mengetikkan sesuatu pada PC yang tersembunyi di bawah konter. Sesaat kemudian wanita lain dengan seragam kantorannya datang.
"Tuan Kim sudah menunggu anda, Nona Cha akan mengantar anda menuju ruangannya."
Yoongi mengangguk, mengikuti wanita yang baru saja datang itu ke sebuah lift, ia mengetahui marganya Cha, dari kalimat yang dilontarkan si wanita konter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grey Scarf: The Needle & The Yarn {NamGi}
FanfictionYoongi menerima panggilan dari ibunya, mengatakan bahwa ia akan dinikahkan dengan seorang putra pengusaha kaya di Ilsan. Yoongi tak bisa menolak. Malangnya, ia masih punya hubungan dengan Jimin, juga urusan tak berujung dengan Jackson Wang, mantan k...