A/N: Gaada peringatan, tidak mengandung unsur yang membatalkan puasa (mungkin) :v
ALL THE WAY FLUFF HOES!
<>-<>-<>-<>-<>
Sekolah baru, seragam baru, dorm baru, ha-tunggu apa?
"Kau akan pindah?" tanya Namjoon, punggungnya bersandar di ambang pintu, mengamati bagaimana sang housemate merapikan kembali barang-barang pribadinya di dalam koper yang baru beberapa hari lalu ia bongkar.
"Yup, sekolah ini mengharuskan para siswanya tinggal di dorm. Sungguh, aku yakin eomma pastinya punya kenalan di sana atau ia membayarkan sejumlah uang agar aku bisa diterima," jawab Yoongi memutar bola matanya jengah.
"Hey bukannya itu keberuntungan?"
"Kesialan untukku, karena berakhir dijodohkan ketika eomma trauma dengan perlakuan lelaki pilihannya pada kam-"
"Ayahmu?" Namjoon mengangkat tubuhnya, berdiri tegak menghujam punggung Yoongi dengan tatapan tajam.
Yoongi sejenak menghentikan aktifitasnya, namun ia tidak menjawab, membuat Namjoon kembali bertanya, "A-apa yang dilakukannya padamu dan ibumu?"
"Ada bau gosong."
"Oh fúck."
Namjoon langsung saja berlari menjauh, sementara Yoongi yang ditinggalkannya berhembus nafas lega.
Nyaris.
<>-<>-<>-<>-<>
"Ugh aku mengacau sarapannya," ucap Namjoon menatap bagaimana warna putih dan kuning yang seharusnya ada pada telur goreng berubah menjadi hitam.
"Bodoh, bahkan telur saja bisa gosong," tanggap Yoongi.
"Yah apa boleh buat, mari kita sarapan di luar."
"Aku ingin hoddeuk."
"Beruntung aku tidak kerja hari ini. Bersiap dalam 15 menit, aku tidak membawa keringat dan kotoran di dalam mobilku."
Yoongi menguap, "Nyatanya, kau berkeringat, tubuhmu kotor dan berbau tak sedap ketika sore kau pulang dari kerja," timpalnya jengah.
"My properties my rule."
"Baiklah tuan sok berkuasa, aku juga sudah lapar. 15 menit huh? Ah waktu yang cukup lama."
"Angkuh sekali kau, soon to be Mrs. Kim."
Kena. Rona merah yang muncul di wajah Yoongi memancing sebuah seringai dari Namjoon.
Namjoon bergerak mendekati Yoongi, membisik dekat di telinganya, "Mau kumandikan? Nyonya Kim Yoongi yang angkuh," sebagai sentuhan terakhir, Namjoon mengacak-acak rambut yang lebih muda sebelum pergi berjalan menuju sofa.
Yoongi berbalik setelah otaknya kembali berfungsi, namun wajahnya masih menunjukan warna yang serupa dengan buah strawberry. Ia mengabaikan ekspresi sok suci palsu milik Namjoon yang sedang duduk di sofa, berjalan cepat mengarah kamarnya untuk mulai bersiap-siap pergi.
Mengambil waktu yang cukup singkat untuk mandi, Yoongi masih sempat memikirkan beberapa hal;
Ia akan segera pindah ke tempat yang baru, lagi. Ia akan segera pindah dari apartemen Namjoon. Padahal tempat itu sudah dianggapnya sebagai rumah. Apartemen Namjoon memberi kesan padanya. Namjoon memberi kesan padanya.
Yoongi tak tahu darimana anggapan itu muncul. Sesungguhnya ia bukan orang yang mudah beradaptasi, dan bagaimana satu tempat bisa membuatnya nyaman dalam hitungan hari saja membuatnya terheran-heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grey Scarf: The Needle & The Yarn {NamGi}
FanfictionYoongi menerima panggilan dari ibunya, mengatakan bahwa ia akan dinikahkan dengan seorang putra pengusaha kaya di Ilsan. Yoongi tak bisa menolak. Malangnya, ia masih punya hubungan dengan Jimin, juga urusan tak berujung dengan Jackson Wang, mantan k...