4. Shappire and Lavender

54 16 2
                                    

Tik tok tik tok

Waktu terus berjalan. Namun tak ada yang berubah dari aktivitasku. Aku masih saja setia duduk di bangku ku sambil menopang dagu. Ku lihat dari seberang jendela yang ada di hadapanku seorang anak kecil tengah mencoba meraih bola orange yang nampak kebesaran untuknya itu. Pria kecil itu pantang menyerah untuk mencoba memasukkan bola basket ke dalam ringnya.

Tanpa kusadari, sebuah senyum terpatri di wajahku hanya dengan melihat kekonyolan pria kecil itu.

Sampai akhirnya sadar apa yang telah ku lakukan hanya membuang-buang waktu saja, aku melirik tas ransel pink pemberian ayah dengan gantungan boneka beruang kecil berwarna ungu. Aku raih tas itu dan mengecek apa semua peralatan tulisku sudah berada di dalamnya.

"Hana"

Aku menoleh saat mendengar suara yang sudah terasa ku kenali sekali. Putra. Pria kecil itu tengah menatapku dengan senyum lebarnya. Peluh setitik demi setitik meluncur dari dahinya.

"Lihatlah kau Putra, kau pasti bau" ujarku sarkastik.

"Ayolah Han, aku gak bau biarpun abis berlatih basket" ucapnya membela diri.

"Terserah saja"

"Kenapa belum pulang di jam segini ?" Tanyanya lagi.

"Ayah belum jemput" jawabku memelas.

"Mau pulang denganku ? Bunda sudah menungguku di depan"

"Apa boleh ?" Tanyaku ragu.

"Tentu" ucap Putra yang setelah itu langsung menarik lenganku dan berlari keluar kelas menuju pekarangan depan sekolah. Di sana sudah terparkir sebuah sedan putih. Seorang wanita dewasa keluar dari dalam mobil itu dan menatap kami dengan senyumanya.

"Hey lihat anak Bunda. Kenapa kamu keliatan berkeringat gini sayang ?" Tanya Tante Lina, yang aku ketahui dia adalah ibu dari Putra. Tante Lisa menunduk menyejajarkan tinggi kami yang hanya sebatas pinggulnya saja. Di usapnya dengan lembut buliran peluh yang ada di wajah Putra.

"Putra abis latihan basket tadi bun" jelas Putra.

"Ya ya ya bunda tau" ucapnya tersenyum.

"Hana, kamu belum pulang sayang ?" Tanya Tante Lina saat menyadari kehadiranku di antara mereka.

"Ayah Hana belum menjemputnya bun. Kasihan Hana kalau di suruh nunggu sendirian. Ajak dia pulang bareng ya bun ?" Pinta Putra. Aku hanya terdiam seraya tersenyum mendengar penuturan Putra. Ku lihat senyum Tante Lina kini terarah padaku. Ia memandangku lembut.

"Baiklah. Ayo anak-anak masuk ke dalam mobil" ucap Tante Lina.

♡♡♡♡

Hiks.. hiks.. hiks..

Aku masih saja terisak saat ini. Di bawah pohon rindang di tengah taman kini aku tengah duduk berdua dengan Putra. Pria itu sungguh sangat mengejutkanku denn perkataannya hingga aku tak bisa menghentikan tangisanku.

"Han, jangan nangis" ucap Putra lembut.

"Kamu jahat Put, kenapa baru bilang sekarang ?"

"Aku baru di kasih tau bunda kemarin, Han"

"Tapi gimana dengan janji kamu ? Kamu bilang mau daftar sekolah di SD depan rumah aku itu sama sama"

When I See You AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang