Prolog

144 26 10
                                    

Cerita pertama yang di publish di wattpad ^^ Please vomment nya *-*

♡♡♡♡

Wanita itu termenung di tempatnya. Pikirannya kosong tatapannya terpaku tepat di depan. Surai indah rambut panjangnya melambai pelan mengikuti arus angin yang datang dari jendela yang terbuka lebar di depannya. Buliran air mata perlahan turun membasahi pipi halusnya. Genggaman tangannya semakin mengerat. Sebuah kalung berliontinkan permata shappire yang berada di dalam genggamannya menggertak. Perlahan kalung yang semula berada di dalam genggaman tangan wanita itu jatuh menyentuh lantai dingin menimbulkan suara antara tumbukan permata cantik dengan lantai dingin itu.

Sebuah permata shappire berkilau. Yang bahkan kilauannya mengalahkan kilauan permata. Yang kekerasannya mengalahkan berlian. Warna biru yang yang dimiliki permata itu menambah aksen elegan bagi siapa saja yang akan memakainya. Kini permata itu di biarkan tergeletak begitu saja di lantai dingin itu.

"Bodoh.. gue rindu sama lo Putra" racau wanita itu. Kedua tanganya menjambak kasar rambut hitamnya.

"Gue dulu selalu nungguin lo. Dan saat gue datang jemput, lo menghilang"

Tangan kanannya mengusap air mata yang ada di wajahnya dengan kasar. Wanita itu mengambil kembali kalung permata shappire itu dan meletakkannya di atas nakas tempat tidurnya. Perlahan Ia bangkit untuk menutup jendela yang menganga lebar dan melangkahkan kakinya keluar dari kamar.

Kriingg.. Kriingg..
Suara berisik telepon mengganggu wanit itu. Di angkatnya gagang telepon sambil bersungut-sungut.

"Halo.." sapa wanita itu.

"Hana, ini Ayah"

"Ayah ada apa ?" Tanya wanita yang ternyata bernama Hana itu.

"Kau sudah harus pulang ke Indonesia sayang"

"Apa ? Aku tak mau Ayah"

"Dengarkan Ayah. Seminggu yang lalu Ryan kembali ke Indonesia bersama kakak sepupu kesayanganmu itu"

"Kenapa apa yang terjadi ?"

"Entahlah, Ayah rasa Ryan kesal pada ku"

"Ckk.. selalu saja membuat masalah. Lalu apa hubungannya denganku ? Ada Kak Niko bersamanya, aku tak perlu pulang"

"Ryan itu adikmu. Apa kau tak khawatir sedikitpun ?"

"Lalu Ayah sebagai Ayah nya apa tidak khawatir ?"

"Ayah sangat khawatir, maka dari itu Ayah memintamu untuk pulang"

"Kenapa tak Ayah saja yang pulang ?" Ucap Hana mulai ketus.

"Jika bisa Ayah dan Bunda akan pulang. Tapi kau tau kan bagaimana pekerjaan kami ?"

"Terserah Ayah saja. Aku sudah terlalu lelah"

"Ayah akan mengurus kepindahanmu"

Tuutt.. tuutt.. tuutt..
Suara sambungan telepon yang diputuskan terdengar jelas di telinga wanita yang bernama Hana tersebut.

"Gue belum siap buat balik ke Indo, Putra" gumam Hana tak jelas kepada siapa. Tubuh nya melemas, seakan kedua kaki nya tak mampu untuk menopang tubuh nya. Seketika tubuhnya meringkuk ke lantai dingin ruangan itu. Air mata yang sebelumnya berhasil Ia hapus kini berhasil keluar lagi dari kelopak matanya.

"Tuhan.. tolong aku"

♡♡♡♡

YEAAYY ^^ Sebelumnya emang gak mau nulis cerita dulu karena masih banyak kesibukan. Tapi gara gara liat acara tv kemarin sore jadi sadar *-*

Setidaknya gue harus bisa meluangkan waktu untuk nulis ^^

Semoga gak kehabisan ide yaa :D vote and comment nya selalu di tunggu

When I See You AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang