I think you have to follow step by step,
1) kalian harus baca part 5 dulu sampai habis.
2) barulah kalian baca part 18 ini.Untuk pertama kalinya aku sangat senang dan lega karena story ini dah selesai, setidaknya aku nggak ditagih lg buat republish part yang dulunya pernah aku unpublish. Aku lg nyoba buat story baru, so aku minta doanya biar aku fokus dulu sama story itu 😁
◼◼◼
I am permanently in love with you, always and forever...
■Author■
Mata itu berbuka seiring menampakkan iris coklat, dia tersadar dan menarikan nafas seperti orang yang terkejut. Nafasnya memburu sambil memandang sekitar, dia duduk dengan cepat. Begitu heran dengan ruangan yang serba putih dan terlihat menyilaukan mata saat jendela berukuran besar dengan gorden panjang sudah tersingkap ke sisi masing-masing. Dia menunduk sambil menutup matanya yang terasa sakit saat pantulan sinar matahari menusuk matanya. Kepalanya terasa berat dan sakit. Jari tangannya pun terasa nyeri saat dia gerakkan.
Dia sadar kalau tengah berada dirumah sakit karena mendapati perban yang melekat di dahinya. lalu pandangannya jatuh pada pria tinggi yang berada di sofa bed yang tidak jauh darinya, duduk sambil memperhatikan cewek yang terkejut sambil menatapnya dengan ngeri. Bagimana tidak terkejut, seorang pria tengah duduk dengan tenang sambil menatap kearahnya. Bahkan ruangan itu pun terasa mencekam karena hanya ada mereka berdua.
Audrey memberanikan diri untuk turun dari ranjangnya dengan perlahan. Rasa dinginnya lantai langsung menusuk telapak kakinya. Cewek itu terjatuh tepat saat kakinya mulai menopang tubuhnya yang lemah itu. Akibat koma yang panjang, kakinya mendadak terasa lemas dan nyeri.
Tak lama satu tangan besar menarik pinggang ramping Audrey dengan cepat. Tarikan pinggang itu berubah menjadi sebuah pelukan yang posesif kala gadis itu semakin melemas.
"Kamu tau, kamu adalah orang yang keras kepala" katanya membuat Audrey bingung sendiri, "dimana akalmu saat ini ?"
"Lo siapa sih ?!" Audrey bertanya ketus. Pasalnya baru pertama bertemu saja sudah seperti ini.
"Aku ?" Dia tersenyum lalu menurunkan Audrey di ranjangnya dengan perlahan, "kamu akan melihatku setiap hari pada saatnya nanti"
Belum sempat mencerna ucapannya, orang tua Audrey datang dengan wajah yang terkejut saat melihat anak perempuannya sudah terduduk di pinggir ranjang, belum lagi dokter yang bersama mereka langsung memeriksa keadaannya tanpa bisa di cegah.
"Audrey" sahut orang tuanya bersamaan.
Dokter itu menatap Audrey intens, "Apa yang kamu rasakan sekarang ?"
Mendengar itu lantas Audrey menggeleng pelan meski kepalanya masih terasa pusing.
"Syukurlah, tapi kami masih harus memeriksamu setelah ini. Kami harus mengecek apakah masih ada masalah pada tubuhmu atau tidak" jelas dokter itu.
"Aku kenapa ?"
Mereka terdiam, "kamu koma selama seminggu dan kamu juga mengalami pendarahan di otakmu setelah kecelakaan itu terjadi"
"Aku ? Koma ? Kecelakaan apa ?"
"Itu terjadi saat kamu menyelamatkan kucing dalam perjalanan menuju calon tunanganmu" jelas Dad.
Ah ya ampun.
"Ah, perkenalkan itu Mike, calon tunangan kamu. Ayo Audrey beri salam pada Mike"
Pria itu, Audrey menggumam dalam hati. Wajah dan postur tubuhnya seperti pernah dia lihat tapi entah dimana. Semakin sering otaknya berpikir, semakin sakit pula kepalanya.
Ahh, astaga. Bagaimana aku bisa lupa. Sentaknya dalam hati.
Dad berbicara "Rey, beginikah caramu memberi salam pada calon tuanganmu untuk pertama kalinya ?"
Audrey ingat saat dia sedang bermimpi. Baginya itu adalah mimpi terburuknya dari pada tinggal di planet mars seperti film The Martinez
"Hai" sapa pria itu membuat Audrey berjengkit kaget.
Kini tangan kanan Audrey menutup bibirnya rapat-rapat. Dia ingat kalau pria didepannya ini adalah dosennya yang mengajar di mata kuliahnya waktu itu, dosen baru sekaligus calon pewaris Dynamic corp. Ya ampun.
"Mr. Mike!" Audrey terkejut, "jadi calon tunangan Audrey itu Mr. Mike ?! Kok bisa ?"
Seisi ruangan lantas mengangguk kecuali sang dokter yang sedang pamit karena ada keperluan lain. Entah beruntung atau tidak dengan nasib cewek itu sekarang. Dia bahkan belum bisa menerima kalau Mr. Mike adalah calon tunangannya. Pria itu pun malah masih terlihat santai didepan Audrey."HEY EVERYBODEEEH, NANANANA NANANA.... NANANANNANANNANAN WOOOH OOH OOH OHHHH" Teriak seorang cowok dengan santainya memasuki ruangan yang memiliki wajah sama dengan Audrey. Bahkan kalau bisa Audrey ingin sekali tidak mengakui Audric yang merupakan kembarannya. pria itu berteriak seakan melantunkan lagu Hey everybody dari 5SOS, meski tidak hapal liriknya tapi cowok itu percaya diri sekali sampai berteriak keras. Betapa kesalnya seisi ruangan saat melihat Audric tanpa berdosa kini berdiri terkejut mengelilingi ranjang milik Audrey. "Rey ? Lo udah bangun ?"
"Cuih" sembur Audrey geram.
"Astagfirullah, joroknya ya kamuuuu uuwwh"
"Stop it!" Peringat Mom marah, "Ric, bisa tidak kamu menaati peraturan rumah sakit, jangan berisik ?! Dan Rey, cobalah lebih bersikap sopan dengan kembaranmu!"
"Fine then, tapi ini....Mom dan Dad nggak serius kan dengan perjodohan itu ? Maksud aku ini kan keputusan aku juga mau menerima atau tidak"
Mom terlihat serius, "maaf, Rey. Tapi kami sudah memutuskan untuk tidak menjalankan perjodohan itu dengan atau tanpa persetujuan kamu"
Apa !
"Tapi kenapa ?"
"Ketahuilah kalau Mike sudah menjagamu selama seminggu ini. Kamu tau, dia bahkan rela menghabiskan sisa istirahatnya untuk menungguimu dirumah sakit. Dimana lagi kami bisa mendapatkan calon menantu seperti Mike ?!"
"Calon menantu ? Siapa yang mau nikah sama dia ? Tadi bilangnya calon tunangan terus sekarang calon menantu. Nggak konsisten banget ihhh"
"Terserah kamu mau bilang apa. Yang penting kami tidak akan membatalkan rencana kami itu"
Apa ?!
"Mom dan Dad keluar dulu untuk memberitahukan pada keluarga kalau kamu sudah siuman" lalu mereka keluar sambil mengotak-atik hp dan tinggal Audrey, Mike dan Audric.
"Gue....keluar juga deh, bhaaay" ujar Ric sambil terbirit-birit lari.
Audrey menatap Mike yang berada didepannya dengan pandangan menuntut, jelas saja dia baru bangun dari koma dan berusaha meminta penjelasan dengan apa yang terjadi saat ini, "Sir sekarang bisa jelasin apa yang orang tua saya katakan barusan"
"Yang mana ?"
"Perjodohan, pertunangan, dan calon menantu atau apalah itu"
"Jujur, saya tidak menolak apa yang direncanakan oleh orang tua kita, maksud saya, saya tidak mau ambil pusing dengan itu"
"Maksud, Sir Mike apa ?"
"Saya setuju untuk menikah denganmu"
"Apa ?!" Audrey terperanjat kaget, "Sir Mike emang nggak laku ya sampai mau di jodohin sama saya ? Pokoknya saya nggak setuju titik"
"Itu terserah kamu...." lalu tanpa bisa dibaca gerakannya, Mike mencium bibir Audrey dengan melumatnya, "yang penting adalah, kamu tidak bisa menolakku"
APA ?
ASTAGA! ADA APA DENGANNYA ? PASTI HIDUPKU TIDAK AKAN NORMAL LAGI SETELAH ITU. Audrey membatin sambil menatap seram kearah pria didepannya itu.
END
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher is My Husband (RE-PUBLISH)
AcakCerita abal-abal, banyak typo bertebaran. rada nggak nyambung jadi jangan di baca