Aku sudah sampai...

122 8 2
                                    

Hi, ini adalah cerita kedua yang aku publish di Wattpad (namun cerita pertama setelah ganti akun! [ex-akun: ristyha_nana] XD). Cerita ini merupakan cerita setengah fiksi yang sebagian ceritanya aku angkat dari pengalaman sendiri. Sebagiannya lagi, murni hasil imjinasi. Maafkan kalo ceritanya rada hiperbolis, ya. Please enjoy! :D. Jangan lupa kritik dan sarannya ya! :D


Legenda sifatnya seperti energi, bisa berubah 'bentuk' dan 'wujud', namun tak dapat dimusnahkan. Dia akan kekal, menjadi dirinya sendiri, dan terus mengikuti zaman dengan terus menjadi dirinya sendiri..



Dahulu kala, ada seorang pria yang sangat baik hati yang bernama Wayde. Setiap hari, Wayde selalu menghabiskan waktunya dengan membantu orang lain. Wayde berpenampilan berbeda dengan orang lain, dia selalu memakai jubah hitam dan juga topi besarnya, persis seperti pesulap. Karena itu Wayde mudah dikenali banyak orang. Entah kenapa, Wayde mulai jarang keluar rumahnya. Ia telah meminum sebuah racun yang membuatnya menjadi abu, namun dia bisa berubah menjadi berbagai benda. Hari itu adalah hari terakhir ia menjadi seorang manusia. Dan kini, terdapat sebuah legenda bernama Wreackonfix, dia selalu memakai jubah hitam dan topi besarnya. Membantu anak-anak baik yang merasa tersakiti adalah tugasnya. Semua orang percaya dia adalah jelmaan dari Wayde yang baik hati. Katakanlah ' Chape á larges et manteau noir. Frotté la poche latérale droite. Magie maculée gris. Cruisante blessure se transforme en un enternel surier'* sebelum tidur. Maka Wreackonfix akan datang untuk menyembuhkan hatimu yang luka.

SELESAI

*terjemahan: Topi besar dan jubah hitam. Mengusap saku sebelah kanan. Abu sihir terpercik. Luka perih berubah menjadi senyuman kekal. (Hasil terjemahan Google Translate.. XD)





Wreackonfix P.O.V

Aku membolak-balik buku dongeng bergambar yang ditulis oleh Mairine Augiera yang terbit pada tahun 1897 ini. Semua orang percaya bahwa buku itu adalah buku pertama yang ditulis oleh manusia tentang Wreackonfix --oke, maksudku, aku. Buku ini ternyata termasuk buku yang laris di zaman itu. Padahal, aku sendiri tak yakin kalau aku dulu adalah seorang lelaki baik hati yang bernama Wayde!. Dan lagi, kenapa aku harus menghilang setelah menjadi abu?. Benar-benar cara mati (menghilang) yang bahkan tidak elit sama sekali!. Dan, hei, kenapa di buku ini aku digambarkan dengan rambut begitu berantakan seperti

itu?!. Dan juga, kenapa aku begitu tua sekali di dongeng ini?!. Aku ini masih berumur 20 tahun, dan akan selalu menjadi pria tampan yang berusia 20 TAHUN!!!.

Setelah menikmati dongeng-dongeng yang (sama sekali) tak jelas mengenai diriku, aku pun berdiri dari posisi dudukku. Menyambar sarung tangan, topi, dan jas (identitasku) yang semuanya warna hitam. Aku juga menyematkan bros bersimbol Victorian yang berwarna emas seperti lambang yang ada di buku-buku dongeng itu.
" Yap, sempurna!", dengan tak tahu diri, mulutku berkata semena-mena. Bukan kata-kata yang pantas untuk dikatakan oleh seorang tokoh legenda yang terlupakan. Hatiku begitu teriris karena anak-anak zaman sekarang sudah tidak akrab dengan dongeng lagi seperti di tahun 1897. Aku tetap siap muncul ke permukaan bumi, menemukan dia, yang 'membangkitkan'-ku.

Aku membuka jendela, kemudian berdiri memijak sudut jendela. Kusapu kantung jubah sebelah kananku, serbuk sihir yang telah lama kupendam, kukeluarkan.
Aku melompat dan badanku melayang mengikuti tangisan penderitaan anak itu. Aku bisa melihat daratan yang gelap namun berhias lampu-lampu kendaraan dibawah sana, aku yakin itu akibat abu kesombongan hati manusia yang tak pernah puas.

Aku terbang makin rendah lagi. Perancis terlihat begitu berbeda. Jika dulu terdapat banyak katedral, sekarang Perancis lebih sesak. Banyak rumah-rumah di pinggiran jalan. Ada juga jembatan penyebrangan, dan kendaraan biru yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Kondisi jalan semakin padat dan banyak asap akibat kendaraan biru lain, namun dengan suara yang lebih ribut memecah kesunyian.

Ah, kompas yang ku pegang mulai tak tenang, tanda arah jalan yang kupilih tepat.

Kompas yang kupegang membeku begitu aku turun mendarat ke sebuah sekolah elit. "Aku datang", aku membisik sambil memulas bibir dengan jempol kanan. Tepat sekali, hanya deru angin yang membalas saat kubuka topiku. Rambut coklat kemerahanku menari terbawa angin.

"AKU DATAAAANNGGGG!", dengan lantang aku berteriak menyaingi kerasnya angin. Itu bagus jika tak ada manusia yang mendengarku.

Next Part: Fisika! (I)

Wreackonfix [VERY SLOW UPDATE]Where stories live. Discover now