Bangun di keesokan harinya dengan muka yang suram, mata sembap dan rambut yang mencuat ke segala arah membuat Nami kelihatan seperti Max the Hatter. Tentunya, tanpa rambut merah, topi besar, dan kulit ang pucat. Dandanan pagi yang .'menawan' dan 'sempurna'.
"Arrggghh", erangnya ketika menemukan kesalahan di kalendernya.
"Hari ini FISIKA!", buru-buru dia langsung menepis pikiran jeleknya dan beranjak dari tempat tidur. Mengingat apapun yang terjadi, mau gempa 9 SR ataupun Tsunami, dia harus tetap pegi ke sekolah untuk menimba ilmu.Dia melesat menuju kelasnya begitu sampai di sekolah sejam kemudian. Mukanya merunduk, matanya tertuju pada jam tangan untuk memastikan bahwa dia gak telat. Bel akan bunyi seperempat jam lagi, jadi dia menambah kecepatan larinya dengan gaya ala pelari marathon. Dia justru terlihat keren karena itu. Rambutnya yang panjang terbang ke segala arah dengan lembut, diikuti juga dengan roknya yang mengembang manis bagai adegan di drama Jepang. Membuat kesan cantik tersendiri buatnya. Namun dingin tetaplah dingin, gak ada yang akan peduli dengan sisi manisnya.
Dia menaruh tas secepat kilat dengan napas ngos-ngosan. Dan buru-buru duduk di habitatnya. Entah apa yang dia kejar, sehingga dia lari kayak atlet sungguhan yang kebelet mengejar medali emas...
Ding dong.. Ding dong...
Bel sekolah berbunyi dengan nyaringnya, seolah jadi sinyal penggerak bagi guru-guru SMA Kharisma Latis untuk menjalankan misi mulianya. Untuk mencerdaskan generasi penerus. Semua pintu kelas sudah dibuka oleh para guru. Begitu juga kelas Nami. Kelas mereka sudah dibuka oleh guru Fisika yang terkenal cerewet namun cuek terhadap Nami, Ibu Diah Larasati.
Bu Diah mengecek Nama murid X Exact 5 satu persatu sesuai abjad dan berlaku. Namun jawaban hadir terhenti saat Bu Diah memanggil suatu nama.
"Nami Lavishka"
"Nami Lavishka", tak ada juga jawaban yang keluar dari mulut salah satu siswa kelas itu. Semuanya bungkam.
"Nami Lavishka", masih sama juga. Tak ada jawaban. Kelas tetap hening di saat Bu Diah makin kesal.
Seorang siswa yang tampaknya teladan (atau pintar cari perhatian guru?) tiba-tiba mengangkat tangan dengan wajah berpucat dan tangan bergetar. Dia tampak ketakutan seolah akan dimangsa Bu Diah. "Maaf, Bu, tadi Nami keluar", bukan jawaban yang diharapkan oleh Bu Diah.
Bu Diah memasang wajah datar. Seakan gak eduli dengan keadaan Nami yang mungkin saja sedang dikejar beruang lapar atau diculik sama rombongan waria berkostum aneh. Bahkan jika Nami diculik dan disuruh jadi pengamen, dia mungkin tetap gak akan peduli. Murid seisi kelas juga begitu, semua cuek, tidak ada yang peduli. "Kalau begitu murid-murid, kita akan mulai kelas hari ini. Kita belajar tentang Gelombang Elektromagnetik..."
Samar-samar suara Bu Diah masih tersengar oleh Nami yang ternyata kabut menuju ruang Seni dengan gembira. Letaknya 8 kelas dari ruangan kelasnya. Tempat itu merupakan tempat bolos favoritnya jika ada kelas Fisika. Dia kaget ketika kelas lain sedang lomba praktek melukis di Ruang Seni.
Otaknya encer juga walaupun payah di pelajaran Fisika. Dia cepat-cepat menuju tangga yang mengarah ke atap sekolah. Disana juga tempatnya berkeluh kesah saat bolos.
Melihat kursi yang nganggur di sudut, dia langsung mengambilnya. Kaki kanannya naik ke atas kursi, disusul kaki kiri.
Apa dia sudah gila dan mau bunuh diri?. Apa dia udah gak sanggup dengan hidupnya?.
Bibirnya merekahkan senyum manis. Pipinya merah semerah apel yang baru dipetik. Mata coklat terangnya berbinar. Dihayatinya angin yang mengaliri seluruh badannya. Membing rambut sepinggangnya untuk terbang dengan indah. Seindah apa yang ada di depan matanya. Dia gak bunuh diri. Dia masih menikmati waktu bolosnya dan hidupnya yang berat.
"Ahhh.. Ini baru namanya hidup. Bebas dari Fisika. Ini baru hidupnya Nami Lavishka!!!". Seluruh penat dalam hatinya dikeluarkan dengan teriakan lembut.
Sekali lagi, sebenarnya ada apa dengannya?. Kenapa dia benci Fisika?. Kenapa dia begitu?.
Maaf pembaca, update-nya kepanjangan! XD. Tapi Alhamdulillah, jadi juga! XD.Masih dibuat menggantung juga supaya kalian tambah penasaran. Baca dan tunggu terus, ya, update-annya! ^^
Vote, and vomment juga, ya! ^^~THANK YOU (:
Next Part: Disaster
![](https://img.wattpad.com/cover/68585195-288-k57425.jpg)
YOU ARE READING
Wreackonfix [VERY SLOW UPDATE]
Fantasy[WARNING: inappropriate language are used] HIGHEST RANKING: #2 in teendrama Dalam teori Tekanan di Fisika, secara sistematis, tekanan berbanding lurus dengan gaya dan berbanding terbalik dengan luas permukaan suatu zat... Nami Lavishka. 16 tahun, su...