Lalu aku hanya membalasnya dengan senyuman. Belakangan ini memang aku terlihat sangat berbeda bukan hanya Niki yang merasakan perbedaanku, tapi juga diriku sendiri.
Ujian nasional besok sudah terlaksana, aku pun tambah pusing dan galau. Aku hanya bisa memberikan dukungan untuk kak Danis lewat sms karna dalam seminggu kedepan aku diliburkan oleh sekolah. Pada malam harinya aku sms kak Danis dengan kata - kata sederhana tapi mungkin saja bisa membuatnya termotivasi
" Semangat belajarnya ya kak.. semoga ujiannya sukses. Inget flying school udah didepan mata, pilot pun semakin dekat"
Terkirim sudah sms itu, aku pun tak berharap banyak akan dibalas leh kak rayhan, bagiku dibaca pun aku sudah merasa bersyukur.
Seminggu kemudian, aku mendapatkan undangan untuk pesta prom night. Semacam pesta perpisahan. Pesta itu diadakan disebuah ballroom disebuah hotel berbintang, dan dihadiri seluruh siswa & siswi sekolahku. saat sore hari aku sudah mulai berdandan secantik mungkin, karna ini kesempatan terakhirku bertemu kak rayhan dengan waktu cukup lama.
Jam menunjukan pukul 19.00 malam, aku sudah siap untuk pergi ke pesta tersebut, dengan gaun berwarna putih dan motif yang simple namun tetap manis, make up yang natural, dan rambut ku yang panjang berombak kubiarkan tergerai begitu saja. Penampilanku sangat anggun. Aku pun pergi diantar kakak sepupuku menggunakan mobilnya.
Sampai di hotel tersebut aku masuk kedalam ballroomnya. Suasana telah ramai, aku mencari cari temanku Niki. Akhirnya kutemukan Niki, sedang berkumpul dengan teman - temanku yang lain. Mereka berdecak kagum dengan dandananku malam ini.
Saat pesta hampir selesai, akupun tak menemukan sosok kak Danis di ruangan tersebut. Aku mencarinya keluar ruangan pun tidak ada. Aku pun mulai putus asa. Namun saat ku duduk dan termenung, tiba - tiba terdengar suara laki -laki memanggil namaku.
"Alikaaa.. " ucapnya perlahan.
Aku pun langsung memutar badanku kebelakang, dan aku mendapati sosok kak Danis disana. Sesosok laki - laki yang selalu terbayang di dalam dalam pikiranku, kini sudah berdiri gagah disana, dengan menggunakan blouse berwarna abu - abu tua, sepatu berwarna hitam dan mengkilat, serta tergantungnya jas berwarna hitam di lengan kirinya. Sungguh tampan kak Danis malam ini. Namun aku langsung sadar atas lamunanku ini. Aku segera menghampirinya dan berdiri didepannya. Kak Danis menggandengku keluar gedung dan menuju kehalaman parkir.
Sampai di parkiran, kak Danis segera membukakan pintu mobilnya untukku,dan menyuruhku masuk kedalam mobilnya. Akhirnya mobil sedan mewah, berwarna hitam metalic itu pergi meninggalkan pelataran parkiran. Aku tidak tahu akan dibawa kemana oleh kak Danis, sepanjang perjalanan aku hanya bisa terdiam saja.
Akhirnya aku dan kak Danis sampai pada suatu tempat, di tempat itu ada sebuah ayunan berwarna putih dihiasi oleh pohon - pohon yang tumbuh menjalar di beberapa bagian ayunan itu. lalu aku duduk di ayunan itu berdua dengan kak Danis, menikmati angin malam dan keindahan langit. Tak beberapa lama kami berdua terdiam. Kak Danis membuka percakapan antara kami.
"eeeemmm.... Alika, kamuuuu... berangkat sama siapa tadi ?" ucapnya basabasi.
"eehhh.. itu kak dianter sama kakak sepupu.." jawabku gugup.
"Ohh.. nanti pulang sama aku saja ya ?" ucapnya sambil tersenyum.
"emmm.. boleh kalo itu tidak merepotkan kakak" ucapku sambil menahan malu.
Dan suasana kembali hening lagi seperti awal. Aku sangat menikmati keheningan berdua ini. Kak Danis mencoba merangkulku.dan aku dengannya duduk mulai berhimpitan. 1 jam kita sudah kita ditempat itu, tidak ada omongan yang serius, yang kuharapkan sejak dahulu.
Lalu kak Danis mengajak ku kembali ke hotel, tempat diadakannya pesta itu. sampai disana pesta juga belum selesai. Lalu aku dan kak Danis mengikuti susunan acara kembali. Waktunya untuk berdansa. Kak Danis mengulurkan tangannya untukku. Dan kami pun mulai berdansa, lampu ruangan mulai redup, music pengiring pun sudah diputarkan. Ditengah - tengah waktu berdansa. Aku meneteskan air mata. Dan kak Danis pun bertanya padaku.
"Kamu kenapa menangis alika ?" ujarnya padaku.
"Aku takut tidak bisa merasakan hal seindah ini lagi bersama kakak" jawabku lirih
"Alika.. kalau saja kita ditakdirkan untuk merasakan hal seindah ini lagi, kita aku merasakannya kok... jangan menangis alika, jujur kakak tidak sampai hati melihat kamu menangis" jawabnya sambil tersenyum.
Akupun langsung memeluknya dengan erat, seakan -akan takut kehilangannya. Dan akupun berharap dengan ini kak Danis akan peka terhadap kode-kode yang telah ku berikan padanya selama ini. Waktu berdansa pun selesai, saatnya time express love. Banyak sekali murid yang menyatakan cinta dan akhirnya mereka berpacaran. Aku sangat berharap kak Danis menyatakan cinta padaku saat ini. Ditengah keramaian seluruh murid sekolahku.
Tak berhentinya aku berdo'a dalam hati ini agar kak Danis bisa mengungkapkan cinta padaku. Namun hingga waktu time express love berakhir. Kak Danis pun tidak terlihat tanda- tanda akan mengungkapkan cintanya padaku. Lalu aku positive thinking, mungkin kak Danis akan mengungkapkan padaku tidak pada saat keramaian seperti ini, mungkin ia akan mengungkapkannya di saat - saat yang romantis.
YOU ARE READING
Miniatur Pengikat Janji
Подростковая литератураKutulis Puisi Untukmu Selalu saja tentangmu, untukmu Aku menulis Serangkaian kata menjadi bait Prosa yang tak pernah usai Meski awal telah menjumpai akhir Aku bercerita Tentang bingkai kisah indah Romansa terselubung elegi Ketika waktu pernah begitu...