Kau sangat mengagumkan.
Sikap bodohmu membuatmu terlihat handal melakoni 'pemain' dari kebohongan.
Kau membuatku terkesan, Kau berhasil.
Memodohiku dan membohongiku.
Juga, kau berhasil menghancurkan hati ini.
Membiarkan perasaan cintaku pergi perlah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
_Chapter Two_
Jaejoong bersenandung kecil di dalam kelasnya. Hari ini ia bangun terlalu pagi. Kedatangan Yunho benar-benar membuatnya kembali bersemangat. Ia bosan melihat ornag-orang disini dan Yunho yang datang sebagai murid baru benar-benar menghiburnya.
Jaejoong memutar bola matanya merasakan tatapan tidak suka dari beberapa—hampir semua—teman yang ada di dalam kelasnya.
"Apa terlihat sangat aneh jika aku datang sepagi ini?" tanyanya menatap mereka satu per satu.
Tidak ada satupun yang membalas dan Jaejoong hanya bisa mengerucutkan bibirnya dan menundukkan tubuhnya melihat kolong bangku Yunho yang berisi beberapa buku. Ia mengerutkan keningnya mengambil salah satu buku itu. Ia cukup penasaran dengan buku macam apa yang dibaca oleh Yunho.
Tapi sedetik kemudian ia mengembalikan buku itu ke tempatnya saat melihat buku berlabel psikologi.
"Apa yang kau lakukan?"
Mendengar suara berat itu, Jaejoong segera mendongakkan kepalanya dan menyunggingkan senyumannya, "selamat pagi Yunho, apa tidurmu nyaman? Berapa nomor kamarmu aku akan senang hati mengunjungimu."
Yunho memilih mengabaikan Jaejoong dan duduk dikursinya. Mengambil salah satu bukunya dan mulai membacanya.
"Apa kau akan menjadi dokter?" tanya lelaki cantik itu tanpa melepaskan tatapannya dari Yunho. Ia benar-benar terhipnotis dengan wajah tegas milik Yunho.
"tidak, aku hanya menyukai buku ini." jawab Yunho membuat Jaejoong mengerjapkan matanya tidak percaya jika Yunho meresponnya.
"kau menjawabku." Seru Jaejoong tidak bisa menutupi rasa bahagiannya.
Yunho mengindikkan bahunya dan kembali memokuskan dirinya untuk membaca buku rumit itu.
"Apa minggu ini kau akan pulang?" tanya Jaejoong sambil mengoyang-goyangkan kakinya.
Yunho menggeleng, "mungkin, ibuku kembali hari ini,"
Jaejoong mengangguk-anggukkan kepalanya tidak merasa tertarik dengan orang tua Yunho. Ia hanya tahu jika kedua orang tua Yunho adalah pembisnis penting di Korea, jadi tidak jarang jika mereka jarang berada di negara ini.
"mau menemaniku?"
"tidak." jawab Yunho cepat membuat Jaejoong mengerucutkan bibirnya sebal. "aku sudah mendengar semua tentangmu dan aku sedang tidak tertarik untuk menjalin hubungan." Lanjut Yunho.
"Ah, you found out? Apa Junsu yang mengatakannya?"
Yunho menganggukkan kepalanya. "aku tidak mengerti mengapa dia sangat membenciku. Dia pasti cemburu karena aku dekat dengan kekasihnya."
Yunho mengerutkan keningnya dan menoleh ke arah Jaejoong yang sekarang tengah menggigit kukunya, "Yoochun bukan kekasih Junsu." Jawab Yunho datar.