PROLOGUE

145 10 0
                                    

Kala mentari menyapaku
Kala hembusan udara menyentuhku
Kala dedaunan beterbangan melewatiku
Kala sang hujan telah berhenti membasahiku
Kala itu pula aku mengingatmu
Ingat masa-masa dimana kita masih berpegangan tangan
Masa dimana aku dan kamu masih menjadi kita
Masa dimana kamu masih seutuhnya milikku
Dan masa dimana aku masih kamu jadikan satu-satunya dihidupmu
Segalanya telah berlalu
Telah berlalu dengan sia-sia tanpa kau sesali akibatnya
Aku yang berjuang aku pula yang menjadi korban
Bukankah dalam sebuah hubungan bukan salah satu yang berjuang melainkan dua hati yang berkorban?
Bagaimana mungkin aku yang tersakiti sedangkan kau malah kelain hati?
Dimana letak hati kecilmu?
Sesungguhnya kamu tidak peduli atau pura-pura bodoh?
Ketika aku menyadari aku tak lagi menjadi yang kau inginkan
Ketika itu pula aku akan pergi.

Sabila Rahmatika yang kerap disapa Lala berjalan perlahan. Menikmati setiap hembusan angin yang menyentuh kulit tubuhnya dengan lembut. Menghirup udara yang belum bercampur dengan karbondioksida. Ia tersenyum. Ia berharap semoga hari ini tidak jauh beda dengan hari hari sebelumnya yang bisa membuatnya bahagia. Ia membuka ponselnya dan mulai mencari nama di daftar contactnya.

HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang