Kiki dan Tata. Lala berjalan sendiri di depan mereka. Mereka berjalan dari rumah Lala, melewati lapangan bola dekat rumahnya, dan menuju Taman Kota.
"Gue beli minum dulu ya" Tata beranjak dari bangku dan berjalan mencari pedagang minuman. Yang tertinggal hanya Kiki dan Lala. Keduanya bercanda layaknya teman dekat.
" Kemana aja lo kemarin gak keliatan" Lala membuka obrolan dengan Kiki.
" Liburan lah. Biasa orang kaya" Kiki menyombongkan diri. Lala hanya tertawa. Tata kembali membawa tiga botol air mineral. Dan dua kemasan makanan ringan.
Maam itu kurang lengkap tanpa kehadiran sosok Yayan disamping Lala. Lala hanya memandang kedua sahabatnya bermesraan tidak bisa melakukannya.
19.25
"Tokk. Tokk. Tokk" Lala membuka pintu. Lala kaget sekaligus senang melihat kekasihnya datang. Namun, seketika kebahagiaannya memudar ketika kekasihnya mencengkeram tangannya dengan kasar.
"Dari mana kamu?" Kata Yayan dingin.
"Jalan" Jawab Lala santai.
"Tega ya kamu jalan gak bilang-bilang. Aku ini pacar kamu. Apa jangan-jangan kamu udah gak nganggep aku. Kamu jaln berduaan sedangkan aku cuman nunggu kabar tapi gak kamu kasih kabar" Marah Yayan.
"Jalan berduaan sama orang lain padahal udah punya pacar. Kamu punya hati atau enggak sih?" Yayan beranjak dari rumah Lala. Tangan Yayan dicegah oleh Lala.
"Yan dengerin penjelasanku dulu, Yan" Yayan tidak menghiraukannya membuat Lala menitihkan air matanya.
"Gak" Yayan memberontak dan tetap dalam keputusannya, pergi dari rumah Lala.
Lala tidak berhenti-henti menangisi kepergiaan Yayan dengan kekecewaan yan menyelimuti hati Yayan. Hal tersebut membuat mata Lala menjadi merah dan sembab. Akhirnya, ia memutuskan untuk tidak berangkat ke sekolah untuk sementara waktu.
"Mah, aku gak berangkat sekolah dulu ya" Pinta Lala kepada mamahnya.
"Kenapa sayang?" Tanya Mama Lala.
"Mata aku masih sembab kayak gini. Kan malu mah diliatin banyak orang" Jawab Lala. Mama Lala hanya tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Iya udah. Kamu kompres pake air dingin atau air hangat gih" Pinta Mama Lala yang disertai anggukan Lala.
"Iya Mah"
Kala sang surya memilih untuk meninggalkan bumi sementara.
Kala sang surya akan terganti oleh sang bulan.
Kala itu pula aku teringat bahwa kekasihku masih memendam kekecewaan yang mendalam.
Aku tersenyum getir."Yann kamu kenapa sih" Lirih Lala
Ponsel milik Lala berdering. Lala bingung antara harus mengangkat atau membiarkannya berbunyi. Akhirnya ia memutuskan untuk membiarkan ponselnya berbunyi. Untuk yang kedua kalinya, ponselnya berdering (lagi).
"Hallo"
"Iya gakpapa kok"
"Aku udah maafin kamu sayang"
"Besok? Jam 6? Yailah"
"Bisa kok bisa"
"Iya sayaang" Lala mengakhiri obrolan singkatnya melalai telepon. Ia meloncat kegirangan di atas springbednya. Ia tertawa senang bahwa kekasihnya sudah tidak kecewa dengannya."Waaa akhirnya Yayan udah gak marah sama gue. Apalagi besok dia ngajak gue jogging waaa" Lala tidak berhenti untuk melompat gembira.
"Lala lo bisa diem atau gue berantakin kamar lo?" Teriakan ancaman dari luar kamar Lala yang membuat Lala berhenti melakukan hal konyol semacam tadi.
"Apasih Kak ganggu deh" Lirihnya.
-----
Lala tengah menunggu kedatangan seseorang. Siapa lagi? Jika bukan kekasihnya. Mereka memilik janji untuk berlari kecil pagi ini. Lala merasa ada yang beda dengan hari ini.
"Udah siap? Yukk" Ajak Yayan yang baru saja tiba di rumah Lala.
"Yukk"
Mereka berlari-lari kecil melewati beberapa perumahan di komplek. Melewati beberapa lapangan, dan tentunya melewati beberapa rombongan orang pula. Mereka memilih untuk beristirahat di pantai. Tidak jauh dari rumah Lala hanya lebih kuran 3 km. Tidak jauh bukan?
"Aku capek. Istirahat dulu aja" Nafas Lala tidak beraturan.
"Kamu mau minum apa?" Tanya Yayan.
"Apa aja. Air mineral aja gakpapa" Jawabnya.
"Yaudah aku beliin dulu ya" Lala mengangguk.
Yayan kembali membawa dua botol air mineral dingin dan satu bungkus roti gandum.
"Sebentar lagi balik yuk.. Udah mau siang nih. Nanti kepanasan di jalan" Pinta Lala.
"Makanya rotinya buruan dihabisin" Suruh Yayan.
"Ini udah habis. Yukk" Lala dan Yayan beranjak dari tempat duduknya dan pergi menjauhi pantai.
"Masa ini langsung pulang? Gak asik ah" Ucap Yayan.
"Mau kemana lagi? Kaki aku udah gak tahan tau jalan mulu" Rengek Lala.
"Kemana gitu kek biar gak bosen. Pake mobil bisa kan?" Yayan menaikkan dua alisnya.
"Kamu ambil mobilnya gih" Mereka memang telah memasuki pekarangan rumah Lala. Yayan mengambil mobilnya dan menghampiri Lala yang menunggunya di depan gerbang.
"Yukk masuk" Ucap Lala dari dalam mobil. Lala pun mengikuti perintahnya.
"Mau kemana?" Tanya Lala. Yayan berpikir sejenak.
"Ke dermaga aja yukk" Ujar Yayan disertai anggukan senang oleh Lala.
"Lewat mana ya ini? Lewat sini aja deh biar gratis Haha" Ujar Yayan licik.
Yayan memarkirkan mobilnya di dekat warung kecil yang menjual makanan. Yayan dan Lala turun dari mobil dan berjalan beriringan memasuki kawasan dermaga. Dirasa telah cukup sore, mereka memutuskan untuk pulang dari dermaga. Mereka tiba dirumah pukul 15.25 dan Yayan segera berpamitan untuk pulang.
Lala menaiki beberapa anak tanggan dengan bersenandung kecil. Ia rasa hari ini sangat menyenangkan. Ia bisa berjalan berdua menikmati keindahan suasana hanya berdua, ya hanya berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt
RandomAku kira kehilangan seseorang adalah hal yang paling menyakitkan. Ternyata, menunggu kepastian adalah hal yang sangat-sangat menyakitkan. Aku kira pula sahabat adalah seseorang yang selalu mengerti bagaimana kondisi kita, ternyata tidak. Justru sah...