B A G I A N S A T U

50 3 0
                                    

WARNING!!
Part ini berisikan flashback Tokoh utama perempuan dan tidak melalui proses editing. Saya Minta Maaf jika ada Typo.
.
.
.
.
.
.
.
.

Story Begin

Malam itu hujan turun dengan begitu derasnya diiringi dengan suara guntur yang seakan-akan dapat membelah langit dan bumi. Angin bertiup kencang, membuat daun-daun pohon berterbangan terpisah pergi dari rantingnya.

Aku masih mengingatnya.
Saat-saat dimana kamu menghancurkan hatiku.
Memporak-porandakannya, mematahkannya tanpa peduli akan sakit yang aku rasakan.

Saat itu,

Aku menunggumu.
Menunggumu ditengah derasnya hujan, duduk meringkuk memeluk lutut disebuah saung disekitar taman dengan tubuh menggigil kedinginan.

Katakanlah aku Bodoh.

Karena dengan setianya duduk selama berjam-jam menunggumu ditaman.

berangkat tanpa membawa payung, mantel ataupun jaket meskipun tahu bahwa cuaca diluar sudah mulai mendung. Dan benar saja, setelah menunggu-mu selama satu jam hujan pun turun dengan derasnya.

Aku berlari,
Berlari menembus hujan berlari hanya untuk mencari tempat berteduh

Fikirku kamu akan datang. Datang menemuiku disini. Datang dengan sebuah senyuman manis yang kau suguhkan untukku karena telah datang dan menunggumu.

Tapi,
Apakah yang aku dapatkan?

Setelah berlama-lama menunggu, setelah merelakan tubuhku basah kuyup karena dengan nekatnya berlari menembus hujan, setelah sekian lama membiarkan tubuhku menggigil kedinginan,

Kamu datang dengan tanpa memberikan senyuman yang kuharapkan. Ah tidak, jangankan senyuman, sapaan manis yang biasanya kau berikan padaku setiap kita bertemu pun tak ku dapatkan.

Sungguh hatiku sakit. Sangat sakit.

Seakan rasa sakit yang kau berikan untukku belum lah cukup kamu menambahnya dengan melontarkan kata-kata menyakitkan yang tak kusangka akan keluar dari mulutmu secepat ini.

Ah..sebentar!

Kata cepat tidak sepantasnya aku ucapkan. Karena pada kenyataannya, kata-kata menyakitkan itu memang sudah sekian lama ingin kamu ucapkan kepada-ku bukan?

Aku mengerti.

Teramat sangat mengerti.

Dan, setelah sepersekian detik aku hanya mampu terdiam. Terdiam mencoba memahami segalanya.

Dan pada akhirnya aku hanya mampu memberikan balasan berupa senyuman. Tentu saja kamu pasti tau bentuk senyuman apa yang aku berikan.

Kamu memunculkan kernyitan didahimu.

Hmm..Mungkin memang seharusnya aku menjawabnya dengan sebuah kata atau kalimat.

Baiklah.

Mari kita akhiri semuanya.

"Adrian Orlando Reynand, Mari kita berpisah." Bersamaan dengan itu satu tetes air mata pun jatuh dari pelupuk mataku.

Berbanding terbalik dengan kesedihan mendalam yang aku rasakan, aku malah melihat kedua bola matamu memancarkan kelegaan.

Aku tertawa pahit dalam hati.

Sekarang aku tahu,

Bahwa semua kata-kata yang keluar dari mulut manismu, semua pengorbanan dan pembuktian yang telah kau lakukan untukku pada akhirnya berujung dengan percuma dan sia-sia.

Hatiku semakin hancur saat mendengarmu mengucapkan kata Terimakasih lalu pergi meninggalkanku menuju seseorang yang menunggumu diujung sana.

Aku melihatmu.

Melihatmu memeluknya.

Melihatmu mengecup dahi lalu kedua tangannya.

Sebegitu bahagiakah kamu setelah terlepas dariku?

Sebegitu cepatkah kamu menemukan penggantiku?

Dan akhirnya isak tangis ku yang sedari kutahan pun akhirnya terlepas juga.

Aku menangis tersedu.

Menangis dengan suara isak tangis yang terdengar memilukan.

Segalanya telah berakhir.

Benar-benar berakhir.

Kini,

Tidak ada lagi kata Kita. Dan hanya tinggal menyisakan kata Aku dan Kamu.

Kini, Aku harus berjuang sendirian.

Berjuang sendirian untuk menyembuhkan rasa sakit hatiku.

Berjuang sendirian untuk menghilangkan rasa kesepian yang bersarang dihatiku.

Aku kehilanganmu.

Kehilanganmu untuk yang pertama kalinya dan mungkin untuk selamanya dalam hidupku.

Berat? Memang.

Tetapi, memang lebih baik seperti ini.

Lebih baik memutuskan untuk berpisah daripada memutuskan bertahan dengan rasa yang menyakitkan.







- FIN -

Hai Dreamers hadir kembali :D Kali ini aku nyoba buat bikin cerita yang nyesek-nyesekkan gimana gitu lho.. Ehmm..sebelumnya aku minta Maaf kalo misalkan feel-nya kurang dapet maklum baru brojol again setelah sembuh dari penyakit writer's block wakakakaka..

Budayakan Vote + Comment kasihanilah hamba yang telah menulis dengan tangan gemeteran ini

AFTER A MINUTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang