B A G I A N D U A - HEARTACHE AND SECRET ADMIRERS

38 2 0
                                    

Aku menatap langit malam dari balik kaca jendela sambil menikmati segelas coffe latte yang baru beberapa menit lalu diantarkan oleh pelayan. Ah, hujan diluar sangat deras sekali. Membuat badanku mengigil kedinginan. Bagaimana tidak? Saat ini aku hanya memakai blouse yang tipis tanpa membawa jaket ataupun sweater seperti biasanya. Menjengkelkan. 

Aku menyesap coffe latte favoriteku sambil mendengarkan lagu yang dinyanyikan oleh band yang setia mengisi panggung cafe setiap malam sambil sesekali ikut menyenandungkan lirik lagu yang di nyanyikan oleh vokalisnya.

Aku mengedarkan pandangan mataku ke sekeliling kafe yang rata-rata dipenuhi oleh para muda-mudi yang sekedar nongkrong bersama teman atau pacar dan ada beberapa yang sibuk berkutat dengan layar laptop didepannya. Tersenyum kecil saat melihat satu pasangan yang sedang berdebat dengan si pria yang pada akhirnya meminta maaf lalu mereka bersenda gurau sambil si pria sesekali mencubit pipi atau mengusap rambut wanitanya. Lalu, tatapanku terfokus pada salah satu meja di pojok seberangku rasa sakit itu kembali menguar ah kenapa aku malah harus melihatnya dalam jarak pandanganku disaat aku mati-matian melupakannya? Dunia memang tidak adil dan kuakui itu.

Tatapan kami bersirobok dan tanpa sadar aku tersenyum lirih padanya sementara ia membuang muka dan kembali menatap wanita dihadapannya. Ya, wanita barunya.

Kurasakan air mataku turun perlahan. Dan aku benci akan hal itu.

Aku kembali menangis karena dia. Dia yang sedari awal memang tak pernah mau menatapku. Tapi aku memaksakan diri dan terus berkata bahwa perlahan-lahan ia mau menatapku. Menatapku sebagai orang yang dicintainya. Tapi pada akhirnya, dia pun meninggalkanku. Meninggalkanku dengan luka yang bahkan aku tak tahu bagaimana cara mengobatinya.

"Menangis lagi? " Aku terlonjak lalu menghapus air mataku. Mataku beralih menatap sesosok pria jangkung yang kini duduk dihadapanku. Aku menatapnya. Menatapnya dengan pandangan tercengeng-ku.

Ia mengusap mukanya sambil menghela nafas lelah. Lalu, mendekatkan kursinya dan memeluk-ku. Dan tanpa malu, aku pun terisak dipelukannya.

Terisak dipelukan sosok pria yang menyandang status sebagai pengagum rahasia-ku.





- FIN -

Halo halo aku kembali lagi hehehe maaf sebelumnya aku ngga update cerita Love Really Hurts dulu karena jujur aja aku bingung mau bawa cerita itu kemana mendadak ide ilang total sebelumnya maaf juga kalau part ini pendek. Jujur ini pertama kalinya aku bikin cerita pake sudut pandang pertama hehe buat cover aku juga mau minta maaf karena jujur aku gabisa dan gaptek buat maen edit sana sini jadi alhasil cover ceritanya ga menarik. Untuk mengingatkan harap sertakan Vote and comment buat mengkritik cerita aku ya and See you...



Dreamers^^

AFTER A MINUTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang