Pertanyaan

13 0 0
                                    


3 minggu telah berlalu setelah pertemuannya dengan Steve di malam hari itu, setelah pertemuan di malam itu Jack selalu dihantui oleh bayangan dari Steve yang memberikannya kesempatan untuk membalas dendam pada orang-orang yang telah membuat hati dan hidupnya hancur. Ia terus memikirkannya baik siang maupun malam.

"Apa yang kulakukan? Aku tak sampai kepikiran kalau ada orang yang mau memberiku kesempatan untuk balas dendam semudah itu.... apalagi dia sangat serius ingin membantuku dan aku sangat ingin membalas perbuatan mereka. Tapi..... apa aku mampu melakukan hal keji seperti itu? dulu aku mengatakan aku mampu karena aku masih berada dalam pengaruh alcohol, namun sekarang pikiranku sudah jernih dan ketika kupikirkan lagi sepertinya aku tak mampu melakukan hal itu....."

Jack yang kebingungan karena dihadapkan pada sebuah pilihan yang sulit mondar-mandir di flatnya kebingungan mencari jawaban dari pertanyaan dari dirinya sendiri, ia diberi kesempatan untuk membalas dendam tapi sebagai gantinya ia harus bekerja sama dengan Steve dalam suatu pekerjaan yang masih belum diberitahukan oleh Steve. Ia kemudian meminta waktu untuk memikirkannya dan Steve mengijinkannya dan memberinya kartu nama dan nomor telepon yang bisa ia gunakan untuk menghubungi Steve ketika sudah memantapkan pikiran dan membuat keputusan. Selama 3 minggu ini yang ia lakukan hanyalah mondar-mandir di flatnya memikirkan apa yang harus ia lakukan dan keluar untuk beberapa hal kecil dan kembali ke flatnya untuk memikirkan hal yang sama berulang-ulang kali.

"Apakah hal ini memang tepat untuk dilakukan? Atau ini hanya sebagai pelampiasanku saja? Oh tuhan tolong aku!" Jack yang frustasi karena pikirannya yang buntu dalam mencari solusi

"Oh aku tahu! Bagaimana jika aku bertanya saran pada Steve dahulu lalu aku bisa memutuskan kemudian! Betapa geniusnya aku ini hahahaha!"

Jack lalu berjalan untuk mengambil hanphonenya yang terletak di meja kerjanya dan mengambil kartu nama Steve dan mulai memasukkan nomornya di hanphone Jack, tepat sebelum ia menekan tombol dial Jack memikirkan kembali apa tindakan yang akan ia lakukan ini tepat, dan tangannya mulai gemetar karena tak sanggup untuk melakukan hal tersebut.

"Persetan dengan hal itu, mengapa masih kupikirkan saja? Ayo Jack kuatkan dirimu mengahadapi kenyataan di depan matamu ini!" Makian dan penyemangat Jack untuk dirinya sendiri yang tak mampu mengahadapi ujian ini sendirian

Setelah mengatakan hal tersebut Jack menekan tombol dial untuk menelpon Steve dan nada tunggu teleponpun mulai terdengar

"Tuuut, tuuut, tuuut, tuuut, halo?" terdengar suara Steve yang maskulin dan berat di telepon, mendengar Steve sudah mengangkat teleponnya ada sedikit kelegaan di hati Jack dan mulai muncul perasaan takut dan gugup di hatinya

"Ha-halo, apa ini Steve?" Tanya Jack yang tergagap karena gugup menghubungi orang yang menawarinya kesempatan untuk balas dendam

"Iya benar, anda siapa ya?" Tanya Steve yang nampaknya tidak tahu jika si penelpon adalah Jack

"Sa-saya Jack, orang yang anda berikan penawaran kesepakatan 3 minggu lalu" jawab Jack yang langsung menjelaskan awal pertemuan mereka, ia cukup tergagap berbicara karena ia heran Steve bahkan belum bisa mengenali suaranya di telepon dan ia juga terkejut kalau Steve bisa berbicara sesopan itu di telepon

"Oh Jack, ada apa? Apa kau sudah memutuskan menerima penawaranku? Atau kau mau menolaknya?" Tanya Steve yang langsung menuju ke point kebingungan Jack, dan membuat Jack tak usah menjelaskan tentang dirinya lagi ataupun kelanjutan pertemuan mereka

"Oh bukan, saya ingin bertanya apa hal ini memang patut dan perlu dilakukan? Saya kebingungan untuk memilih karena apakah hal ini memang perlu untuk dilakukan dan apakah manfaatnya sebanding dengan apa yang dikorbankan?" Balas Jack yang langsung membeberkan kebingungannya kepada Steve

"Oh begitu rupanya, baiklah akan aku beri jawabannya, tapi kau harus langsung memutuskannya apakah kau ingin menerima atau menolak penawaranku!" jawab Steve yang terdengar tegas dan mantab dari telepon tak terdengar ada keraguan sedikitpun di suaranya

"Baiklah, akan langsung kuputuskan begitu anda memberikan jawabanmu Steve" Balas Jack yang sama mantabnya dengan Steve dan jauh di dalam dirinya kepercayaan dirinya mulai tumbuh kembali

"Baiklah Jack, akan kujawab semua pertanyaanmu, tapi pertama-tama...."

JackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang