Pukul tiga sore hari berikutnya, Melody dan Liana berdiri di dalam tenda, menunggu kedatangan tamu pernikahan. Keduanya akan membantu para pramusaji untuk menghidangkan makan malam. Melody dan Harry telah meminum ramuan polijus, sementara Harry menjadi duplikat cowok Muggle berambut merah dari desa Ottery St Cathepole yang rambutnya berwarna merah, Melody menjadi duplikat seorang gadis Muggle dari desa sama berambut pirang bermata keunguan. Meskipun begitu, ramuan polijus tak bisa menghilangkan beberapa luka di tubuhnya sehingga dia harus tetap memakai perban di tubuhnya.
Saat ini keduanya tengah berdiri tak jauh dari meja makan, Ginny entah berada di mana saat ini. "Kurasa aku akan berkeliling," bisik Liana, "baiklah, pastikan kau tidak mencari - cari Hazza," kata Melody. Liana memutar bola matanya lalu pergi meninggalkan Melody. Melody menatap berkeliling, memandangai orang - orang yang bahagia seakan tak terjadi apapun diluar sana.
Dia tersenyum kecil, merasa bahagia melihat senyum orang lain. "Hi," kata seseorang, Melody menoleh lalu tersenyum saat melihat Zayn Malik mendatanginya. "Hi," sapanya, "kau Melody bukan ? Fred entah George memberi tahuku kau yang berambut pirang dan memakai perban," bisik Zayn. "Kurasa begitu." Kata Melody.
"Maaf Niall tak bisa datang, ayahnya dipanggil kerja hari ini sedangkan kakaknya sedang di luar Negeri jadi dia harus menjaga ibunya yang sedang sakit," kata Zayn, Melody mengedikkan bahunya, "tak masalah buatku, bagaimana liburanmu Zayn ?" kata Melody, "lumayan, tak ada hal aneh terjadi." Kata Zayn. Saat Melody akan bicara lagi, para tamu sudah mulai tenang saat Fred bersuit - suit, Monsieur Delacour dan Fleur melangkah memasuki tenda, menuju Bill dan Charlie yang berdiri di bagian depan tenda.Upacara pernikahan pun dimulai. "Kau tahu ? aku tak pernah menyangka mereka akan menikah," bisik Zayn, "selalu saja heran, eh ?" balas Melody. "Aku jadi bertanya - tanya kapan dan dengan siapa aku akan menikah," bisik Zayn, "oh, bermimpilah Zaynie." Bisik Melody.
"Kalau begitu, aku menyatakan kalian berdua terikat seumur hidup..."
Melody dan Zayn ikut bertepuk tangan bersama para tamu. Hiasan - hiasan yang dipasang Fred dan George pun menghiasi tenda dengan indahnya. "Ibu - ibu dan Bapak - bapak! Silahkan berdiri!" seru seorang penyihir tua. Para tamu pun berdiri, lalu kursi - kursi yang baru saja mereka duduki melayang anggun, sementara dinding kanvas tenda menghilang, sehingga mereka berdiri di bawah kanopi yang ditunjang tiang - tiang keemasan, dengan pemandangan indah kebun buah yang bermandi cahaya bulan dan alam pedesaan di sekitarnya.
Berikutnya genangan lelehan emas menyebar dari tengah tenda, membentuk lantai dansa berkilau. Kursi - kursi yang melayang turun kembali dengan anggun ke tanah disekeliling lantai dansa, dan para pemain band berjaket keemasan beriringan menuju podium.
Fleur dan Bill pun mengawali acara berdansa saat para pemain band mulai bermain. Tak lama, para tamu pun ikut berdansa. "Mau berdansa denganku ?" tanya Zayn, "hmm... apakau kau cukup pantas untuk berdansa denganku Mr Malik ?" kata Melody. Zayn memutar bola matanya lalu mendengus sementara Melody mengikik, "yang benar saja Potter, kau masih saja jual mahal di saat begini ?" kata Zayn, "baiklah - baiklah. Dengan senang hati kuterima tawaranmu." Kata Melody.
Maka, keduanya menuju lantai dansa kemudian mulai menari. Melody sempat melirik Harry sedang berbicara dengan seorang pria tua yang dikenalinya sebagai Elphias Doge, orang yang menulis obituarium tentang Dumbledore di Daily Prophet.
"Oh ya, apakah kakakmu ada di sini ?" tanya Zayn, "oh tentu saja," jawab Melody spontan. "Dan di mana dia ?" tanya Zayn lagi, "sayang sekali aku tak bisa memberi tahumu," kata Melody. Zayn mengedikkan bahunya, "benar juga, kalian pasti harus menyembunyikan ini dan itu tentang keberadaan kalian." Katanya. "Akhirnya kau mengerti." Kata Melody.
Saat sudah beberapa lama berdansa, Zayn pergi untuk mengambil minum sementara Melody mendekati Liana yang tengah duduk di salah satu meja kosong. "Hi, berdansa dengan siapa kau ?" tanya Melody, "Fred. Apakah tadi itu Zayn ?" kata Liana, "yep," jawab Melody. "Di mana Niall ? dia tidak datang ?" tanya Liana, Melody mengangguk sebagai jawaban sementara tangannya meraih sebuah sandwich lalu mengunyahnya dengan lahap.
Saat gadis itu akan menelan sandwichnya, sesuatu yang besar dan perak terjatuh dari kanopi di atas lantai dansa. Anggun dan berkilau, kucing liar itu mendarat ringan di tengah - tengah para pedansa yang keheranan.
"Apa itu ?" tanya Liana dengan dahi berkerut. Menyadari ada yang tak beres, Melody meraih sebelah tangan Liana dengan was - was sementara sisa sandwichnya terlupakan. Kepala - kepala menoleh, sementara yang paling dekat membeku, dengan janggal, di tengah gerakan dansa. Kemudian mulut Patronus itu terbuka lebar dan berbicara dengan suara Kingsley Shacklebot yang keras, dalam, dan lambat.
"Kementrian sudah jatuh. Scrimegour mati. Mereka datang."
.
.
Segalanya terasa kabur, lambat. Melody dan Liana melompat bangun dan mencabut tongkat sihir mereka. Banyak orang baru saja menyadari bahwa sesuatu yang ganjil telah terjadi, kepala - kepala masih menoleh ke arah kucing perak itu ketika dia lenyap. Kesunyian melebar keluar dalam riak - riak dingin dari tempat Patronus tadi mendarat. Kemudian ada yang berteriak.Keduanya menyeruak ke dalam kerumunan tamu yang panik. Melody membelalak saat melihat beberapa orang dengan jubah hitam dan topeng meluncurkan mantra - mantra ke segala arah. Dia menarik tangan Liana lalu berjalan lagi.
"Kita harus mencari Harry, Hermione, dan Ron!" kata Liana, "baiklah!" balas Melody. Namun, saat menemukan ketiganya, mereka bertiga tengah ber-dissaparate, maka Melody langsung ber-dissaparate juga dengan tujuan tempat di mana Hermione berada.
"Di mana kita ?" tanya Liana, "entahlah..." kata Melody. Mereka berdua berada di dalam gang kecil gelap, setelah maju beberapa langkah, mereka sadar bahwa mereka ada di dunia muggle. "Di mana Harry, Hermione, dan Ron ?" tanya Liana lagi, "mungkin mereka mencari tempat untuk bersembunyi." Jawab Melody.
"Baiklah, kemari sebentar," kata Liana kembali menarik Melody ke dalam kegelapan lalu dia mengeluarkan sebuah tas manik - manik kecil yang sama seperti milik Hermione. "Kita perlu berganti pakaian," kata Liana, "yang benar saja Liana, di tempat seperti ini ?" tanya Melody. "Kita tak bisa memikirkan tempat yang lebih baik, dan kau bisa menghilang bukan ? kita bisa gunakan itu dan kau bisa membuatku menghilang... oh lihat ramuan polijusmu mulai pudar." Kata Liana.
-oOo-
Oh hallo ssmuanya!! :'vMaaf banget aku udah hampir satu tahun hiatus *bow
Alasannya banyak jadi nggak bisa aku sebutin satu - satu :'vSebagai permintaan maaf, aku mau triple update buat hari ini. Sekali lagi aku minta maaf yang sebesar - besarnya.
Melody.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody Potter and the Deathly Hallows
RandomMelody harus menyelesaikan misinya yang diberikan Dumbledore. Dia juga harus membantu Harry berburu horcrux. Untuk pertama kalinya Melody tahu kenapa dia hidup, dia tahu siapa dirinya dan apa tujuan hidupnya. Lalu bagaimana hubungannya dengan Niall...