"Terimakasih untuk tumpangan dan bantuanmu Liam, kami sangat tertolong," kata Liana. "Kapanpun kalian butuh bantuan, katakan saja padaku, aku akan membantu dengan senang hati," kata Liam. Liana tersenyum, "kau benar – benar baik hati." Katanya.
"Apa yang akan kalian lakukan setelah ini ?" tanya Melody pada Liam dan Gemma. "Aku akan pergi ke Bristol untuk menemui temanku," jawab Liam, "aku akan ikut dengannya." Kata Gemma.
"Semoga misi kalian berhasil," kata Liam, "kalian juga, semoga kalian selamat," kata Melody. "Kita akan segera bertemu lagi, setelah semua ini selesai," kata Liana. "Tentu saja Liana, kami akan menunggu kalian sembari membantu kalian sebisa kami." Kata Gemma.
Liana tersenyum padanya kemudian memeluk Gemma dengan erat, "terimakasih Gemma," katanya. "Sama – sama, jaga dirimu," kata Gemma. Liana melepaskan pelukannya lalu mengangguk kemudian beralih untuk memeluk Liam saat Gemma mendekati Melody untuk memeluknya.
"Terimakasih Gemma, semua bantuanmu lebih dari cukup untuk kami," kata Melody. "Kau juga Melody, semua perjuanganmu untuk kami, semua itu sangat berharga," kata Gemma. Melody dan Gemma melepaskan pelukan mereka kemudian saling bertukar senyum.
Melody pun beralih pada Liam dan langsung memeluknya. "Terimakasih Liam, terimakasih untuk segalanya," katanya. "Terimakasih kembali Melody, semoga kau kembali dengan selamat," kata Liam. "Kita akan bertemu lagi, aku janji." Kata Melody, "aku akan menunggumu kalau begitu." Kata Liam.
Melody tersenyum sembari melepaskan pelukannya, kemudian dia mendekati Liana yang sudah berjalan menuju pagar rumah Liam. Keduanya menoleh pada Liam dan Gemma lalu melambai,
"Hati – hati!" kata Gemma, "kalian juga!" balas Liana. Kemudian, Melody dan Liana pun meninggalkan rumah Liam untuk pergi ke rumah makan terdekat agar bisa membicarakan rencana mereka dan agar Liam bisa segera pergi menemui temannya.
Liam menghela nafas menatap tempat dimana Melody dan Liana berada beberapa saat yang lalu. Kemudian dia tersenyum miring sembari mengusap tengkuknya. Gemma menghela nafas panjang kemudian berkata,
"Kau mengatakan padanya bukan ? tadi malam ?"
Liam menoleh padanya sebentar kemudian mengangguk menatap langit dan Gemma mengikutinya. "Aku sangat lega karena sudah mengatakannya, terimakasih Gem," katanya. "Kau sangat payah jadi aku perlu memarahimu untuk melakukan itu, benar – benar deh." Kata Gemma.
Liam tertawa kecil, "maaf..." katanya. Gemma menyikutnya dengan jahil, "yang penting kau sudah mengatakannya. Ayolah, kita harus pergi, cepat kemas barang – barangmu." Katanya. "Baiklah Nyonya~" kata Liam.
.
.
"Jadi, aku telah memikirkan bagaimana cara kita pergi kesana," kata Liana ketika dia dan Melody duduk di sudut sebuah rumah makan dengan sepiring biskuit berkaramel di antara mereka dan Liana menunduk menatap catatannya.
"Denga ber-apparate," kata Melody, "ya, lalu aku juga mempertimbangkan tentang penyamaran," kata Liana. "Penyamaran ?" tanya Melody, dahi berkerut bingung. "Penyamaran. Aku berpikir kita mungkin bisa pergi kesana dengan kemampuanmu untuk menghilang, tapi jika ada muggle yang melihat jejak kaki secara tiba – tiba muncul di desa mereka rasanya sangat aneh dan sama saja membongkar rahasia kita. Jadi aku harus mencoret rencana itu." Kata Liana, dia mencoret sesuatu pada catatannya sementara Melody terus mendengarkan tanpa mengatakan apapun.
"Yang kedua—mungkin yang paling aman—meminum polijus, kita bisa ber-apparate di dekat Godric Hollow setelah meminum polijus, tapi itu artinya kita harus mencabut rambut dua orang yang ada disini," bisik Liana, dia pun memandang sekitar dengan hati – hati, "bagaimana menurutmu ?" tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody Potter and the Deathly Hallows
RandomMelody harus menyelesaikan misinya yang diberikan Dumbledore. Dia juga harus membantu Harry berburu horcrux. Untuk pertama kalinya Melody tahu kenapa dia hidup, dia tahu siapa dirinya dan apa tujuan hidupnya. Lalu bagaimana hubungannya dengan Niall...